Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 dilakukan untuk dan atas nama perseroan oleh anggota direksi setelah pengangkatannya batal adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pribadi anggota direksi yang bersangkutan.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Menurut KUHD pengurus perseroan terbatas yang lazimnya disebut direksi merupakan salah satu organ perseroan terbatas yang harus ada dengan tugas melakukan kepengurusan serta mewakili perseroan terbatas, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Pasal 44 KUHD menentukan bahwa setiap perseroan harus diurus oleh beberapa pengurus yang harus diangkat oleh para pemegang saham untuk masa jabatan tertentu. Artinya, pengurus perseroan terbatas tidak boleh diangkat selama-lamanya. Pada umumnya, jabatan anggota direksi ditetapkan untuk jangka waktu paling lama lima tahun dengan hak untuk dipilih dan diangkat kembali berdasarkan keputusan RUPS. Direksi ini bisa berasal dari pemegang saham atau bisa orang lain. Bahkan, dalam hal tertentu jabatan direksi sekaligus dipegang oleh pemegang saham. 27 Menurut teori organisme dari Otto von Gierke, pengurus adalah organ atau alat perlengkapan dari badan hukum. Seperti halnya manusia mempunyai organ-organ seperti kaki, tangan, panca indera dan karena setiap gerakan organ-organ itu dikehendaki atau diperintahkan oleh otak manusia, berarti setiap gerakan atau aktifitas pengurus badan hukum dikehendaki atau diperintahkan oleh oleh badan hukum itu sendiri. Sebaliknya, menurut Paul Scholten, pengurus mewakili badan hukum. Berdasarkan analog pendapat Gierke dan Paul Scholten, direksi bertindak mewakili 27 Rachmadi Usman, Op.cit, hal. 163-164. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 perseroan sebagai badan hukum. Hakikat dari perwakilan bahwa seseorang melakukan sesuatu perbuatan untuk kepentingan orang lain atas tangung jawab dari orang itu. 28 Kata “pengurusan sehari-hari Perseroan“ ini sejalan dengan pandangan para ahli di bidang hukum bisnis yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan pengurusan atau dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah “beheer van daden“ adalah tiap-tiap perbuatan yang perlu atau termasuk golongan perbuatan yang biasa dilakukan untuk mengurus atau memelihara perserikatan perdata. Pasal 92 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas mengatakan bahwa Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Ketentuan ini merupakan penyempurnaan rumusan Pasal 82 ayat 1 jo Pasal 85 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas. Menurut Pasal 92 ayat 1 jo Pasal 1 ayat 5 UUPT dapat diketahui bahwa tugas, wewenang dan tanggung jawab Direksi adalah mengurus Perseroan beheer van daden, antara lain pengurusan sehari-hari Perseroan. 29 Demikian tentunya tidak berbeda jika bentuk perusahaan tersebut adalah Perseroan Terbatas. Lingkup norma hukum perbuatan “mengurus“ Perseroan itu pada dasarnya ada dua yaitu: beheer van daden dan beschikking van daden. Yang biasanya dirumuskan dalam Anggaran Dasar Perseroan Terbatas adalah kaedah “beschikking daden“ dengan kaedah “larangan”. Di dalam UUPT yang baru juga terdapat rumusan “beschikking daden“ sebagaimana dapat dilihat di dalam ketentuan Pasal 102 ayat 1 28 Nindyo Pramono, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Dalam Kaitannya Dengan Peraturan Hukum di Bidang Ekonomi dan Usaha Melikuidasi KUHD secara Keseluruhan, Makalah disajikan pada Seminar Regional Pelaksanaan Undang-Undang Perseroan Terbatas bagi Perkembangan Dunia Usaha di Indonesia, Banjarmasin, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UNLAM bekerjasama dengan Ikatan Notaris Indonesia Cabang Kalimantan Selatan, 1995, hal. 8. 29 Nindyo Pramono, Tanggung Jawab Dan Kewajiban Pengurus Pt Bank Menurut Uu No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Buletin Hukum Perbankan Dan Kebanksentralan Volume 5 Nomor 3, Desember 2007, hal. 15 Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 yang mengatakan bahwa Direksi wajib meminta persetujuan RUPS seperti untuk mengalihkan kekayaan Perseroan, atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan, yang merupakan lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. 30 d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Yang dimaksud dengan “mengambil tindakan untuk mencegah timbul dan Direksi selaku organ dalam perseroan, mempunyai tanggung jawab masing- masing. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan. Pengurusan perseroan sebagaimana dimaksud, wajib dilaksanakn setiap anggota direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.Yang dimaksud dengan “penuh tanggung jawab” adalah memperhatikan perseroan dengan seksama dan tekun. Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan jika yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya dengan tidak bertanggung jawab dan tidak beritikad baik. Dalam hal direksi terdiri atas dua anggota direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. Anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan apabila dapat membuktikan : a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. c. Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian, dan 30 Prasetya,Rudh y, Kedudukan Mandiri dan Pertanggungjawaban dari Perseroan Terbatas, Surabaya : Airlangga University Press, 1983, hal. 67. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 berlanjutnya kerugian” termasuk juga langkah-langkah untuk memperoleh informasi mengenai tindakan pengurusan yang dapat mengakibatkan kerugian, antara lain melalui forum rapat direksi. Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan. Ketentuan anggota direksi tidak dapat diminta pertanggungjawaban tersebut, tidak mengurangi hak anggota direksi lain danatau anggota dewan komisaris untuk mengajukan gugatan atas nama perseroan. 31 Peran direksi dalam perseroan terbatas dapat diumpamakan dengan peran para pemain dalam suatu kesebelasan sepakbola, yang berposisi sebagai pemain penyerang, pemain pertahanan dan penjaga gawang. Peran direksi sebagai pemain penyerang adalah mengaplikasikan segala macam strategi bisnis guna meraih keuntungan finansial sebesar mungkin. Keuntungan finansial yang telah diraih merupakan goal atau sasaran final yang telah direncanakan dalam rancangan sebelumnya. Peran direksi sebagai pemain pertahanan adalah mempertahankan keuntungan finansial yang telah diraih dan menyusun strategi bisnis berikutnya agar keuntungan finansial yang telah diraih semakin bertambah besar dan tidak berkurang sedikitpun. Penyusunan strategi bisnis Dalam hal tindakan direksi merugikan perseroan, pemegang saham yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang perseroan terbatas, dapat mewakili perseroan untuk melakukan tuntutan atau gugatan terhadap direksi melalui pengadilan. 31 Pasal 97 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 senantiasa berubah karena kondisi bisnis yang selalu fluktuatif. Selama rancangan strategi bisnis kondusif dengan iklim bisnis, selama itu pula perseroan atau perusahaan meraih keuntungan, sehingga perseroan semakin berkembang pesat dan pada akhirnya menjadi perusahaan raksasa besar. Sedangkan peran direksi sebagai penjaga gawang adalah mengamankan dan menjaga keutuhan aset-aset perseroan terbatas agar tidak ada secuilpun yang keluar atau terlepas dari ruang lingkup penguasaan perseroan yang membawa kerugian terhadap perseroan terbatas. 32 Saat ini di dunia hukum perusahaan yang ada teori yang disebut dengan teori Business Judgement Rule, suatu doktrin yang menetapkan bahwa direksi suatu perusahaan tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari suatu tindakan pengambilan keputusan apabila tindakan direksi tersebut didasari itikad baik dan sifat hati-hati. Dengan prinsip ini, direksi mendapatkan perlindungan sehingga tidak perlu memperoleh justifikasi dari pemegang saham atau pengadilan atas keputusan mereka dalam pengelolaan perusahaan. Gugatan yang diajukan dewan komisaris adalah dalam rangka tugas dewan komisaris melaksanakan fungsi pengawasan atas pengurusan perseroan yang dilakukan oleh direksi. Untuk mengajukan gugatan tersebut, dewan komisaris tidak perlu bertindak bersama-sama dengan anggota direksi lainnya dan kewenangan dewan komisaris tersebut tidak terbatas hanya dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan kepentingan. 33 Menurut Sutan Remy Sjahdeini, berdasarkan Business Judgement Rule, pertimbangan bisnis para anggota direksi tidak dapat ditantang atau diganggu gugat 32 Anisitus Amanat, Pembahasan Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995 dan Penerapannya dalam Akta Notaris, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996, hal. 128. 33 Jamin Ginting, Op.cit, hal. 119. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 atau ditolak, baik oleh pengadilan maupun pemegang saham. Para anggota direksi tidak dapat dibebani tanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul karena telah diambilnya suatu pertimbangan bisnis oleh anggota direksi yang bersangkutan sekalipun pertimbangan itu keliru, kecuali dalam hal-hal tertentu. Selanjutnya, dikatakan bahwa Business Judgement Rule adalah : a presumption that in making a business decision, the directors of corporation acted on an informed basis in good faith and in a honest belief that the action was taken in the best interest of the company”. 