Jadi dapat disimpulkan, bahwa menulis kreatif puisi atau menulis puisi adalah suatu proses penciptaan karya sastra yang merupakan
bentuk curahan pengalaman dengan penyampaian menggunakan bahasa figuratif.
4. Tips atau Cara Menulis Kreatif Puisi
Nenden Lilis. A. mempunyai tips atau cara dalam menulis puisi,
37
yaitu: a.
Menggali dan Mengolah Ide Penulisan Puisi Seorang penyair akan mendapat ide jika hal-hal yang
dialaminya dari realitas itu ditangkap oleh jiwanya: diamati, dirasakan, direnungkan, dan dihayati. Jika tidak, pengalaman itu
akan berlalu begitu saja dan tidak akan meninggalkan bekas. Dengan begitu tidak akan pernah muncul ide untuk dijadikan
bahan penulisan puisi. Banyak cara untuk menggali dan mengolah ide tersebut. Secara umum, penggalian dan pengolahan ide itu
dapat terjadi apabila kita selalu mengaktifkan dan membuka jiwa kita pada berbagai hal yang terjadi dalam realitas, antara lain:
1 Selalu mendengarkan dan mempedulikan perasaan-perasaan
dan suara-suara hati sendiri. 2
Selalu mengamati dan menghayati segala hal yang menjadi aktivitas hidup sehari-hari: pada saat berjalan, bekerja, mandi,
37
Nenden Lilis. A, Tips Praktis Menulis Kreatif Bandung: Rumput Merah, t.t, h. 69-74
makan, menyapu, dan lain-lain, tidak ada yang kita lewatkan untuk dirasakan lebih dalam. Misalnya, pada saat berjalan ada
kerikil yang bagi orang lain tidak berarti apa-apa, bagi kita bisa menjadi ide dan pengalaman puitik bagi penciptaan puisi.
3 Tak pernah bosan membaca, baik sumber-sumber tertulis,
maupun yang tidak tertulis. Membaca sumber-sumber tertulis misalnya koran, buku, majalah, jurnal, dan lain-lain mengenai
berbagai hal: psikologi, sosiologi, sejarah, sains, karya-karya sastra, dan lain-lain. Membaca yang tidak tertulis misalnya:
fenomena alam, fenomena masyarakat, sikap atau mimik seseorang, dan lain-lain.
b. Menulis dengan Memperhatikan Unsur-unsur yang Membangun
Puisi Yang dilakukan dalam proses ini adalah :
1 Memilih kata secermat-cermatnya dan setepat mungkin. Ia
mungkin mencoret berkali-kali kata yang dipilihnya hingga ditemukan yang paling mewakili perasaan dan pengalamannya.
Kata-kata itu bisa dipikirkannya berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Ini yang sering disebut dengan pengolahan
unsur diksi. 2
Melukiskan dengan kata-kata sehingga apa yang digambarkannya itu seolah-olah dapat diindera: dilihat,
didengar, dicium, diraba, dan dirasakan oleh pembaca. Upaya ini disebut dengan pencitraan.
3 Mencari lambang dan perumpamaan majas yang tepat
mengungkapkan pengalaman jiwanya. Proses ini disebut pengolahan bahasa figuratif.
4 Memvariasikan struktur kalimat, membuat pengulangan-
pengulangan repetisi, dan eksplorasi-eksplorasi struktur kalimat lainnya. Proses ini disebut penyiasatan struktur.
5 Memaksimalkan daya guna bunyi kata-kata: asonansi, aliterasi,
onomatope, rima, dan lain-lain untuk menimbulkan efek yang diharapkan.
6 Menciptakan irama bahasa dengan intonasi kalimat yang
berbeda-beda, pengulangan, pola waktu, dan tekanan secara teratur dengan penyusunan jumlah suku kata tiap larik tersebut.
7 Jika perlu, tata letakperwajahan tipografi pun diolah oleh
penyair untuk memperkuat estetika dan makna puisinya. Tipografi puisi dengan bentuk zig-zag misalnya, dapat
menggambarkan makna hidup yang berliku-liku, hati yang galau, dan lain-lain.
D. Hakikat Media Pembelajaran