Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
b. ditukar dengan klassifikasi saham yang lain. 3. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima :
a. pembagian dividen secara kumulatif. b. pembagian dividen secara non kumulatif.
4. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian dividen dan sisa kekayaan
perseroan dalam likuidasi. Pemegang saham berhak atas dividen. Dividen tersebut disisihkan dari saldo
laba bersih positif. Pembagian dividen dapat dilakukan jika sudah balik modal. Artinya, jika akumulasi rugi dari total tahun berjalan bisa ditutup, barulah perusahaan bisa
membagi dividen. UU No. 40 Tahun 2007 ini juga mengakui dividen yang dibagi di tengah tahun buku interim. Dividen interim ini bisa dibagikan asal bisa diprediksi
bakal terjadi laba positif di akhir tahun. Kalau ternyata merugi, dividen tersebut wajib dikembalikan. Jika tidak dikembalikan, direksi dan komisaris harus tanggung renteng.
H. Pokok-Pokok Perbedaan antara UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995
dan No. 40 Tahun 2007
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT mengatur lebih tegas tentang tanggung jawab direksi dan dewan komisaris. Bahkan UU
itu memungkinkan direksi maupun komisaris untuk digugat ke pengadilan oleh pemegang saham, bila keduanya terbukti melakukan kesalahan atau kelalaian yang
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Setidaknya, Anda bisa membaca klausulnya dalam tabel di bawah.
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
Sebenarnya, ketentuan tentang tanggung jawab direksi dan komisaris yang ada dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, tak
jauh beda dengan UU PT yang lama UU No. 1 Tahun 1995. Namun, dalam UU PT yang baru ini, tanggung jawab itu dipertegas dan disempurnakan. Tujuannya supaya
direksi dan komisaris itu tidak main-main dalam menjalankan usaha. Seperti diketahui, lebih dari 13 klausul dalam Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 yang mengatur tentang tanggung jawab direksi dan komisaris. Walaupun mengatur tanggung jawab secara tegas, namun masih ada pasal lain yang memberi
ruang gerak bagi direksi dan komisaris untuk membela diri. Salah satunya diatur dalam Pasal 97.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengatur :
Pasal 97 Ayat 3
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2.
Ayat 4
Dalam hal Direksi terdiri atas 2 dua anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berlaku secara tanggung renteng bagi setiap
anggota Direksi.
Ayat 6
Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan.
Pasal 114 Ayat 3 Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas
kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat 2
Ayat 6 Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110
satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan
kerugian pada Perseroan ke pengadilan negeri. Dalam pasal itu, direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
perusahaan, apabila dia dapat membuktikan salah satu dari 4 hal yang dikecualikan. Pertama, kerugian yang ditimbulkan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya, kedua,
direksi telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Ketiga, tidak mempunyai
benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian, dan keempat telah mengambil tindakan untuk mencegah
timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Demikian pula dengan tanggung jawab direksi dalam hal terjadinya kepailitan
di perusahaan yang dia pimpin, direksi dapat dibebaskan dari tanggung jawab membayar seluruh kewajiban perusahaan yang diputus pailit, asalkan dia bisa
membuktikan tidak bersalah dan tidak lalai dalam menjalankan roda perusahaan. UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 104, mengatur :
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
Ayat 2 Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terjadi karena
kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung
renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
Ayat 4 Anggota Direksi tidak bertanggungjawab atas kepailitan Perseroan
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 apabila dapat membuktikan: a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggungjawab untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan; c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang dilakukan; dan d. telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
Lantas, apakah semua anggota direksi bisa melakukan perbuatan yang mewakili perseroan? Pada prinsipnya dapat. Hal ini berlaku juga dengan tanggung jawabnya.
Semua anggota direksi, bertanggung jawab dan tidak bisa saling menyalahkan bila ada kerugian perusahaan.
