Tahap Penilaian Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri.

diperlukan oleh pihak bank. Proses tersebut harus diikuti oleh nasabah jika ingin tetap mengajukan pembiayaan. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahap penilaian yang berlaku di Bank Syariah Mandiri beserta faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian tersebut.

A. Tahap Penilaian Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri.

Pada dasarnya mengenai tahap penilaian dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pada bank syariah berbeda masing-masing antar bank. Setiap bank memiliki aturan dan wewenang masing-masing, namun walaupun berbeda antar bank, kesemua aturan tersebut tetap merujuk kepada Bank Indonesia sebagai pusat regulasi perbankan di Indonesia. Adapun tahap penilaian di Bank Syariah Mandiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 4 1. Penilaian Lisan. Penilaian ini ini dilakukan sebelum dokumen atau berkas kelengkapan pembiayaan diserahkan kepada pihak bank atau pada tahap awal dimana bank bertemu dengan pihak bank. Penilaian ini dilakukan melalui wawancara nasabah dengan pihak bank pada saat awal berhubungan dengan pihak bank dalam rangka pengajuan pembiayaan. 4 Wawancara Pribadi dengan Taufiq Nugraha W. Bekasi 02 Agustus 2010. Pada tahap ini pihak bank bisa meneliti beberapa prinsip seperti karakter dan kemampuan membayar. a. Karakter. Menilai karakter didapat pada saat wawancara dengan cara tanya jawab yang dilakukan pihak bank dengan nasabah pada saat nasabah pertama kali berurusan dengan pihak bank dalam rangka pengajuan pembiayaan. Hal yang biasa ditanyakan yang berhubungan dengan karakter ialah seputar nama nasabah, nama istri dan anak-anak jika telah berkeluarga, tempat tinggal, kehidupan disekitar tempat tinggal, kebiasan yang biasa dilakukan, dan lain-lain yang berhubungan dengan nasabah. b. Kemampuan Bayar. Sementara kemampuan bayar pada tahap ini dilakukan juga pada saat wawancara tahap awal. Hal yang biasa ditanyakan yang berhubungan dengan kemampuan bayar ialah hal yang berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran, baik itu nasabah perorangan seperti apakah mempunyai surat keterangan pengahasilan, apakah istri nasabah bekerja dan mempunyai penghasilan jika nasabah telah beristri, apakah nasabah mempunyai penghasilan lain selain pengahasilan sebagai pegawai, bagaimana pengeluaran nasabah yang biasa dikeluarkan oleh nasabah, dan lain- lain. Sementara bagi nasabah lembaga, hal yang biasa ditanyakan ialah penghasilan yang biasa diterima perusahaan dalam sebulan dan pengeluaran rutin bulanan, lalu bagaiamana hutang dan piutang nasabah, asset apa saja yang dimiliki, dan lain-lain. Oleh karena itu pentingnya tahap wawancara, dan dalam wawancara tahap awal ini pihak pembiayaan memang harus pro aktif memberikan pertanyaan apa saja yang berhubungan dengan nasabah agar dapat diketahui kesemua aspek penilaian pembiayaan tersebut. Proses seperti ini memang harus dilakukan, karena merupakan batu loncatan untuk melangkah ke tahap-tahap selanjutnya dalam pembiayaan. Tahap penilaian ini tidak bisa menghasilkan keputusan akan persetujuan pembiayaan, akan tetapi digunakan sebagai masukan atau gambaran bagi pihak bank untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Penilaian ini hanya bersifat lisan saja, yaitu prosedur awal pada tahap pengajuan pembiayaan. Sebagai contoh, ketika nasabah ingin mengajukan pembiayaan ke BSM, maka calon nasabah tersebut akan mendatangi ke kantor bank untuk informasi lebih lanjut, tahap pertama inilah ialah wawancara awal seputar latar belakang pengajuan pembiayaan, syarat pembiayaan yang dimiliki oleh nasabah, dan lain-lain. Oleh karena itulah disebutkan penilaian ini tidak dapat memberikan keputusan persetujuan pembiayaan karena memang hanya tahap awal dalam pengajuan pembiayaan sebelum dokumen persyaratan yang diminta oleh pihak bank dipenuhi oleh nasabah. 