Pokok-Pokok Perbedaan antara UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 b. ditukar dengan klassifikasi saham yang lain. 3. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima : a. pembagian dividen secara kumulatif. b. pembagian dividen secara non kumulatif. 4. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian dividen dan sisa kekayaan perseroan dalam likuidasi. Pemegang saham berhak atas dividen. Dividen tersebut disisihkan dari saldo laba bersih positif. Pembagian dividen dapat dilakukan jika sudah balik modal. Artinya, jika akumulasi rugi dari total tahun berjalan bisa ditutup, barulah perusahaan bisa membagi dividen. UU No. 40 Tahun 2007 ini juga mengakui dividen yang dibagi di tengah tahun buku interim. Dividen interim ini bisa dibagikan asal bisa diprediksi bakal terjadi laba positif di akhir tahun. Kalau ternyata merugi, dividen tersebut wajib dikembalikan. Jika tidak dikembalikan, direksi dan komisaris harus tanggung renteng.

H. Pokok-Pokok Perbedaan antara UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995

dan No. 40 Tahun 2007 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT mengatur lebih tegas tentang tanggung jawab direksi dan dewan komisaris. Bahkan UU itu memungkinkan direksi maupun komisaris untuk digugat ke pengadilan oleh pemegang saham, bila keduanya terbukti melakukan kesalahan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Setidaknya, Anda bisa membaca klausulnya dalam tabel di bawah. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 Sebenarnya, ketentuan tentang tanggung jawab direksi dan komisaris yang ada dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, tak jauh beda dengan UU PT yang lama UU No. 1 Tahun 1995. Namun, dalam UU PT yang baru ini, tanggung jawab itu dipertegas dan disempurnakan. Tujuannya supaya direksi dan komisaris itu tidak main-main dalam menjalankan usaha. Seperti diketahui, lebih dari 13 klausul dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 yang mengatur tentang tanggung jawab direksi dan komisaris. Walaupun mengatur tanggung jawab secara tegas, namun masih ada pasal lain yang memberi ruang gerak bagi direksi dan komisaris untuk membela diri. Salah satunya diatur dalam Pasal 97. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengatur : Pasal 97 Ayat 3 Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2. Ayat 4 Dalam hal Direksi terdiri atas 2 dua anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi. Ayat 6 Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan. Pasal 114 Ayat 3 Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Ayat 6 Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan ke pengadilan negeri. Dalam pasal itu, direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perusahaan, apabila dia dapat membuktikan salah satu dari 4 hal yang dikecualikan. Pertama, kerugian yang ditimbulkan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya, kedua, direksi telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Ketiga, tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian, dan keempat telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Demikian pula dengan tanggung jawab direksi dalam hal terjadinya kepailitan di perusahaan yang dia pimpin, direksi dapat dibebaskan dari tanggung jawab membayar seluruh kewajiban perusahaan yang diputus pailit, asalkan dia bisa membuktikan tidak bersalah dan tidak lalai dalam menjalankan roda perusahaan. UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 104, mengatur : Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 Ayat 2 Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. Ayat 4 Anggota Direksi tidak bertanggungjawab atas kepailitan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 apabila dapat membuktikan: a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggungjawab untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan d. telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan. Lantas, apakah semua anggota direksi bisa melakukan perbuatan yang mewakili perseroan? Pada prinsipnya dapat. Hal ini berlaku juga dengan tanggung jawabnya. Semua anggota direksi, bertanggung jawab dan tidak bisa saling menyalahkan bila ada kerugian perusahaan. Komisaris juga harus bertanggungjawab seperti halnya direksi. Pengaturan tentang tanggung jawab komisaris ini adalah hal yang baru, yang sebelumnya tidak diatur dalam UU No. 11995. Sama halnya dengan direksi, dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dimungkinkan juga bagi komisaris untuk tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perusahaan. UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 114, mengatur : Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 Ayat 5 Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat 3 apabila dapat membuktikan: a. telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan c. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. UU No. 40 Tahun 2007 bahkan mengatur adanya komisaris utusan. Sebenarnya komisaris utusan ini sudah lama dikenal di negara lain. Tugas dari komisaris utusan hampir mirip dengan compliance director, yang ada dalam ranah perbankan. Sehingga setiap perusahaan harus mengatur komisaris utusan di dalam anggaran dasar masing- masing. komisaris utusan seperti halnya komisaris yang lain. Bedanya, komisaris utusan lebih rutin di kantor, sehingga dia bisa mengontrol lebih efektif. Oleh karena itu, rapat dewan komisaris menentukan, salah satu diantara mereka untuk menjadi komisaris utusan. Tugasnya, melaksanakan fungsi dari dewan komisaris from day to day. Hanya saja, komisaris ini tidak bisa menindak dalam melakukan pengawasan. Sebab, menurutnya, keputusan mengenai penindakan tetap pada dewan komisaris. Menurut Partomuan, ketentuan lebih lanjut tentang komisaris utusan ini juga akan diatur dalam Peraturan Pemerintah PP. Selain komisaris utusan, dalam UU No. 402007 juga dimungkinkan dibentuk komite oleh dewan komisaris dalam melakukan pengawasan. Komite ini meliput i komite audit, komite remunerasi dan komite nominasi. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 121, mengatur : Ayat 1 Dalam menjalankan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108, Dewan Komisaris dapat membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris. Ayat 2 Komite sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Penjelasan Pasal 121 ayat 1 UU No. 402007, meyatakan bahwa yang dimaksud dengan komite, antara lain komite audit, komite remunerasi, dan komite nominasi Aturan yang lebih ketat tentang tanggung jawab direksi dan komisaris ini, ditujukan supaya jelas pakem yang harus dilakukan keduanya, jika dikemudian hari perusahaan yang mereka pimpin kolaps. Berikut ini beberapa perbedaan peraturan mengenai perseroan terbatas berdasarkan KUHD, UU No. 1 Tahun 1995 dan UU No. 40 Tahun 2007. Perbedaan Peraturan antara KUHD, UU No. 1 Tahun 1995 dan UU NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. No HAL KUHD Undang undang No 1 tahun 1995 Undang undang No. 40 tahun 2007 1 Definisi PT PT adalah tiap tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan tidak di bawah satu nama bersama PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian , melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham Badan Huku yang merupakan persekutuan modal. Didirikan berdasarkan perjanjian, melakuka kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham 2 Tanggung jawab Tidak ada ketentuan tentang Tidak ada ketentuan tentang Adanya tanggung jawab social dari Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 social dan lingkungan tanggung jawab social dan lingkungan yang harus dilakukan oleh PT tanggung jawa social dan lingkungan yang harus dilakukan oleh PT perusahaan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya 3 Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Pemeriksaan dan pengesahan Perseroan terbatas dilakukan oleh para persero Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ tertinggi dalam Perseroan Terbatas Rapat Umum pemegang Saham mempunyai kedudukan yang sama dengan Direksi dan Komisaris dalam Perseroan Terbatas. 4 Komisaris Dalam KUHD ataupun dalam Anggaran Dasar tidak mengharuskan adanya organ Komisaris. Kalaupun ada Komisaris merupakan organ Perseroan Terbatas yang bertugas mengawasi pengurus saja Komisaris merupakan organ perseroan Terbatas yang melakukan pengawasan dan memberi nasehat kepada Direksi. Komisaris merupakan bagian dari Dewan Komisaris. Di mana Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan terbatas yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat kepada Direksi 5 Perubahan Anggaran Dasar Tidak ada ketentuan tentang perubahan Anggaran Dasar. Perubahan Anggaran Dasr Perseroan Terbatas harus mendapatkan persetujuan menteri Perubahan Anggaran Dasar perseroan yang telah dinyatakan Pailit, tidak dapat dilakukan. Kecuali dengan persetujuan Kurator. 6 Stuktur Permodalan Tidak ada ketentuan tentang jumlah modal dasar. Modal yang ditempatkan Modal dasar Perseroan Terbatas paling sedikit Rp. 20.000.000,- pasal 25 ayat 1. Modal yang Modal dasar Perseroan terbatas paling sedikit Rp. 50.000.000,- pasal 32 ayat1. Modal yang Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 paling sedikit 20 dari modal dasar. Modal yang di setor paling sedikit 10 dari modal yang ditempatkan. ditempatkan paling sedikit 25 dari modal dasar. Modal yang disetor paling sedikit 50 dari modal yang ditempatkan. ditempatkan paling sedikit 25 dari modal dasar. Modal yang disetor paling sedikit 100 dari modal yang ditempatkan 7 Jangka waktu kewenangan Komisaris dalam hal Penambahan modal Tidak ada ketentuan tentang jangka waktu RUPS dapat menyerahkan kewennangan kepada komisaris dalam hal Penembahan modal RUPS dapat menyerahkan kepada Dewan Komisaris dalam hal Penambahan modal untuk jangka waktu paling lama 5 tahun RUPS dapat menyerahkan kepada Dewan Komisaris dalam hal Penambahan modal untuk jangka waktu paling lama 1 tahun 8 Ketentuan Saham tanpa nilai Nominal Tidak ada ketentuan tentang saham tanpa nilai nominal Saham tanpa nominal tidak bisa di keluarkan Kemungkinan pengeluaran saham tanpa nilai nominal di dalam peraturan perundang undangan di bidang pasar modal. 