Setelah Revolusi Islam Iran 1979
33 melaporkan semua aktifitas pengayaan uraniumnya, baik itu berupa pembangunan
fasilitas, pengadaan bahan yang berhubungan dengan aktifitas tersebut, hingga berbagai aktifitas terkait yang belum dilaporkan ke IAEA.Dalam resolusi ini juga
IAEA menekan Iran agar menangguhkan semua aktifitas yang berhubungan dengan pengayaan uranium.IAEA memberikan waktu kepada Iran hingga 31
Oktober 2003 untuk melaksanakan resolusi tersebut IAEA 2003:2-3. Menanggapi resolusi tersebut, Iran menyatakan bahwa langkah yang
diambil oleh IAEA tersebut merupakan langkah unilateral yang berbungkus multilateralisme.Secara resmi Iran menolak resolusi yang dikeluarkan oleh IAEA
tersebut Aghazadeh 2003: 1-2.
1. Terbentuknya EU3 dan P5+1
EU3 merupakan kelompok negara yang terlibat dalam perundingan dengan Iran terkait dengan program nuklirnya.Terdiri dari tiga negara, yaitu Jerman,
Prancis, dan Inggris.EU3 terbentuk pada September 2003, saat para pembuat kebijakan di negara tersebut menilai Iran tidak kooperatif dengan inspeksi serta
perundiangan dengan IAEA Cordesman Al-Rodhan 2006:35.Ketiga negara tersebut berinisiatif untuk bergabung dalam upaya melakukan negosiasi untuk
mencari jalan keluar dari persoalan nuklir Iran.Walaupun pada awalnya Iran menolak keberadaan EU3 sebagai negosiator penyelesaian masalah nuklirnya,
namun pada akhirnya Iran mau untuk untuk melakukan perundingan dengan menteri luar negeri ke 3 negara tersebut Cordesman dan Al-Rodhan
34 2006:35.Perundingan tersebut dilaksanakan pada 21 Oktober 2003 atas undangan
dari pemerintah Iran. Dari hasil perundingan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2003
terjadi kesepakatan antara Pemerintah Iran dan EU3.Kesepakatan itu dikenal dengan Tehran Declaration. Dalam kesepakatan tersebut ada 3 hal penting yang
Iran sepakati, yaitu kesediaan Iran untuk bekerjasama secara penuh dengan IAEA, menandatangani dan melaksanakan protokol tambahan IAEA, serta secara
sukarela menghentikan sementara proses pengayaan uranium yang dilakukannya nuclearenergy.ir. Setelah terjadinya kesepakatan dalam Tehran Declaration,
kemudian Iran dan EU3 melakukan berbagai perundingan dan juga kesepakatan sepanjang tahun 2004-2005.
Kesepakatan tersebut antara lainBrussel Agreement pada Februari 2004. Dalam Brussel Agreement, Iran setuju untuk menghentikan produksi mesin
centrifuge, mesin yang digunakan untuk memperkaya uranium. Kemudian,Paris Agreement pada November 2004. Iran juga sepakat untuk tidak melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan proses pemisahan uranium, termasuk juga pembangunan fasilitasnya IAEA 2004:3-4. Kesepakatan yang berhasil dicapai
oleh EU3 ini dapat menghentikan sementara permasalahan nuklir Iran. Iran sepakat untuk menghentikan proses pengayaan uranium yang sedang
dilakukannya. Pada tahun 2005, terjadi pergantian Presiden dari yang sebelumnya
Mohammad Khatami menjadi Mahmoud Ahmadinejad, setelah Ia berhasil
35 memenangkan pemilu pada Juni 2005. Pergantian kepemimpinan ini cukup
berpengaruh terhadap perkembangan negosiasi yang sedang dilakukan antara Iran dan EU3.Sebab, ketika Ahmedinejad sudah menjabat, dia kembali melanjutkan
pengayaan uranium yang sebelumnya dihentikan. Tepatnya pada 1 Agustus 2005 Iran mengirimkan surat pemberitahuan kepada IAEA bahwa Iran akan
melanjutkan proses pengayaan uranium yang sebelumnya sempat dihentikan. Tercatat sejak tanggal 8 Agustus proses pengayaan uranium sudah kembali
berjalan IAEA 2005:1-2. Untuk menanggapi hal ini, maka IAEA mengeluarkan resolusi pada tanggal 11
Agustus 2005 dan juga pada 24 September 2005.Kedua resolusi tersebut isinya meminta Iran untuk kembali menangguhkan seluruh aktifitas pengayaan
uraniumnya secara sukarela, seperti yang telah disepakati dalam Paris Agreement antara Iran dan EU3 IAEA 2005:2. Otomatis dengan dilanjutkannya proses
pengayaan uranium ini, Iran telah melanggar kesepakatan yang telah ditandatangani dalam Paris Agreement.
Bagi pihak IAEA dan EU3, terpilihnya Presiden Ahmedinejad memberikan efek yang negatif dalam perkembangan proses perundingan permasalahan nuklir
Iran. Bahkan dengan kembali dilanjutkannya proses pengayaan uranium, maka proses negosiasi dan perundingan mengalami kemunduran.
Setelah Iran memutuskan untuk melanjutkan kembali proses pengayaan uranium yang sebelumnya sempat dihentikan, maka tiga negara lain memutuskan
untuk bergabung dengan EU3 dalam proses negosiasi dengan Iran. Ketiga negara