Komisaris juga harus bertanggungjawab seperti halnya direksi. Pengaturan tentang tanggung jawab komisaris ini adalah hal yang baru, yang sebelumnya tidak
diatur dalam UU No. 11995. Sama halnya dengan direksi, dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dimungkinkan juga bagi komisaris untuk tidak dapat
dipertanggungjawabkan atas kerugian perusahaan. UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 114, mengatur :
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
Ayat 5 Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 apabila dapat membuktikan: a. telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan c. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut. UU No. 40 Tahun 2007 bahkan mengatur adanya komisaris utusan. Sebenarnya
komisaris utusan ini sudah lama dikenal di negara lain. Tugas dari komisaris utusan hampir mirip dengan compliance director, yang ada dalam ranah perbankan. Sehingga
setiap perusahaan harus mengatur komisaris utusan di dalam anggaran dasar masing- masing.
komisaris utusan seperti halnya komisaris yang lain. Bedanya, komisaris utusan lebih rutin di kantor, sehingga dia bisa mengontrol lebih efektif. Oleh karena itu, rapat
dewan komisaris menentukan, salah satu diantara mereka untuk menjadi komisaris utusan. Tugasnya, melaksanakan fungsi dari dewan komisaris from day to day. Hanya
saja, komisaris ini tidak bisa menindak dalam melakukan pengawasan. Sebab, menurutnya, keputusan mengenai penindakan tetap pada dewan komisaris. Menurut
Partomuan, ketentuan lebih lanjut tentang komisaris utusan ini juga akan diatur dalam Peraturan Pemerintah PP.
Selain komisaris utusan, dalam UU No. 402007 juga dimungkinkan dibentuk komite oleh dewan komisaris dalam melakukan pengawasan. Komite ini meliput i
komite audit, komite remunerasi dan komite nominasi.
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 121, mengatur :
Ayat 1 Dalam menjalankan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
108, Dewan Komisaris dapat membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris.
Ayat 2 Komite sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertanggung jawab kepada
dewan komisaris.
Penjelasan Pasal 121 ayat 1 UU No. 402007, meyatakan bahwa yang dimaksud
dengan komite, antara lain komite audit, komite remunerasi, dan komite nominasi
Aturan yang lebih ketat tentang tanggung jawab direksi dan komisaris ini, ditujukan supaya jelas pakem yang harus dilakukan keduanya, jika dikemudian hari
perusahaan yang mereka pimpin kolaps. Berikut ini beberapa perbedaan peraturan mengenai perseroan terbatas berdasarkan KUHD, UU No. 1 Tahun 1995 dan UU No.
40 Tahun 2007.
Perbedaan Peraturan antara KUHD, UU No. 1 Tahun 1995 dan UU NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.
No HAL
KUHD Undang undang
No 1 tahun 1995 Undang undang
No. 40 tahun 2007
1 Definisi PT
PT adalah tiap tiap persekutuan
perdata yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan
tidak di bawah satu nama
bersama PT adalah badan
hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian ,
melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham
Badan Huku yang merupakan
persekutuan modal. Didirikan
berdasarkan perjanjian,
melakuka kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham
2 Tanggung jawab
Tidak ada ketentuan tentang
Tidak ada ketentuan tentang
Adanya tanggung jawab social dari
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
social dan lingkungan
tanggung jawab social dan
lingkungan yang harus dilakukan
oleh PT tanggung jawa
social dan lingkungan yang
harus dilakukan oleh PT
perusahaan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat bagi masyarakat
pada umumnya
3 Kedudukan Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS
Pemeriksaan dan pengesahan
Perseroan terbatas
dilakukan oleh para persero
Rapat Umum Pemegang Saham
merupakan organ tertinggi dalam
Perseroan Terbatas Rapat Umum
pemegang Saham mempunyai
kedudukan yang sama dengan
Direksi dan Komisaris dalam
Perseroan Terbatas.
4 Komisaris
Dalam KUHD ataupun dalam
Anggaran Dasar tidak
mengharuskan adanya organ
Komisaris. Kalaupun ada
Komisaris merupakan organ
Perseroan Terbatas yang
bertugas mengawasi
pengurus saja Komisaris
merupakan organ perseroan Terbatas
yang melakukan pengawasan dan
memberi nasehat kepada Direksi.
Komisaris merupakan bagian
dari Dewan Komisaris. Di
mana Dewan Komisaris
merupakan organ Perseroan terbatas
yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberi nasihat
kepada Direksi
5 Perubahan
Anggaran Dasar Tidak ada
ketentuan tentang perubahan
Anggaran Dasar. Perubahan
Anggaran Dasr Perseroan Terbatas
harus mendapatkan persetujuan
menteri Perubahan
Anggaran Dasar perseroan yang
telah dinyatakan Pailit, tidak dapat
dilakukan. Kecuali dengan persetujuan
Kurator.
6 Stuktur
Permodalan Tidak ada
ketentuan tentang jumlah modal
dasar. Modal yang
ditempatkan Modal dasar
Perseroan Terbatas paling sedikit Rp.