2. Penilaian Dokumentasi. Dokumen kelengkapan pembiayaan di serahkan ke pihak bank. Penilaian pada tahap ini merupakan penilaian final, dalam artian penilaian yang akan menghasilkan keputusan akan persetujuan pembiayaan. Penilaian ini dilakukan setelah penilaian tahap awal yaitu wawancara pada saat pengajuan pembiayaan. Pada saat wawancara tersebut, pihak bank menjelaskan mengenai persyaratan yang dibutuhkan dalam rangka pengajuan pembiayaan oleh nasabah. Persyaratan-persyaratan tersebut harus dipenuhi dan diserahkan secepatnya setelah tahap wawancara dilakukan. Pada Bank Syariah Mandiri, berkas atau dokumen pembiayaan terbagi menurut jenis pembiayaannya, yaitu pembiayaan konsumtif dan pembiayaan produktif. a. Pembiayaan Konsumtif. Berkas-berkas yang berhubungan dengan pembiayaan konsumtif diantara ialah : 1 Fotokopi rekening telepon dan listrik. 2 Fotokopi Rekening tabungan 3 bulan terakhir. 3 Asli slip gajisurat keterangan penghasilan dari instansi tempat bekerja. 4 Fotokopi SHMSHGB IMBPBB, otokopi BPKB STNKFaktur sebagai barang jaminan. 5 Identitas diri dan pasangan, berupa KTP, SIM. 6 Surat nikah bagi yang telah menikah. 7 Nomor Pemilik Wajib Pajak NPWP 8 Fotokopi surat pengangkatansertifikat ijazah spesialis, fotokopi surat keterangan praktekizin praktek dari Depkes, fotokopi keanggotaan organisasi profesi: idi, pdgi bila ada, fotokopi izin lokasi praktek dokter asli rekomendasi dari rumah sakit atau tempat bekerja optional. Jika Nasabah ialah seorang dokter b. Pembiayaan Produktif. Berkas-berkas yang berhubungan dengan pembiayaan produktif diantaranya ialah : 1 Laporan keuangan. 2 Akte pendirian usaha. 3 Identitas pengurus. 4 Legalitas usaha. 5 Fotokopi SHMSHGB IMBPBB, otokopi BPKB STNKFaktur sebagai barang jaminan. 6 Objek Pembiayaan dan Proyeksi. 5 Semakin cepat persyaratan dipenuhi dan diserahkan kepada pihak bank, semakin cepat pula pembiayaan itu akan diproses, dan begitu juga sebaliknya. Karena pada tahap ini seluruh persyaratan yang dibutuhkan telah sampai kepada pihak bank, dan untuk selanjutnya dinilai oleh pihak bank, oleh karena itu dapat diberikan persetujuan mengenai keputusan pembiayaan. Penilaian jenis ini ialah penilaian yang dilakukan setelah persyaratan pembiayaan yang diminta oleh pihak bank dipenuhi oleh nasabah, untuk kemudian dianalisis aspek 7a-nya, yaitu aspek atau faktor-faktor penilaian pembiayaan yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. 5 Bank Syariah Mandiri, “Pembiayaan-Korporasi”, artikel diakses pada 08 Agustus 2010 dari http:www.syariahmandiri.co.idcategorycorporate-bankingpembiayaan-korporasisyariah- mandiri-pembiayaan-korporasi Setelah melakukan kedua penilaian tersebut, maka didapatkan hasilnya, dan pihak bank dapat mencocokkan antara penilaian lisan dengan penilaian dokumentasi, kesesuaian antara apa yang dijawab oleh nasabah pada saat wawancara awal dan apa saja dokumen-dokumen yang dilengkapinya. Proses penilaian ini semua bergantung pada nasabah itu sendiri dan jenis pembiayaan yang akan diajukan.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Pembiayaan di Bank Syariah