ini yaitu gelandangan dan pengemis. Sehingga program pemberdayaan yang dilaksanakan tepat pada sasarannya.
C. Perencanaan Alternatif Program
Setelah melakukan pengkajian Panti Sosial Bina Karya dapat mengetahui keterampilan apa yang bisa diberikan dan tepat untuk para
gelandangan dan pengemis atau calon Warga Binaan Sosial. Selain itu, pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan ini PSBK
mengadakan kegiatan pembekalan pengetahuan dalam berwirausaha sebagai bentuk alternatif program pemberdayaan. Dalam kegiatan ini
WBS dituntut berperan aktif dan mengeluarkan gagasannya untuk bisa mencari jalan keluar terhadap masalahnya sendiri, agar dapat
mensejahterakan dirinya
sendiri dalam
hidup ditengah-tengah
masyarakat.
4
Tetapi pada kenyataannya pemberdayaan yang dilakukan oleh PSBK “Pangudi Luhur” belum maksimal dilakukan. Keadaan tersebut
selaras dengan pengamatan yang penulis lakukan dalam program pemberdayaan pada keterampilan montir-motor belum dikatakan berhasil,
karena masih banyak alumni Warga Binaan Sosial yang keluar tanpa pekerjaan dan tidak bisa memberdayakan dirinya sehingga kehidupan yang
mereka jalani tetap seperti sedia kala.
4
Observasi Peneliti.
D. Pelaksanaan Program Implementasi
Program keterampilan montir- motor di PSBK”Pangudi Luhur”
Bekasi merupakan upaya untuk memberdayakan gelandangan dan pengemis dalam dunia otomotif serta meningkatkan potensi mereka dalam
bidang tersebut. Pelaksanaan pemberdayaan gelandangan dan pengemis pada program keterampilan montir-motor terdiri dari beberapa tahapan.
a. Pemberian materi keterampilan
Pada tahap ini para peserta pelatihan diberikan materi tentang komponen-komponen
mesin motor,
fungsi-fungsinya dan
bagaimana tata cara mengoprasikan mesin tersebut. Tahapan ini berjalan selama satu bulan dalam pemberian materi tentang
keterampilan WBS dikumpulkan dikelas yang telah ada didalam panti. Dalam pemberian materi ini WBS harus mendengarkan para
instruktur keterampilan yang memberikan materi didepan kelas. Dalam memberikan materi ini, pekerja sosial juga dapat
mengetahui WBS atau peserta yang mempunyai minat dan bakat dalam mengikuti keterampilan tersebut. Seperti yang diungkapkan
oleh Drs. Alimin pendamping keterampilan montir motor kepada penulis :
“Kalau penyeleksian tentang keterampilan itu baru ada , setiap warga binaan sosial yang datang ke PSBK akan diberikan
pengarahan, pengenalan tata tertib panti dan kegiatan yang ada di PSBK. Nah dengan seperti itu mereka bisa tau apa keterampilan
yang diminati oleh mereka, dan kami juga sebagai pekerja sosial
dapat mengetahui WBS yang benar-benar minat dan mempunyai bakat dibidang keterampilan tertentu.”
5
Pada tahap awal ini peserta diwajibkan mencatat materi yang
diberikan oleh instruktur tentang keterampilan agar menjadi bahan bacaan setelah keluar kelas.
Dari kegiatan diatas hendaknya para instruktur dapat lebih tegas lagi dalam memberikan bimbingan, agar WBS dapat lebih
baik lagi mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam proses pemberdayaan.
b. Kegiatan keterampilan
Pada kegiatan keterampilan yang dilaksanakan pada bulan kedua, pekerja sosial mengadakan diruang praktek keterampilan. Disini
WBS mulai diperkenalkan tentang komponen kendaraan bermotor, dari yang sifatnya sederhana sampai komponen terpenting dalam
kendaraan bermotor, setelah peserta keterampilan dianggap sudah menguasai materi yang disampaikan kepada instruktur dan
mengenal komponen-komponen yang ada pada kendaraan bermotor, tahap berikutnya adalah perakitan mesin motor yang
tersedia di ruang keterampilan. Tahap ini sangat penting bagi peserta pelatihan karena dengan praktek langsung WBS akan lebih
mudah menguasai keterampilan montir-motor. Hasil observasi
5
Wawancara dengan Bpk. Drs Alimin Pembimbing Keterampilan Montir- Motor
pada hari jum’at tanggal 05 November 2010.
yang penulis paparkan diatas sesuai dengan pendapat salah satu peserta pelatihan :
“kalau menurut saya pribadi ya mas, lebih gampang praktek langsung dibanding dengan penyampaian materi, soalnya kalau
materi lebih susah dipahami, agak ribet aja kalau kalau mahamin tulisan”.
6
Kegiatan keterampilan ini diberikan selama empat bulan, yang
dilaksanakan empat hari dalam seminggu, dari hasi senin sampai dengan kamis yaitu pada pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00
wib.
7
E. Magang