9 Temapat diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Pemberitahuan segala keuntungan atau kerugian dsapat dilakuka dalam suatu rapat umum, baik dengan mengirimkan suatu daftar untung rugi terhadap tiap tiap persero pemegang saham atau membuat daftar perhitungan sementara dan di umumkan kepada semua persero Tempat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS di tempat kedudukan perseroan tempat perseroan melakuakn kegiatan usahanya. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan, tempat perseroan melakuakn usahanya, ditempat kedudukan di mana saham perseroan di catatkan dan tempat diadakan dapat di manapun di wilayah Indonesia jika seluruh pemegang saham menyetujuinya secara bulat 10 Permintaan penyelenggaran Para pengurus harus tiap tiap Pemegang saham dapat meminta Dewan Komisaris dapat meminta Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tahun sekali memberitahuka segala keuntungan dan juga kerugian yang di peroleh kepada semua persero penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham kepada Direksi atau Komisaris penyelenggraan rapat Umum Pemegang Saham kepada Direksi 11 Pengambilan keputusan Dalam hal Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tecapai, maka keputusan di ambil berdasarkan suara terbanyak dari pada pemegang saham Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak biasa dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah Dalam hal Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai. Keputusan adalah sah jika di setujui lebih dari ½ bagian dari jumlah saham yang dikeluarkan 12 Orang yang tidak dapat menjadi Anggota Direksi Tidak ada ketentuan tentang Orang yang tidak dapat menjadi Anggota Direksi. Anggaran Dasar menentukan bahwa yang dapat diangkat menjadi Direksi adalah Warga Negara Indonesia Orang yang pernah di hukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatan tidak dapat dijadikan Direksi Orang yang pernah di hukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara 13 Dasar pendirian Perseroan Terbatas KUHD tidak menyebutkan secara tegas bahwa PT didrikan berdasarkan perjanjian, dan PT didirikan oleh 2 dua orang atau lebih. Dalam praktek yang berlaku KUHD Dalam undang undang ini disebutkan secara jelas bahwasannya PT didirikan berdasarkan perjanjian Pasal 1 ayat 1. PT didirikan oleh 2 dua orang atau lebih pasal 7 ayat 1 . Undang Dalam undang undang ini disebutkan secara jelas bahwasannya PT didirikan berdasarkan perjanjian Pasal 1 ayat 1. PT didirikan oleh 2 dua orang atau lebih pasal 7 ayat 1 . Undang Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 menganut prinsip perjanjian pada waktu pendirian PT, sehingga harus didirikan oleh 2 dua orang , sedangkan setelah PT disahkan dianut prinsip institusi sehingga pemegang sahamnya dapat menjadi 1 satu orang pemegang saham tunggal undang ini scara konsisten mempertahankan komposisi tersebut, dalam hal setelah PT disahkan pemegang saham kurang dari 2 dua orang , dalam waktu paling lama 6 enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain. Dalam hal setelah lewat 6 enam bulan pemegang saham kurang dari 2 dua orang, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan atau kerugian perseroan dan pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan atas permohonan pihak yang berkepentingan. Ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih, tidak berlaku bagi BUMN undang ini scara konsisten mempertahankan komposisi tersebut, dalam hal setelah PT disahkan pemegang saham kurang dari 2 dua orang , dalam waktu paling lama 6 enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain. -Dalam hal setelah lewat 6 enam bulan pemegang saham kurang dari 2 dua orang, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan atau kerugian perseroan dan pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan atas permohonan pihak yang berkepentingan. Ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih, tidak berlaku bagi Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara atau perseroan yang Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 mengelola bursa efek, lembaga kliringdan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian , dan lembaga lembaga lain sebagai mana di atur dalam Undang Undang tentang pasar modal. 14 PT Tertutup dan PT Terbuka Dalam KUHD dan Anggaran Dasar perseroan tidak mengatur Dalam Undang Undang ini mengatur walaupun tidak secara tegas bahwa PT dibagi atas Pt Tertutup dan PT Terbuka. Dan untuk PT Terbuka setelah “ nama Perseroan” ditambah singkatan kata “Tbk”. - Dalam Undang Undang yang baru mengatur walaupun tidak secara tegas bahwa PT dibagi atas Pt Tertutup dan PT Terbuka. Dan untuk PT Terbuka setelah “ nama Perseroan” ditambah singkatan kata “Tbk”. 