21
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi dan Konsep Six Sigma
Menurut  [3],  Six  Sigma  merupakan  sebuah  metode  untuk  memperbaiki suatu proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha untuk memperkecil variansi
proses  yang  terjadi,  sekaligus  mengurangi  cacat  produk  yang  keluar  dari spesifikasi  dengan  memanfaatkan  metode  statistik.  Secara  sederhana  Six  Sigma
dapat  diterjemahkan  sebagai  suatu  proses  yang  mempunyai  kemungkinan  cacat defect opportunity paling tidak sebesar 0.00034 atau sebanyak 3.4 buah dalam
satu  juta  produk  defect  per  million.  Umumnya  Six  Sigma  dituliskan  dalam simbol 6 sigma
[4]. Suatu  proses  dengan  nilai  sigma  yang  lebih  tinggi  pada  suatu  proses
akan mempunyai cacat defect yang lebih sedikit baik jumlah ataupun jenisnya. Persentase dan jumlah kecacatan dari beberapa sigma dapat dilihat pada Tabel 2.1
[4] .
Tabel 2.1 Tingkat Kecacatan pada Sigma
Sigma Presentase kecacatan
Percent defective Jumlah cacat per juta
defect per milion
1 69
691.469 2
31 308.538
3 6,7
66.807 4
0,62 6.21
5 0,023
233 6
0,00034 3,4
7 0,0000019
0,019
22 Dalam  usaha-usaha  memperkecil  variansi,  six  sigma  dilakukan  secara
sistematis  dengan  mendefinisikan,  mengukur,  menganalisa,  memperbaiki  dan mengendalikan.  Dalam  pelaksanaanya  six  sigma  tidak  dapat  dilakukan  oleh
perorangan,  akan  tetapi  dijalankan  oleh  suatu  tim  six  sigma  yang  terdiri  dari pihak-pihak  yang  bertanggung  jawab  terhadap  keberhasilan  pelaksanaan  six
sigma, meliputi: a.  Executive Leaders
Diduduki oleh pimpinan puncak perusahaan yang bertekad untuk mewujudkan six  sigma,  memulai  dan  memasyarakatkannya  di  seluruh  bagian,  divisi,
departemen dan cabang-cabang perusahaan. b.  Champions
Merupakan orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan pelaksana  six  sigma.  Mereka  merupakan  pendukung  utama  yang  berjuang
demi  terbentuknya  black  belts  dan  berupaya  meniadakan  berbagai rintanganhambatan  agar  black  belts  berfungsi  sebagaimana  mestinya.  Dapat
dikatakan Champions anggotanya berasal dari kalangan direktur dan manajer, bertanggung  jawab terhadap aktivitas proyek  sehari-sehari, wajib melaporkan
perkembangan  hasil  kepada  kepada  executive  leaders  sekaligus  mendukung tim  pelaksana.  Sedangkam  tugas-tugas  lainnya  meliputi  memilih  calon-calon
anggota  black  belt,  mengideintifikasi  wilayah  kerja  proyek,  menegaskan sasaran  yang  dikehendaki,  menjamin  terlaksananya  proyek  sesuai  dengan
jadwal dan memastikan bahwa tim pelaksana telah memahami maksudtujuan proyek.
23 c.  Master black  belt
Yaitu orang-orang   yang  bertindak sebagai pelatih, penasehat dan  pemandu. Master black  belt  adalah orang-orang  yang  sangat menguasai alat-alat  dan
teknik  Six  Sigma,  dan  merupakan  sumber    daya    yang    secara    teknis  sangat berharga.  Mereka  memusatkan  seluruh perhatian dan kemampuannya  pada
penyempurnaan  proses.  Aspek-aspek  kunci  dari  peranan  master  black  belt terletak pada kemampuannya dalam memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa
mendominasi proyektugaspekerjaan. d.  Black Belt
Merupakan  orang-orang  yang  berperan sebagai pemimpin proyek perbaikan kinerja  perusahaan.  Mereka  dilatih  untuk  menemukan  masalah,  mencari
penyebab  beserta  penyelesaiannya,  bertugas  mengubah  teori  ke  dalam tindakan,  memilah-milah  data  dan  bertanggung  jawab  mengaplikasikan  six
sigma. Para  calon  anggota  black    belts  wajib    memenuhi  syarat-syarat  seperti:
memiliki    disiplin  pribadi,  cakap  memimpin,  menguasai  keterampilan  teknis tertentu,  mengenal  prinsip-prinsip  statistika,  mampu  berkomunikasi  dengan
jelas, mempunyai motivasi kerja yang memadai. e.  Green Belt
Adalah  orang-orang  yang  membantu  black  belts  berdadarkan  keahliannya. Pada  umumnya  green  belts  bertugas  secara    paruh  waktu  pada    bidang
tertentu,  mengaplikasikan  alat-alat  six  sigma  untuk  menguji  dan menyelesaikan  permasalahan-permasalahan  kritis,  mengumpulkan  dan
24 menganalisis data serta melakukan percobaan-percobaan.
f.  Yellow Belt Adalah  orang-orang  yang  membantu  black  belts  dan  green  belt.
Meskipun tidak memiliki keahlian tertentu tentang  Six Sigma, akan tetapi mereka  dapat  membantu  kerja  black  belt  dan  green  belt  dalam
pengumpulan data, pendefinisian masalah atau mencari sebab akibat dari suatu masalah.
Setiap  orang  yang    menjadi  bagian    dari    perusahaan  merupakan anggota Yellow Belt.
Menurut [3], ada enam komponen utama konsep Six Sigma, yaitu: a.  Mengutamakan pelayanan kepada pelanggan.
b.  Manajemen yang berdasarkan data dan fakta. c.  Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan.
d.  Manajemen yang proaktif. e.  Kerjasama tim yang bagus.
f.  Selalu mengejar kesempurnaan.
Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha  yang dijalankannya. Secara garis
besar dapat dikatakan  sasaran  Six  Sigma  adalah  melakukan  perbaikan  dalam
hal-hal,  yaitu pengurangan  biaya,  perbaikan  produktifitas,  pertumbuhan  pangsa  pasar,
pengurangan    waktu    siklus,  retensi  pelanggan,    pengurangan  cacat,  perubahan budaya kerja dan pengembangan produk jasa.
25
2.2 Metodologi Peningkatan Six Sigma