20.000.000,- pasal 25 ayat 1.
Modal yang Modal dasar
Perseroan terbatas paling sedikit Rp.
50.000.000,- pasal 32 ayat1.
Modal yang
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
paling sedikit 20 dari modal
dasar. Modal yang di
setor paling sedikit 10 dari
modal
yang ditempatkan.
ditempatkan paling sedikit 25 dari
modal dasar. Modal yang disetor
paling sedikit 50 dari modal yang
ditempatkan. ditempatkan paling
sedikit 25 dari modal dasar.
Modal yang disetor paling sedikit
100 dari modal yang ditempatkan
7 Jangka waktu
kewenangan Komisaris dalam
hal Penambahan modal
Tidak ada ketentuan tentang
jangka waktu RUPS dapat
menyerahkan kewennangan
kepada komisaris dalam hal
Penembahan modal
RUPS dapat menyerahkan
kepada Dewan Komisaris dalam
hal Penambahan modal untuk
jangka
waktu paling lama 5
tahun RUPS dapat
menyerahkan kepada Dewan
Komisaris dalam hal Penambahan
modal untuk jangka waktu paling lama
1 tahun
8 Ketentuan Saham
tanpa nilai Nominal
Tidak ada ketentuan tentang
saham tanpa nilai nominal
Saham tanpa nominal tidak bisa
di keluarkan Kemungkinan
pengeluaran saham tanpa nilai nominal
di dalam peraturan perundang
undangan di bidang pasar modal.
9 Temapat
diadakannya Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS
Pemberitahuan segala
keuntungan atau kerugian dsapat
dilakuka dalam suatu rapat
umum, baik dengan
mengirimkan suatu daftar
untung rugi terhadap tiap tiap
persero pemegang saham
atau membuat daftar
perhitungan sementara dan di
umumkan kepada semua persero
Tempat diadakan Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS di tempat
kedudukan perseroan tempat
perseroan melakuakn
kegiatan usahanya. RUPS diadakan di
tempat kedudukan Perseroan, tempat
perseroan melakuakn
usahanya, ditempat kedudukan di mana
saham perseroan di catatkan dan
tempat diadakan dapat di manapun
di wilayah Indonesia jika
seluruh pemegang saham
menyetujuinya secara bulat
10 Permintaan penyelenggaran
Para pengurus harus tiap tiap
Pemegang saham dapat meminta
Dewan Komisaris dapat meminta
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS tahun sekali
memberitahuka segala
keuntungan dan juga kerugian
yang di peroleh kepada semua
persero penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham
kepada Direksi atau Komisaris
penyelenggraan rapat Umum
Pemegang Saham kepada Direksi
11 Pengambilan
keputusan Dalam hal
Pengambilan keputusan
berdasarkan musyawarah
untuk mufakat tidak tecapai,
maka keputusan di ambil
berdasarkan suara terbanyak
dari pada pemegang saham
Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, keputusan
diambil berdasarkan suara
terbanyak biasa dari jumlah suara
yang dikeluarkan secara sah
Dalam hal Pengambilan
keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai. Keputusan adalah sah jika di
setujui lebih dari ½ bagian dari jumlah
saham yang dikeluarkan
12 Orang yang tidak dapat menjadi
Anggota Direksi Tidak ada
ketentuan tentang Orang yang tidak
dapat menjadi Anggota Direksi.
Anggaran Dasar menentukan
bahwa yang dapat diangkat
menjadi Direksi adalah Warga
Negara Indonesia Orang yang pernah
di hukum karena melakukan tindak
pidana yang merugikan
keuangan Negara dalam waktu 5
tahun sebelum pengangkatan tidak
dapat dijadikan Direksi
Orang yang pernah di hukum karena
melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan Negara
13 Dasar pendirian
Perseroan Terbatas
KUHD tidak menyebutkan
secara tegas bahwa PT
didrikan berdasarkan
perjanjian,
dan PT didirikan oleh
2 dua orang atau lebih. Dalam
praktek yang berlaku KUHD
Dalam undang undang ini
disebutkan secara jelas bahwasannya
PT didirikan berdasarkan
perjanjian Pasal 1 ayat 1.
PT didirikan oleh 2 dua orang atau
lebih pasal 7 ayat 1 . Undang
Dalam undang undang ini
disebutkan secara jelas bahwasannya
PT didirikan berdasarkan
perjanjian Pasal 1 ayat 1.
PT didirikan oleh 2 dua orang atau
lebih pasal 7 ayat 1 . Undang
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
menganut prinsip perjanjian pada
waktu pendirian PT, sehingga
harus didirikan oleh 2 dua
orang , sedangkan
setelah PT disahkan dianut
prinsip institusi sehingga
pemegang sahamnya dapat
menjadi 1 satu orang
pemegang saham tunggal
undang ini scara konsisten
mempertahankan komposisi tersebut,
dalam hal setelah PT disahkan
pemegang saham kurang dari 2 dua
orang , dalam waktu paling lama
6 enam bulan terhitung sejak
keadaan tersebut pemegang saham
yang bersangkutan wajib mengalihkan
sebagian sahamnya kepada orang lain.
Dalam hal setelah lewat 6 enam
bulan pemegang saham kurang dari
2 dua orang, pemegang saham
bertanggung jawab secara pribadi atas
segala perikatan atau kerugian
perseroan dan pengadilan negeri
dapat membubarkan
Perseroan atas permohonan pihak
yang berkepentingan.
Ketentuan yang mewajibkan
Perseroan didirikan oleh 2 dua orang
atau lebih, tidak berlaku bagi
BUMN undang ini scara
konsisten mempertahankan
komposisi tersebut, dalam hal setelah
PT disahkan pemegang saham
kurang dari 2 dua orang , dalam
waktu paling lama 6 enam bulan
terhitung sejak keadaan tersebut
pemegang saham yang bersangkutan
wajib mengalihkan sebagian sahamnya
kepada orang lain. -Dalam hal setelah
lewat 6 enam bulan pemegang
saham kurang dari 2 dua orang,
pemegang saham bertanggung jawab
secara pribadi atas segala perikatan
atau kerugian perseroan dan
pengadilan negeri dapat
membubarkan Perseroan atas
permohonan pihak yang
berkepentingan. Ketentuan yang
mewajibkan Perseroan didirikan
oleh 2 dua orang atau lebih, tidak
berlaku bagi Persero yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh
Negara atau perseroan yang
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
mengelola bursa efek, lembaga
kliringdan penjaminan,
lembaga penyimpanan dan
penyelesaian , dan lembaga lembaga
lain sebagai mana di atur dalam
Undang Undang tentang pasar
modal.
14 PT Tertutup dan PT Terbuka
Dalam KUHD dan Anggaran
Dasar perseroan tidak mengatur
Dalam Undang Undang ini
mengatur walaupun tidak
secara tegas bahwa PT dibagi atas Pt
Tertutup dan PT Terbuka.
Dan untuk PT Terbuka setelah “
nama Perseroan” ditambah singkatan
kata “Tbk”.
- Dalam Undang
Undang yang baru mengatur walaupun
tidak secara tegas bahwa PT dibagi
atas Pt Tertutup dan PT Terbuka.
Dan untuk PT Terbuka setelah “
nama Perseroan” ditambah singkatan
kata “Tbk”.
15 Penggunaan Laba
untuk menutup kerugian,
Perseroa dapat membentuk dana
cadangan Pasal 48 KUHD, akan
tetapi KUHD dan Anggaran
Perseroan tidak menetukan secara
tegas jumlah minimal
penyisihan laba bersih untuk
cadangan. Pembagian
keuntunga dibagi menurut cara
yabg ditentukan Dalam Undang
Undang ini, setiap tahun buku,
Perseroan wajib menyisihkan
jumlah tertentu dari laba bersih untuk
cadangan. penyisihan
dilakukan sampai cadangan mencapai
sekurang kurangnya 20
dari modal yang ditempatkan.
penggunaan laba bersih termasuk
penentuan jumlah penyisihan untuk
Dalam Undang Undang yang baru,
setiap tahun buku, Perseroan wajib
menyisihkan jumlah tertentu dari
laba bersih untuk cadangan.
Kewajiban penyisihan berlaku
apabila Perseroan mempunyai saldo
laba yang positif penyisihan
dilakukan sampai cadangan mencapai
sekurang kurangnya 20
dari modal yang
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
oleh rapat Umum Tahunan
pemegang Saham .
Keuntungan yang dibagikan
sebagai Deviden yang tidak
diambil dalam waktu 5 lima
tahun setelah disediakan untuk
dibayar, menjadi milik Perseroan.
