Timbulnya Perbedaan Ideologi Hubungan Turki – Iran Setelah Revolusi Islam Iran 1979

23 duta besar masing-masing negara akhirnya sedikit mereda. Hen-Tov 2011:122- 134. Ketika Uni Soviet runtuh, banyak negara yang tadinya bergabung dengan Uni Soviet melai mendapatkan kemerdekaannya. Termasuk diantaranya enam negara dengan mayoritas penduduknya muslim, yaitu Azerbaijan, Kzakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Turkmenistan, serta Tajikistan. Negara-negara yang baru merdeka ini disebut dengan Newly Independent Muslim States NIMS. Turki dan Iran pun bersaing untuk bisa berperan dan memberikan pengaruh di NIMS Sinkaya 2004:82-83. Selain persaingan kedua negara di NIMS pada periode awal 1990an, kedua negara juga mengalami ketegangan terkait kerjasama militer yang dilakukan oleh Turki dengan Israel pada April 1997. Turki berpendapat bahwa kerjasama tersebut tidak lain hanya untuk memuluskan kepentingan Israel di timur tengah, dan ingin menciptakan permasalahan diantara Turki dan Iran. Selain itu Iran juga khawatir Israel akan menggunakan wilayah Turki sebagai basis untuk melakukan pengawasan terhadap wilayah dan juga perbatasan Iran Dogan 2004:22. Kekhawatiran Iran ini cukup beralasan karena Turki memang berbatasan langsung dengan Iran, dan Iran juga sedang bermusuhan dengan Israel. Meskipun kedua negara sering terlibat ketegangan yang diakibatkan oleh perbedaan ideologi dan juga pandangan politik, tapi mereka sama-sama melihat pentingnya kerjasama yang saling menguntungkan diantara kedua negara, terutama kerjasama dalam bidang ekonomi. 24 Contohnya, seperti perjanjian pembelian gas yang dilakukan oleh Turki dengan Iran pada tahun 1996. Kontrak pembelian gas ini merupakan kontrak jangka panjang selama 20 tahun dengan nilai kontrak sebesar USD 23 milar, termasuk di dalamnya pembangunan jalur pipa gas antara Tabriz dan Ankara. Kerjasama yang dilakukan ini merupakan salah satu langkah penting Turki untuk mengatasi kebutuhan energi negaranya, dan juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap Rusia yang menyuplai 75 kebutuhan Turki Calabrese 1998:83-84. Jadi meskipun terjadi perbedaan pandangan politik dan ideologi diantara kedua negara, tapi Turki dan Iran sama-sama melihat pentingnya kerjasama yang saling menguntungkan diantara kedua negara yang saling berbatasan ini.

B. Hubungan Turki – Iran Pada Masa Pemerintahan AKP

Partai Keadilan dan Pembangungan Adalet ve Kalkinma Partisi atau yang biasa disingkat AKP merupakan partai yang beridiri pada Agustus 2001. Partai ini merupakan pecahan partai yang digagas kalangan islamis sebelumnya, yaitu Partai Kebajikan Fezilet Partisi yang dibubarkan oleh mahkamah konstitusi pada tahun 2001. Pembubaran ini dilakukan dengan alasan bahwa Partai Kebajikan FP merupakan kepanjangan kepentingan politik Partai Refah RP, partai yang sebelumnya telah dibubarkan pada Januari 1998 dengan alasan adanya ancaman politik islam dari RP atas sekularisme yang dianut oleh Turki Dzakirin 2012:20- 23. 25 Setelah FP dibubarkan, kalangan islamis yang berada di partai itu terpecah menjadi dua golongan dan akhirnya mendirikan dua partai yang berbeda, yaitu Partai Kebahagiaan Saadet Partisi dan Partai Keadilan dan Pembangunan Adelet ve Kalkinma Partisi. Kedua partai yang baru berdiri ini kemudian mengikuti pemilu yang diadakan pada 3 November 2002 dan bersaing dengan 16 partai lainnya. Secara mengejutkan AKP memperoleh 10 juta suara lebih dengan presetase 34 dari total suara yang ada, sekaligus menjadi pemenang pemilu. Sementara RP hanya mendapatkan 700 ribu lebih suara dengan presentase 2.48 dari seluruh suara yang ada Dzakirin 2012:32-36. Dengan hasil pemilu tersebut maka Turki resmi dipimpin oleh pemerintahan dari partai AKP pada November 2002. Sejak saat itu kebijakan luar negeri Turki mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan arah kebijakan luar negeri ini juga sangat berpengaruh terhadap pola hubungan luar negeri antara Turki dengan Iran. Gesekan yang diakibatkan oleh perbedaan pandangan politik dan ideologi perlahan mulai diatasi. Permasalahan serta gesekan yang terjadi diantara kedua negara, yang selama ini menghambat peningkatan kerjasama, perlahan mulai dicari jalan keluarnya. Permasalahan yang terjadi antara Turki dan Iran sering muncul akibat adanya perbedaan ideologi diantara kedua negara. Turki menganut ideologi sekular, dan Iran menganut ideologi revolusi islam. Turki khawatir ideologi serta revolusi islam yang dianut Iran berusaha untuk disebarkan ke negara-negara tetangganya, termasuk juga Turki. Kekhawatiran Turki ini terlihat dari pernyataan beberapa pejabat tinggi Turki yang mengatakan bahwa PKK mendapat dukungan dari Iran. 26 Seperti pernyataan dari Turhan Tayan mantan menteri pertahanan Turki, dia menyatakan bahwa Iran memberikan dukungan terhadap PKK dan hal itu sudah dikonfirmasi oleh pihak yang berwenang dalam banyak kesempatan Aras 2001:109. Dukungan yang dilakukan oleh Iran ini berupa membiarkan berdirinya markas-markas PKK di wilayahnya, seperti markas PKK di Dar Khala, Haj Umar, Benchul, Mandali, maupun Sirabad. Bahkan seorang ahli, Ali Koknar menyatakan bahwa pada tahun 1995 PKK mengakomodir sekitar 1200 anggotanya di wilayah yang termasuk dalam teritori Iran, tersebar dalam 50 tempat yang berbeda Cagaptay dan Yegenoglu 2006. Turki berpendapat bahwa salah satu cara yang digunakan Iran untuk menyebarkan revolusi islamnya ke Turki adalah dengan memberikan dukungan terhadap PKK, hal ini dilakukan Iran untuk menimbulkan kekisruhan dan juga untuk melemahkan keamanan Turki. Setelah AKP menjabat dan melakukan berbagai pendekatan terkait permasalahan PKK, akhirnya permasalahan ini menemukan titik terang setelah Iran mengakui dan menyamakan persepsi dengan Turki yang menganggap bahwa PKK merupakan organisasi terorisme pada tahun 2004. Sebelumnya Iran tidak pernah mau menyebut dan mengakui bahwa PKK merupakan kelompok teroris Ehteshami dan Suleyman 2011:653-654. Hubungan ekonomi diantara kedua negara juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari volume perdagangan yang meningkat cukup tajam setelah AKP menjabat. Pada tahun 2000 volume perdagangan antara Turki 27 dan Iran mencapai USD 1 miliar, dan pada tahun 2005 menyetuh angka USD 4 miliar. Pada tahun 2008 Turki menjadi mitra dagang Iran terbesar kelima dengan volume perdagangan mencapai USD 10 miliar Ehteshami Suleyman 2011:653- 654. Dengan terus meningkatnya volume perdagangan diantara kedua negara pasca AKP menjabat, akhirnya Iran menjadi partner dagang terbesar Turki di wilayah timur tengah. Pada tahun 2001, volume perdagangan Turki dengan Iran sebesar 19 dari total volume perdagangan Turki dengan seluruh negara di timur tengah, dan meningkat menjadi 34 pada tahun 2006 Demiryol 2013: 118. Kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh Turki pada masa kepemimpinan AKP ini membuat hubungan kedua negara semakin erat.