Aspek Pemasaran. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Pembiayaan di Bank Syariah

b Jika tidak menambah jumlah DP, maka bank mensyaratkan meminta jaminan tambahan sampai nilai likuiditasnya lebih besar atau sama dengan nilai pembiayaan.

3. Aspek Pemasaran.

Aspek pemasaran ini erat kaitannya dengan usaha, yaitu lembaga atau perorangan yang menginginkan pembiayaan untuk usahanya. Oleh karena itu bank melihat sisi pemasarannya. Dalam aspek ini yang dinilai ialah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan dan segala hal yang menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan kompetisi, pangsa pasar, kualitas produksi dan lain sebagainya atau segala macam yang behubungan dengan pemasaran suatu produk yang dihasilkan. Hal yang ingin dicapai dalam aspek pemasaran menurut Jophi Jusuf dalam bukunya intinya ialah bank harus yakin bahwa nasabah yang akan dibiayai berada dalam posisi pasar yang cukup bagus sesuai target. 11 Aspek pemasaran ini dikhususkan untuk pembiayaan yang bersifat produktif. Dalam aspek ini, hal yang dilihat oleh Bank Syariah Mandiri ialah : a. Rencana usaha 12 bulan yang akan datang. 11 Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1995, h.247. b. Data obyek pembiayaan yang terdiri dari siklus hidup produk, produk subtitusi, perusahaan pesaing, daya beli masyarakat, program promosi, daerah pemasaran, kontrak penjualan, dan lain-lain. Rencana usaha dan objek pembiayaan yang akan dibiayai ini diminta oleh sebuah bank dalam bentuk draf sebagai gambaran, namun pihak bank juga melakukan wawancara terlebih dahulu, draf tersebut adalah sebagai bukti untuk mencocokkan apa yang dikatakan oleh nasabah. CONTOH : 12 Pembiayaan Modal Kerja. Pengusaha → Supplier Barang → Pesanan PO 100 mesin vacum cleaner. → 20 vacum cleaner sudah ada. → 80 vacum cleaner → pembiayaan ke bank. 80 vacum cleaner → akan dialurkan kemana.? → Proyeksi Dalam sebuah kasus, ada nasabah yang mengajukan pembiayaan produktif, usaha yang dilakukan adalah sebagai supplier alat-alat kebersihan. Nasabah tersebut mengajukan pembiayaan modal kerja kepada bank untuk membiayai pesanan yang masuk kepada nasabah. 12 Wawancara Pribadi dengan Taufiq Nugraha W. Bekasi 26 Agustus 2010. Pesanan tersebut yaitu berupa 100 buah vacum cleaner dimana sebanyak 20 vacum cleaner sudah ada, dan sisanya sebanyak 80 vacum cleaner diajukan melalui pembiayaan ke bank. Dari hasil wawancara pihak bank dengan nasabah, maka bank akan mencocokkan dengan pengakuan nasabah apakah benar permintaan yang diajukan nasabah untuk keperluan tersebut, hal ini dilakukan pihak bank dengan cara OTS On The Spot. Dari hasil OTS, didapatkan bahwa pembiayaan yang diajukan oleh nasabah benar adanya, dengan rincian sebagai berikut : Dari 80 buah vacum cleaner tersebut, akan di distribusikan kepada : 1 PT. ABC sejumlah 30 vacum cleaner. 2 PT. IPSI sejumlah 25 vacum cleaner. 3 PT. GLOBAL sejumlah 15 vacum cleaner. Itu adalah contoh rencana usaha nasabah dan objek pembiayaannya. Dan hal ini harus diketahui adanya, karena bersangkutan dengan pembiayaan yang akan diberi oleh pihak bank. Sementara rencana usaha dan objek pembiayaan yang akan ditolak ialah rencana usaha yang dalam wawancara dengan nasabah menceritakan demikian, namun ketika bank melakukan OTS, hal tersebut tidak dapat dijelaskan secara rinci.

4. Aspek Yuridis.