45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penilitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011, yang dilaksanakan pada salah satu perusahaan air mineral
yang terletak di daerah Sukabumi, tepatnya di daerah Cidahu, pada bagian Quality Control produksi.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Waktu 2011 Februari
Maret April
Mei
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
3 4
1 Penyusunan
Rancangan Kegiatan
X X
2 Pengerjaan
tahap Define dan Measure
X X
X X
3 Pengerjaan
tahap Analyze dan
Kesimpulan
X X X X
4 Bimbingan
dan Revisi
X X X
46
3.2 Metode Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder berupa data sekunder dari Check Visual dan Quality Control produksi. Adapun data
tersebut terdiri dari: 1. Data reject produk gallon 19 liter dan air minum cup 240 ml pada bulan
Februari 2011. 2. Dokumen umum perusahaan berupa profil perusahaan dan alur proses
produksi. 3. Informasi siklus produksi gallon 19 liter dan air minum cup 240 ml.
4. Informasi cara pengambilan data, spesifikasi dan bahan produk. 5. Informasi tentang penyebab terjadinya produk cacat.
Untuk meyelesaikan permasalahan pada penelitian ini digunakan metode deskriptif, berupa:
a. Studi pustaka Metode studi pustaka dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan analisis Six Sigma dan tentang profil perusahaan. b. Observasi langsung
Metode pengamatan dilakukan untuk mengetahui alur proses produksi dan pengambilan data produksi.
c. Wawancara Terstruktur
47 Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang masalah-
masalah yang sedang dihadapi perusahaan dan jenis karektiristik kegagalan produk yang sering timbul ketika produksi. Wawancara dilakukan terhadap
pihak Quality Control produksi, operator mesin dan bagian Visual Checker dibidang produksi jenis pertanyaan pada Lampiran 7.
3.3 Metode Pengolahan Data
Setelah data diperoleh dari bagian produksi, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data-data yang didapat. Pengolahan data dilakukan melalui
beberapa fase, yaitu: 1. Fase Define
Pada fase define dilakukan identifikasi masalah kedua jenis produk, yaitu gallon 19 liter dan air minum Cup 240 ml dan jenis karektiristik kegagalan
kedua produk yang sering timbul ketika dilakukan produksi. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan diagram pareto chart dan data Upper Limits
Control Checker yang diperoleh dari pihak Quality Control perusahaan. Dari hasil identifkasi dapat diperoleh permasalahan utama yang sedang dihadapi
oleh perusahaan.
2. Fase Pengukuran Measure Pada fase Measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dengan parameter
DPMO dan level sigma serta pengukuran kapabilitas proses. Perhitungan nilai
48 DPMO dapat digunakan dengan menggunakan Persamaan 2.1. Pengukuran
kapabilitas proses dilakukan dengan menghitung nilai C
p
Persamaan 2.6, C
pk
Persamaan 2.7 dan C
pm
proses Persamaan 2.8. Setelah diperoleh nilai DPMO, kemudian dilakukan konversi nilai DPMO
menjadi nilai sigma menggunakan tabel Conversion Sigma tabel terlampir. Dari nilai DPMO dan nilai sigma, maka dapat diketahui kondisi perusahaan
ini. 3. Fase Penganalisaan Analyze
Pada fase Analyze dilakukan analisis sebab utama yang menyebabkan masalah pada proses dengan menggunakan diagram sebab akibat Cause and Effect
Diagram dan analisis FMEA Failure Mode and Effect Analysis. Untuk membuat diagram sebab-akibat, dilakukan wawancara dengan pihak
Quality Control dan operator mesin untuk memperoleh informasi tentang hal- hal yang menyebabkan permasalahan utama yang dihadapi oleh perusahaan.
Selanjutnya dilakukan analisis FMEA untuk mengetahui penyebab manakah yang paling mempengaruhi masalah tersebut. Analisis FMEA dilakukan
dengan menggunakan Spreadsheet FMEA. Setelah diketahui penyebab utama dari permasalahan dengan FMEA maka selanjutnya ditentukan tindakan yang
sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada menggunakan table action Planning for Failure Mode.
Idealnya, setelah diketahui penyebab utama dari permasalahan yang sedang dihadapi, maka dilakukan fase Improve untuk meningkatkan proses dan
menghilangkan sebab-sabab cacat pada produk serta fase Control. Untuk
49 mengendalikan proses agar tetap berada pada level Six Sigma. Akan tetapi,
dalam fase improve dan fase control tidak dikaji mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya yang dimiliki.
Dari fase define, measure,dan analyze ini dapat dilakukan analisis antara lain: 1. Permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan.
Permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan dapat dilihat melalui diagaram pareto.
2. Kondisi baseline kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi baseline kinerja perusahaan dapat dilakukan
dengan melihat nilai akhir level sigma. 3. Penyebab yang paling berpengaruh terhadap permasalahan utama yang
sedang dihadapi. Untuk memperoleh hasil analisa berupa penyebab utama yang paling
berpengaruh dilakukan analisa berupa penyebab utama yang paling berpengaruh dilakukan analisa menggunakan spreadsheet FMEA.
Melalui spreadsheet FMEA akan diperoleh nilai RPN dari tiap-tiap penyebab utama yang menyebabkan permasalahan yang sedang dihadapi.
Nilai RPN dapat diperoleh dengan Persamaan 2.10.
50
3.4 Alur Penelitian