34 Business Judgement Rule dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi direksi agar dalam melakukan tugasnya tidak perlu takut terhadap ancaman tanggung jawab pribadi. Dengan kata lain, Business Judgement Rule mendorong direksi untuk lebih berani mengambil resiko daripada terlalu hati-hati. Prinsip tersebut juga mencerminkan asumsi bahwa pengadilan tidak dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam bidang bisnis ketimbang direksi. Hal ini disebabkan para hakim pada umumnya tidak memiliki keterampilan kegiatan bisnis dan baru mulai mempelajari permasalahan setelah terjadi fakta-fakta. Namun Business Judgement Rule hanya berlaku pada pertimbangan atau keputusan bisnis, termasuk keputusan untuk tidak Berdasarkan hal tersebut di atas, Business Judgement Rule pada pokoknya mengasumsikan bahwa dalam membuat suatu keputusan bisnis, direksi dari suatu perusahaan bertindak atas dasar informasi yang dimilikinya dengan itikad baik dan dengan keyakinan bahwa tindakan yang diambil adalah semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Doktrin ini pada prinsipnya mencegah campur tangan judusial terhadap tindakan direksi yang didasari itikad baik dan kehati-hatian dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang sah menurut hukum. 34 Sutan Remy Sjahdeini, Tanggung Jawab Pribadi Direksi dan Komisaris, Jurnal Hukum Bisnis Volume 14, Jakarta : Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, 2001, hal. 12. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 bertindak. Prinsip tersebut tidak dapat diterapkan dalam hal tidak ada keputusan bisnis yang diambil. Akan tetapi sejauh mana Business Judgement Rule dapat diterapkan oleh pengadilan di luar konteks pengambilan keputusan , hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipastikan. 35 Penerapan Business Judgement Rule dalam konteks pengambilan keputusan oleh direksi dapat mengundang kontroversi. Lebih-lebih lagi, terhadap penerapannya pada isu-isu yang terkait dengan pengendalian perusahaan. Sebagai contoh, pengadilan Delaware, Inggris telah menetapkan bahwa Business Judgement Rule dapat diterapkan sekalipun dalam transaksi-transaksi mendasar perusahaan, seperti pengambilan takeover . Dewan direksi dari City Investing Company menolak tender over atas sahamnya, yang dilakukan oleh Tamco Enterprises. Kemudian, pemegang saham mengajukan derivative action terhadap direksi dengan dalil bahwa direksi tersebut tidak mempunyai tujuan bisnis yang tepat dalam menolak tender offer tersebut, tetapi hanya mendasarkan keputusan pada keinginan utnuk tetap bertahan sebagai direksi sehingga karenanya melanggar “fiduciary duty” . Dalam permasalahan ini, Mahkamah Agung Delaware 1984 menolak gugatan pemegang saham tersebut dengan menerapkan Business Judgement Rule. 36 Selanjutnya direksi tidak berwenang mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri kepada pengadilan niaga sebelum memperoleh persetujuan RUPS, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam UU No. 37 Tahun 2004 Jadi, direksi tidak perlu takut mengambil keputusan bisnis sepanjang keputusan itu diambil berdasarkan itikad baik dan tidak melanggar fiduciary duty serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 35 Jamin Ginting, Op.cit, hal. 120-121. 36 Taqyuddin Kadir, dalam situs : http:www.taqlawyer.blogspot.com2006_09_01_archive.html. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Permohonan pengajuan pailit dilakukan pada pengadilan niaga. Dalam hal kepailitan terjadi tehradap perseroan karena kesalahan atau kelalaian direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota direksi dalam jangka waktu lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Anggota direksi tidak bertanggung jawab atas kepailitan perseroan apabila dapat membuktikan : a. Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. c. Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan, dan d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan. Keseluruhan ketentuan sebagaimana dimaksud di atas, berlaku juga bagi direksi dari perseroan yang dinyatakan pailit berdasarkan gugatan pihak ketiga. 37 37 Pasal 104 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

c. Kewenangan Direksi