15 Penggunaan Laba untuk menutup kerugian, Perseroa dapat membentuk dana cadangan Pasal 48 KUHD, akan tetapi KUHD dan Anggaran Perseroan tidak menetukan secara tegas jumlah minimal penyisihan laba bersih untuk cadangan. Pembagian keuntunga dibagi menurut cara yabg ditentukan Dalam Undang Undang ini, setiap tahun buku, Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan. penyisihan dilakukan sampai cadangan mencapai sekurang kurangnya 20 dari modal yang ditempatkan. penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk Dalam Undang Undang yang baru, setiap tahun buku, Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan. Kewajiban penyisihan berlaku apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang positif penyisihan dilakukan sampai cadangan mencapai sekurang kurangnya 20 dari modal yang Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 oleh rapat Umum Tahunan pemegang Saham . Keuntungan yang dibagikan sebagai Deviden yang tidak diambil dalam waktu 5 lima tahun setelah disediakan untuk dibayar, menjadi milik Perseroan. Pembagian keuntungan dibagi menurut cara yang ditentukan oleh Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham cadangan di putuskan oleh RUPS. Setelah lima tahun Deviden yang tidak di ambil di masukan ke dalam cadangan yang diperuntukan untuk itu. ditempatkan. penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan di putuskan oleh RUPS. Setelah lima tahun Deviden yang tidak di ambil di masukan ke dalam cadangan khusus. 16 Penggabungan, Peleburan , Pengambilalihan dan pemisahan KUHD tidak mengatur. Dalam anggaran Dasar, tata cara yangdipakai dalam praktek berpedoman kepada: Surat Bank Indonesia tanggal 12 desember 1972 No. 504UUPB. Surat Keputusan Menteri Keuangan tanggal 25 maret 1989 No. 278 KMK-011989. Undang- UndangNo. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam Undang Undang ini mengatur mengenai masalah Peleburan, Penggabungan dan Pengambilalihan. Penggabungan dan Peleburan yang terjadi karena hukum yang kita kenal dengan istilah Juridische fusie atau Juridical merger diatur dalam pasal 107 ayat 2. Pelaksanaan lebih lanjut di atur dalam Peraturan Pemerintah. Dalam Undang Undang ini mengatur mengenai masalah Peleburan, Penggabungan dan Pengambilalihan. Tetapi tidak mengatur tentang pemisahan. Pengambilalihan sahan Perseroan lain langsung dari pemegang saham tidak perlu didahului dengan membuat rancangan pengambilalihan, ttetapi dilakuka langsung melalui perundunga dan kesepakatan oleh pihak yang aka mengambil alih Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 Peraturan mengenai Pasar Modal. engan pemegang saham dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Perseroan yang diambil alih. 17 Tanggung jawab pemegang saham dan penerobosan tameng badan hukm piercing the corporate veil KUHD mengatur bahawa pemegang saham tidak bertanggung jawa untuk lebih daripada jumlah penuh saham saham itu Pasal 40 ayat 2. KUHD tidak mengatur tentang penerobosan tameng badan hukum. Selain bertanggung jawab pemegang saham yang terbatas sampai dengan nilai jumlah saham yang telah di ambilnya pasal 3 ayat 1 juga penerobosan tersebut dengan lasan sebagaimana ditentukan dalam pasal 3 ayat 2. Selain bertanggung jawab pemegang saham yang terbatas sampai dengan saham yang telah di milikinya pasal 3 ayat 1 juga penerobosan tersebut dengan lasan sebagaimana ditentukan dalam pasal 3 ayat 2. 18 Pembubaran dan likuidasi Perseroan Terbatas Bubar demi hukum karena perseroan menderita kerugian sebesar 75 pasal 47. Di bubarkan oleh Menteri kehakiman emi kepentingan umum dalam hal pengesahan Perseroa di gantungkan pada suatu syarat pasal 37 ayat 3 dan apabila pengesahan Perseroan diberikan dengan tak bersyarat. Pembubaran oleh menteri kehakiman dapat di lakuakan Pasal 114 mengatur tentang dengan jelas pembubaran perseroa karena: Keputusan RUPS. Jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah berakhir. Penetapan pengadilan. Menteri kehakiaman juga tidak dapat membubarkan Perseroan, yang dapat membubarkan Perseroan adalah Badan Peradilan. Pasal 142 mengatur tentang dengan jelas pembubaran perseroa karena: Keputusan RUPS. Jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah berakhir. Penetapan pengadilan. Putusan Pengadila Niaga. Karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan Pailit berada dalam keadaan Insolvensi. Dicabutnya izin usaha Perseroan. Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008. USU Repository © 2009 setelah mendengar pendapat Mahkamah Agung. Dalam KUHD diatur tiap perseroan yang dibubarkan harus di bereskan oleh pengurusnya, kecuali dalam akta telah diatur suatu tata cara pemberesan yang lain pasal 56.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN