Prosedur Analisis Pembiayaan KERANGKA TEORI

tersebut, maka collateral akhirnya mungkin bisa habis sampai tak ada harganya sama sekali. Dapat ditekankan bahwa jaminan bukanlah pengganti character. Oleh karena itu, prinsip pembiayaan tersebut harus digunakan utuh sepenuhnnya, tidak hanya mengandalkan satu atau beberapa prinsip tersebut agar tidak terjadi kemungkinan-kemungkinan terburuk akibat tidak terpenuhinya kelima unsur “C” tersebut. Prinsip 5 “C” ini terkadang di tambahkan dengan 1 C yaitu Constraint yaitu hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu kegiatan usaha. Untuk bank syariah, dasar analisis 5 “C” belumlah cukup, sehingga perlu memperhatikan kondisi sifat amanah, kejujuran dan kepercayaan dari masing- masing nasabah. Hal inilah yang membedakan bank konvensional dengan bank syariah, dan menjadi pembahasan untuk diteliti bagaimana bank syariah menilai nasabah dalam hal sifat, seperti amanah, kejujuran dan kepercayaan.

E. Prosedur Analisis Pembiayaan

Prosedur pemberian kredit atau pembiayaan maksudnya ialah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu pinjaman diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya ialah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan pinjaman. Prosedur pemberian dan penilaian pinjaman oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana cara-cara bank tersebut menilai serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing bank. Secara umum prosedur pemberian pembiayaan ialah sebagai berikut : 1. Pengajuan berkas. Dalam hal ini nasabah pemohon mengajukan permohonan pembiayaan yang dituangkan dalam bentuk suatu proposal dan kemudian dilampirkan dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Proposal ini berisi analisa dari suatu usulan pembiayaan. Secara garis besar proposal pembiayaan berisi hal-hal sebagai berikut : 21 a. Tujuan pembiayaan Tujuan dari usulan pembiayaan harus dijabarkan dengan jelas sejak awal agar pendekatan logis terhadap data yang akan dikaji dapat tercapai. Tujuan pembiayaan menguraikan tentang : 1 Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan 2 Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan. 3 Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan 21 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h.65. b. Latar belakang calon nasabah Latar belakang berisikan informasi kualitatif mengenai nasabah. Informasi yang dimaksud meliputi : 1 Identitas nasabah 2 Karakter nasabah c. Kondisi usaha d. Analisa keuangan calon nasabah e. Analisa jaminan Analisis agunan atau barang jaminan yang dijamin nasabah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1 Marketability dan nilai agunan. 2 Ciri khusus dari barang agunan. f. Analisa risiko pembiayaan Pada analisis risiko pembiayaan. Diperlukan penjabaran mengenai kemungkinan jenis dan tingkat risiko yang dapat terjadi pada nasabah dan sejauh mana risiko tersebut dapat membahayakan prospek pelunasan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank. g. Kesimpulan dan rekomendasi Kesimpulan dari seluruh hasil analisis harus bersifat ringkas dan jelas, dan memuat rekomendasi atas kebijaksanaan yang diusulkan untuk ditempuh oleh bank. Setiap proposal akan dianalisis dengan teliti. Bila memenuhi syarat, baru diadakan dokumentasi pengikatan. 22 2. Penelitian data. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk menyelidiki keabsahan berkas. 3. Wawancara awal Merupakan penyidikan kepada calon peminjam langsung berhadapan dengan calon peminjam. tujuannya adalah untuk meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. 4. On the Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. 5. Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan- kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. 22 Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer, xiii. 6. Keputusan pemberian pinjaman Keputusan dalam hal ini adalah menentukan apakah pinjaman akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka, dipersiapkan administrasinya. Biasanya keputusan tersebut mencakup : a. Jumlah uang yang diterima b. Jangka waktu pembiayaan c. Biaya-biaya yang harus dibayar d. Waktu pencairan dana. Jika keputusan ditolak maka akan dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. 7. Penandatanganan akad atau perjanjian lainnya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya pembiayaan, maka sebelum dana dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah menadatangani akan pembiayaan, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan : a. Antara bank dengan debitur secara langsung, atau b. Dengan melalui notaris 8. Realisasi pinjaman. Realisasi pinjaman diberikan setelah penandatanganan akad dan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan jika peminjam tidak memiliki tabungan di bank. 9. Penyaluran atau penarikan dana. Adalah pencarian atau pengambilan dana dari rekening sebagai realisasi dari pemberian pinjaman dan dapat diambil sesuai dengan ketentuan dan tujuan pembiayaan, yaitu : a. Sekaligus b. Bertahap Jadi tahap-tahap prosedur pembiayaan dapat disimpulkan terbagi menjadi sembilan, yaitu 23 : 1. Pengajuan berkas. 2. Penelitian data. 3. Wawancara awal 4. On the Spot 5. Wawancara II 6. Keputusan pemberian pinjaman 7. Penandatanganan akad atau perjanjian lainnya. 8. Realisasi pinjaman. 9. Penyaluran atau penarikan dana. Tahap-tahap ini ialah tahapan baku yang harus dilakukan oleh pihak bank dalam proses pembiayaan dan tidak boleh terlewatkan salah satunya, karena bisa mengakibatkan kesalahan dalam memberikan persetujuan pembiayaan. 23 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h.124. 33

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH

A. Sejarah Singkat Dan Perkembangan Bank Syariah.

1 Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri BSM sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi 1 Bank Syariah Mandiri, “Sejarah”, artikel diakses pada 24 Juli 2010 dari http:www.syariahmandiri.co.idcategoryinfo-perusahaan