Pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris dalam Pembagian

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 Penegasan dalam Pasal 71 ayat 3, Dividen hanya boleh dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba positip. Kemungkinan Perseroan membagikan dividen interim diatur dalam Pasal 72 UU yang sebelumnya tidak diatur dalam UU No.1 1995 dengan ketentuan kemungkinan untuk membagikan deviden interim diatur dalam anggaran dasar. Pembagian dividen interim dapat dilakukan apabila : a. jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil dari jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib; b. tdak mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada kreditor atau mengganggu kegiatan Perseroan. c. apabila ternyata pada akhir tahun Perseroan mengalami kerugian maka dividen interim yang telah dibagikan diminta untuk dikembalikan dan apabila tidak dikembalikan maka Direksi atau Dewan Komisaris yang bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan.

G. Pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris dalam Pembagian

Dividen Interim Menurut UU No. 40 Tahun 2007 UU No. 40 Tahun 2007 banyak membawa perombakan besar. Undang-undang ini mengganti UU 1 Tahun 1995 dengan jumlah pasal hampir 160 pasal. Mulai dari pendirian, misalnya. Pengusaha dan notaris perlu memperhatikan jangka waktu pengajuan status badan hukum. Permohonan tersebut dilayangkan kepada Departemen Hukum dan HAM Dephukham. Jika perusahaan hendak mengubah anggaran dasar AD perseroan harus dilakukan dengan membeberkan alasan yang kuat. Misalnya, apakah akan menjadi PT Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 Terbuka Tbk. Sebuah PT Tbk sendiri memiliki beberapa kriteria, misalnya dimiliki oleh 300 pemegang saham serta punya Rp3 miliar modal. Satus Tbk ini efektif sejak didaftarkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan Bapepam-LK Depkeu. Kriteria terbuka ini juga bisa dengan cara penawaran saham offering. Kalau ternyata offering tak dilakukan, perseroan tersebut kembali ke status tertutup. UU No. 40 Tahun 2007 ini juga melarang pengeluaran saham issue untuk dimiliki sendiri. Demikian pula oleh anak perusahaannya. Perseroan dilarang mengeluarkan saham untuk dimiliki oleh perusahaan yang secara langsung maupun tak langsung dimiliki oleh PT tersebut. Ketentuan ini tak susah diterapkan. Memang, menelusuri silsilah perusahaan bagai mengurai benang ruwet. Namun, secara akuntansi, hal tersebut tak mustahil. Semua akan muncul dalam laporan keuangan konsolidasi. UU No. 40 Tahun 2007 ini juga membongkar ketentuan tentang pembelian kembali saham buy-back. UU lawas masih membolehkan buy-back. Asal, tidak boleh menguasai lebih dari 10 persen dari saham yang dikeluarkan. Lagian, sumber dana buy-back kudu dari laba bersih. UU No. 40 Tahun 2007 UU No. 40 Tahun 2007 ini menambahkan, saham buy- back tidak berhak atas suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Saham ini juga tak berhak atas dividen. Selain itu, saham buy-back hanya boleh digenggam oleh perseroan selama tiga tahun. Jika tidak dijualke lain pihak, maka perusahaan harus mengurangi modalnya penghapusan saham buy-back. Sama halnya dengan Pasal 33 ayat 1 UU Penanaman Modal UU PM, UU No. 40 Tahun 2007 ini mengharamkan nominee arrangement. Artinya, tidak akan dikenal saham atas tunjuk. “Yang ada hanya saham atas nama. Tak boleh pemegang Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 saham menunjuk pihak lain menguasai sahamnya. Dengan kata lain, siapa yang memiliki sahamnya, dialah yang diakui sebagai pemegang saham. Selain itu, dewan direksi wajib memperkenalkan rencana kerja kepada pemegang saham. Artinya, mereka wajib menyajikan laporan keuangan setelah 6 bulan tahun buku terakhir di hadapan pemegang saham. Seperti normalnya, UU No. 40 Tahun 2007 ini membolehkan klasifikasi saham. Artinya, perusahaan berhak menerbitkan saham dengan seri berbeda, dalam nominal yang berbeda pula, jadi boleh saja menerbitkan saham seri A, B, C, dan seterusnya. Jenis saham ini hanya ada dua, yaitu saham berhak suara dan saham tak pakai hak suara. Satu saham hanya berlaku satu suara. Jadi tidak ada hak suara terbatas atau saham dengan hak suara istimewa. Semangatnya adalah UUD 1945 Pasal 33. Semua pihak punya kesempatan yang sama, sehingga tak ada hak suara terbatas. Kalaupun memiliki hak khusus, itu hanya untuk pencalonan anggota direksi dan komisaris. Hak istimewa ini bukannya hak veto. Di dalam Pasal 46 ayat 4 UU No. Tahun 1995 dikenal beberapa klassifikasi saham dalam berbagai jenis, yaitu : 66 66 Rachmadi Usman, Op.cit, hal. 104-105. 1. Saham dengan hak suara yang : a. khusus b. bersyarat c. terbatas, atau d. tanpa hak suara 2. Saham yang setelah jangka waktu tertentu dapat : a. ditarik kembali. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 b. ditukar dengan klassifikasi saham yang lain. 3. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima : a. pembagian dividen secara kumulatif. b. pembagian dividen secara non kumulatif. 4. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian dividen dan sisa kekayaan perseroan dalam likuidasi. Pemegang saham berhak atas dividen. Dividen tersebut disisihkan dari saldo laba bersih positif. Pembagian dividen dapat dilakukan jika sudah balik modal. Artinya, jika akumulasi rugi dari total tahun berjalan bisa ditutup, barulah perusahaan bisa membagi dividen. UU No. 40 Tahun 2007 ini juga mengakui dividen yang dibagi di tengah tahun buku interim. Dividen interim ini bisa dibagikan asal bisa diprediksi bakal terjadi laba positif di akhir tahun. Kalau ternyata merugi, dividen tersebut wajib dikembalikan. Jika tidak dikembalikan, direksi dan komisaris harus tanggung renteng.

H. Pokok-Pokok Perbedaan antara UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995