Pembagian keuntungan
dibagi menurut cara yang
ditentukan oleh Rapat Umum
Tahunan Pemegang Saham
cadangan di putuskan oleh
RUPS. Setelah lima tahun
Deviden yang tidak di ambil di
masukan ke dalam cadangan yang
diperuntukan untuk itu.
ditempatkan. penggunaan laba
bersih termasuk penentuan jumlah
penyisihan untuk cadangan di
putuskan oleh RUPS.
Setelah lima tahun Deviden yang tidak
di ambil di masukan ke dalam
cadangan khusus.
16 Penggabungan, Peleburan ,
Pengambilalihan dan pemisahan
KUHD tidak mengatur.
Dalam anggaran Dasar, tata cara
yangdipakai dalam praktek
berpedoman kepada:
Surat Bank Indonesia tanggal
12 desember 1972 No.
504UUPB. Surat Keputusan
Menteri Keuangan
tanggal 25 maret 1989 No. 278
KMK-011989. Undang-
UndangNo. 7 tahun 1992
tentang Perbankan.
Dalam Undang Undang ini
mengatur mengenai masalah
Peleburan, Penggabungan dan
Pengambilalihan. Penggabungan dan
Peleburan yang terjadi karena
hukum yang kita kenal dengan
istilah Juridische fusie atau Juridical
merger diatur dalam pasal 107
ayat 2. Pelaksanaan lebih
lanjut di atur dalam Peraturan
Pemerintah. Dalam Undang
Undang ini mengatur mengenai
masalah Peleburan, Penggabungan dan
Pengambilalihan. Tetapi tidak
mengatur tentang pemisahan.
Pengambilalihan sahan Perseroan
lain langsung dari pemegang saham
tidak perlu didahului dengan
membuat rancangan
pengambilalihan, ttetapi dilakuka
langsung melalui perundunga dan
kesepakatan oleh pihak yang aka
mengambil alih
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
Peraturan mengenai Pasar
Modal. engan pemegang
saham dengan tetap memperhatikan
Anggaran Dasar Perseroan yang
diambil alih.
17 Tanggung jawab pemegang saham
dan penerobosan tameng badan
hukm piercing the corporate
veil KUHD mengatur
bahawa pemegang saham
tidak bertanggung jawa
untuk lebih daripada jumlah
penuh saham saham itu Pasal
40 ayat 2. KUHD tidak
mengatur tentang penerobosan
tameng badan hukum.
Selain bertanggung jawab pemegang
saham yang terbatas sampai
dengan nilai jumlah saham yang
telah di ambilnya pasal 3 ayat 1
juga penerobosan tersebut dengan
lasan sebagaimana ditentukan dalam
pasal 3 ayat 2. Selain bertanggung
jawab pemegang saham yang
terbatas sampai dengan saham yang
telah di milikinya pasal 3 ayat 1
juga penerobosan tersebut dengan
lasan sebagaimana ditentukan dalam
pasal 3 ayat 2.
18 Pembubaran dan
likuidasi Perseroan
Terbatas Bubar demi
hukum karena perseroan
menderita kerugian sebesar
75 pasal 47.
Di bubarkan oleh Menteri
kehakiman emi kepentingan
umum dalam hal pengesahan
Perseroa di gantungkan pada
suatu syarat pasal 37 ayat
3 dan apabila pengesahan
Perseroan diberikan dengan
tak bersyarat. Pembubaran oleh
menteri kehakiman dapat
di lakuakan Pasal 114 mengatur
tentang dengan jelas pembubaran
perseroa karena: Keputusan RUPS.
Jangka waktu berdirinya yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar
telah berakhir. Penetapan
pengadilan. Menteri
kehakiaman juga tidak dapat
membubarkan Perseroan, yang
dapat membubarkan
Perseroan adalah Badan Peradilan.
Pasal 142 mengatur tentang dengan
jelas pembubaran perseroa karena:
Keputusan RUPS. Jangka waktu
berdirinya yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar telah berakhir.
Penetapan pengadilan.
Putusan Pengadila Niaga.
Karena harta pailit Perseroan yang
telah dinyatakan Pailit berada dalam
keadaan Insolvensi. Dicabutnya izin
usaha Perseroan.
Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.
USU Repository © 2009
setelah mendengar
pendapat Mahkamah
Agung. Dalam KUHD
diatur tiap perseroan yang
dibubarkan harus di bereskan oleh
pengurusnya, kecuali dalam
akta telah diatur suatu tata cara
pemberesan yang lain pasal 56.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN