Kebutuhan Energi Turki ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

53 meter kubik, maka Iran memiiki 15,8 dari total persediaan gas alam di seluruh dunia Natural Gas Market Department 2011.. Selain itu Iran juga merupakan negara yang memiliki cadangan minyak terbesar ketiga di dunia U.S. Energy Information Administration 2015. Dengan potensi energi yang dimiliki oleh Iran, serta letaknya yang berbatasan langsung dengan Turki, dan dihadapkan dengan kebutuhan energi Turki yang sangat besar, maka Iran merupakan negara yang sangat strategis bagi Turki. Selain itu, salah satu kebijakan politik luar negeri Turki yang berkaitan dengan energi adalah melakukan diversifikasi sumber penyedia kebutuhan energi Turki. Dalam hal ini Turki berusaha untuk tidak bergantung terlalu besar akan kebutuhan energinya hanya dari suatu negara Ministry Of Foreign Affairs Republic Of Turkey. 2012. Hal ini terlihat dari Usaha kerjasama yang telah dibangun oleh Turki dengan Iran dalam sektor gas alam. Turki mulai menjajaki kerjasama pembelian gas alam dengan Iran sejak tahun 1996 dengan jangka waktu kerjasama selama 23 tahun. Kerjasama tersebut termasuk juga pembangunan insfrastruktur berupa pipa gas sepanjang 2.577 km yang menghubungkan Iran dan Turki sebagai media pengiriman gas. Iran mulai mengirimkan gas alamnya ke Turki sejak tahun 2001 Jenkins 2012:54. Sebelumnya, Turki sangat menggantungkan kebutuhan akan gas alamnya ke Rusia, hingga akhirnya Turki memutuskan untuk sedikit mengurangi ketergantungan tersebut dengan melakukan kerjasama dengan Iran. G J p T p t a I Grafik IV.C Juta Kubik Sum Walau permasalaha Turki deng permintaan tidak memp akhirnya kem setelah Rusi Tercat Iran terus m 5000 10000 15000 20000 25000 C.3: Negara k mber: Energy upun pada an, diantaran gan alasan penyesuaian pengaruhi p mudian Iran ia. tat semenjak mengalami p a Pengeksp Market Reg awal-awal nya permint kualitas ya n harga oleh perjanjian y n menjadi ne k tahun 200 peningkatan 54 por Gas Ala gulatory Aut l pengirim taan penghe ang kurang h Turki Jen yang telah egara terbesa 8, impor ga n. Sebalikny am Ke Tur thority. 2011 man gas a entian peng baik pada nkins 2012:5 disepakati ar kedua pen as yang dila a, jumlah g rki 2005-201 : 31 alam semp iriman gas tahun 200 54. Tapi, h sebelumny ngekspor ga akukan oleh gas yang di 10 Dalam pat terjadi alam oleh 02, hingga hal tersebut ya, hingga as ke Turki Turki dari impor dari 2005 2006 2007 2008 2009 2010 55 Rusia mengalami penurunan. Pada tahun 2008, Turki mengimpor gas dari Rusia sebesar 62 dari total impor gas yang dilakukan oleh Turki, dan dari Iran sebesar 11. Pada tahun 2009, impor dari Rusia menurun menjadi 54, dan dari Iran meningkat menjadi 15. Kemudian pada tahun 2010, jumlah impor gas dari Rusia kembali mengalami penurunan menjadi 46, dan dari Iran mengalami peningkatan menjadi 20 Natural Gas Market Department 2011. Dari data tersebut bisa terlihat bahwa Turki mulai mengurangi jumlah impor gasnya dari Rusia sebagai salah satu strategi luar negeri di bidang energinya, berupa diversifikasi suplai energi dan negara penyedianya. Dari penjelasan di atas, dapat dilihat posisi Iran bagi Turki. Sebagai negara penyuplai minyak terbesar bagi Turki, dan juga sebagai penyuplai gas terbesar kedua bagi Turki, maka Iran memiliki posisi yang sangat strategis. Karena posisi inilah maka Turki harus menjaga hubungan baik dengan Iran dan menghindari segala macam tindakan yang dapat memicu perselisihan dan memicu ketegangan diantara keduanya. Suat Kiniglioglu, ketua komite hubungan internasional AKP pada September 2010 menyatakan bahwa sejak hubungan energi kedua negara sangat erat, dengan jumlah impor gas Turki dari Iran yang sangat besar, maka Turki tidak bisa menciptakan hubungan yang dingin dengan negara yang menjadi suplier yang sangat potensial tersebut Gürzel dan Eyüp 2012. Persoalan nuklir merupakan persoalan yang sangat sensitif bagi Iran, oleh karena itu Turki harus benar-benar mengambil langkah yang tepat dalam 56 menyikapi permasalahan yang sedang dihadapi Iran tersebut. Apapun langkah yang diambil, Turki harus memastikan langkah tersebut tidak membuat Iran menganggap Turki sebagai negara yang tidak bersahabat. Sejak permasalahan nuklir Iran mencuat, Turki sudah mengambil langkah yang bersahabat bagi Iran. Turki mengakui hak Iran sebagai negara yang menandatangani NPT untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk keperluan damai. Selain itu, Turki juga lebih mengutamakan penyelesaian permasalahan nuklir Iran dengan jalan damai dan kerjasama Kibaroglu dan Baris 2008: 65. Saat Resolusi 1929 digulirkan DK PBB pada 9 Juni 2010, Turki sebagai salah satu negara Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB memiliki kesempatan untuk menunjukan sikapnya yang bersahabat bagi Iran, dan juga menunjukan konsistensi sikapnya terhadap permasalahan nuklir Iran. Maka saat voting untuk Resolusi 1929 DK PBB Turki lebih memilih untuk menentang resolusi tersebut. Terkait sikap Turki terhadap permasalahan nuklir Iran, salah satu pejabat Turki menyatakan bahwa sikap yang diambil oleh pihak Barat tidak cocok dan tidak sejalan dengan Turki. Sikap Turki adalah untuk memastikan Iran tidak menganggap Turki sebagai ancaman. Oleh karena itu, Turki lebih mengutamakan penyelesaian melalui jalan dialog dan kerjasama. Sikap Turki ini tidak terlepas dari kebutuhan energi Turki dan peran Iran sebagai salah satu negara pemasok terbesar bagi kebutuhan tersebut Crisis Group 2012:14. 57

D. Kedekatan Hubungan Turki-Iran

Hubungan Turki dan Iran mengalami peningkatan yang cukup pesat pasca AKP menjabat. AKP memilih untuk lebih bersikap hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan terhadap Iran, dan menghindari tindakan yang akan memicu kontroversi dan lebih berfokus pada penguatan hubungan ekonomi diantara kedua negara Jenkins 2012:26. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya hubungan ekonomi diantara kedua negara setelah AKP menjabat. Tercatat pada tahun 2000 total volume perdagangan antara Turki dan Iran hanya sebesar USD 1 Miliar, dan meningkat 10 kali lipat menjadi USD 10 Miliar pada tahun 2010. Tabel IV.D.1: Volume Perdagangan Turki – Iran Tahun 2000 – 2010 USD Tahun Ekspor Impor Total 2000 235.784.797 815.730.198 1.051.514.995 2001 360.535.772 839.800.076 1.200.335.848 2002 333.962.009 920.971.696 1.254.933.705 2003 533.786.239 1.860.682.809 2.394.469.048 2004 813.031.280 1.962.058.691 2.775.089.971 2005 912.940.054 3.469.705.759 4.382.645.813 2006 1.066.901.631 5.626.610.156 6.693.511.787 2007 1.441.190.094 6.615.393.849 8.056.583.943 58 2008 2.029.759.634 8.199.688.999 10.229.448.633 2009 2.024.546.255 3.405.985.565 5.430.531.820 2010 3.044.177.151 7.645.007.868 10.689.185.019 Sumber: Turkish Statistical Institue. Data diakses dari http:www.turkstat.gov.tr pada 21 Mei 2015. Dengan volume perdagangan yang terus meningkat, maka Iran merupakan trading partner yang penting bagi Turki. Tercatat pada 2008 Iran merupakan trading partner terbesar kelima bagi Turki dengan total perdagangan sebesar 5.6 dari seluruh perdagangan internasional yang dilakukan Turki bbc 2009. Dari data diatas terlihat penurunan volume perdagangan pada tahun 2009. Berdasarkan pernyataan dari Cevdet Yilmaz, menteri dalam negeri Turki tahun 2009, bahwa penurunan volume perdagangan tersebut diakibatkan oleh ekonomi global yang sedang menurun Pupkin 2010. Selain kedekatan dalam bidang ekonomi, hubungan politik dan keamanan antara Turki dan Iran juga terus mengalami peningkatan. Permasalahan PKK yang menjadi salah satu penyebab ketegangan hubungan antara Turki dan Iran dapat diselesaikan ketika AKP menjabat. Hal ini dibuktikan dengan diakuinya PKK sebaga organisasi teroris oleh Iran pada tahun 2004, yang selama ini Iran tidak pernah mau mengakui PKK sebagai organisasi teroris Ehteshami Suleyman 2011:653-654. Selain itu juga pada tahun 2008 terjadi pertemuan antara Presiden Iran dan Perdana Menteri Turki untuk merumuskan hubungan politik dan keamanan yang 59 lebih intensif. Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman untuk bekerjasama dalam berbagai bidang, yaitu bidang keamanan, pemberantasan organisasi kejahatan, kerjasama ekonomi, serta kerjasama dalam bidang pendidikan. Pada tahun 2009 juga kedua negara sepakat untuk mulai melakukan kerjasama budaya dan mendeklarasikan Iran-Turkey Culture Year Farrar-Wellman, 2010. Kedekatan hubungan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Turki menolak Resolusi 1929 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 9 Juni 2010. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh crisis group pada Februari 2012 tentang permasalahan nuklir Iran, salah satu pejabat senior menyatakan bahwa apabila dihadapkan dengan permasalahan nuklir Iran hanya ada 3 pilihan, yaitu pemberian sanksi, yang terbukti tidak efektif karena walaupun sudah diberikan sanksi sejak tahun 2006 Iran masih mampu mengembangkan uraniumnya hingga memproduksi LEU. Yang kedua adalah Langkah militer, yang mana pilihan ini justru akan menjadi bencana. Sementara yang terakhir adalah negosiasi Crisis Group 2012:15. Langkah inilah yang dipilih oleh Turki sejak awal, yaitu menekankan penyelesaian permasalahan nuklir Iran melalui jalan diplomasi dan negosiasi. Sikap yang diambil Turki ini tidak mengherankan, karena hubungan kedua negara cukup erat dan saling membutuhkan, dan Turki ingin hubungan ini terus terjalin dengan baik agar tidak mengganggu kepentingan nasionalnya di kawasan tersebut. 60

BAB V PENUTUP

Kesimpulan Permasalahan nuklir Iran sudah mulai menjadi sorotan dunia internasional sejak tahun 2002, ketika terungkapnya fasilitas proyek rahasia pengembangan teknologi nuklir yang dilakukan oleh Iran di Natanz dan Arak. Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh IAEA selaku badan atom dunia untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Setelah usaha yang dilakukan oleh IAEA tersebut tidak membuahkan hasil hingga pertengahan 2003, kemudian muncul tiga negara yang terdiri dari Jerman, Prancis, dan Inggris yang berinisiatif untuk melakukan perundingan dengan Iran. Ketiga negara tersebut kemudian dikenal dengan EU3, dan berhasil mencapai beberapa kesepakatan dengan Iran, hingga Iran menghentikan proses pengayaan uranium dan juga pembuatan mesin centrifuge. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, pada Agustus 2005 pasca Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai presiden, Iran kembali melanjutkan proses pengayaan uranium yang sebelumnya sempat dihentikan. Menanggapi hal ini, maka tiga negara yang terdiri dari Amerika Serikat, China, dan Rusia bergabung dengan EU3 yang kemudian dikenal dengan P5+1 untuk melakukan proses diplomasi dengan Iran. Proses diplomasi yang dilakukan tidak juga menemukan titik temu, hingga akhirnya pada 12 Juli 2006 P5+1 menyerahkan