65 data yang keluar dari batas nilai LSL, dan juga nilai PPMUSL bernilai 35714.29
artinya ada data yang keluar batas spesifikasi atasUSL. Pada  data  air  minum  cup  240  ml,  data  benda  dalam  rentang  USL-LSL,
sehingga  nilai  C
p
lebih  besar  dibanding  dengan  nilai  index  kapabilitas  lainnya. Akan  tetapi  data-data  tersebut  tidak  memusat  pada  batas  spesifikasi,  sehingga
nilai  C
pk
bukan  nilai  indeks  yang  paling  kecil  diantara  indeks  lainnya.  Nilai PPMLSL bernilai 0.00, hal ini Karena tidak ada data yang keluar dari batas nilai
LSL.  dan  juga  nilai  PPMUSL  bernilai  35714.29  artinya  ada  data  yang  keluar batas spesifikasi atasUSL.
4.3 Analisis Masalah di PT X Analyze
Fase Analyze  merupakan  langkah  ketiga  dalam  proses  Six  Sigma.  Tujuan dari fase  ini adalah menganalisis sebab-sebab utama  yang menyebabkan masalah
pada  proses.  Pada  penelitian  ini  sebab-sebab  utama  permasalahan  tersebut dianalisis dengan menggunakan:
4.3.1 Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram
Diagram  sebab  akibat  digunakan  untuk  melihat  sejumlah  kemungkinan yang menyebabkan permasalahan yang terjadi pada proses. Informasi tentang hal-
hal  yang  menyebabkan  permasalahan  tersebut  diperoleh  dari  hasil  wawancara dengan Visual dan operator Gallon Washer Machine.
Setelah  dilakukan  wawancara  dengan  pihak  operator  Gallon  Washer Machine  PT  X  dan  pengolahan  data  aktual  lapangan  diketahui  bahwa  masalah
volume  min  pada  gallon  19  liter  dan  kerusakan  cup  pada  kemasan  240  ml
66 disebabkan  oleh  beberapa  faktor utama,  yaitu  faktor  material,  proses pengerjaan,
pekerjaan.  Untuk  lebih  jelasnya,  penyebab-penyebab  dari  masalah  volume minimum  dan  kerusakan  cup  dapat  dilihat  pada  bagan  kendali  sebab  akibat
Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Diagram Cause and Effect gallon 19 liter dan Air Cup 240 ml
67
4.3.2 FMEA Failure Mode and Effect Analysis
Setelah  diketahui  penyebab-penyebab  dari  masalah  volume  min  pada gallon 19 liter dan kerusakan cup pada kemasan 240 ml, maka dilakukan analisis
penyebab  utama  dari  permasalahan  tersebut.  Analisis  FMEA  dilakukan  dengan menggunakan  spreadsheet  FMEA.  Setiap  masalah  dari  permasalahan  dicari  nilai
RPN-nya  kemudian  nilai  RPN  tersebut  disusun  dari  nilai  yang  paling  besar sampai  yang  paling  terkecil.  Penyebab  yang  mempunyai  nilai  RPN  paling  besar
inilah  yang  merupakan  penyebab  utama  dari  permasalahan  yang  dihadapi.  Nilai RPN merupakan hasil perkalian dari nilai severity, occurance, dan  detection dari
tiap-tiap penyebab masalah. Pengisian
spreadsheet FMEA
dilakukan dengan
menggunakan brainstorming  dengan  pihak  Gallon  Washer  Machine  atau  Quality  Control
perusahaan.  Brainstorming  tersebut  dilakukan  untuk  mengetahui  akibat  yang ditimbulkan  oleh  tiap-tiap  penyebab,  menentukan  severity,  occurance,  dan
detection besarnya antara 1-10, pemberian nilai ini berdasarkan pertimbangan dan acuan  yang  ada  dalam  referensi.  Untuk  lebih  jelasnya  pada  Tabel  4.5  dan  Tabel
4.6.
Tabel 4.5 Spreadsheet FMEA Masalah volume min
Jenis cacat
Penyebab cacat
akibat cacat occ
Sevv det
Risk of Priority
Number RPN
Rank
1- 10
1- 10
1- 10
volume minimum
pengisian air kurang
stabil Pengisian air
yang kurang merata terhadap
gallon 4
5 3
60 4
68
Jenis cacat
Penyebab cacat
akibat cacat occ
Sevv det
Risk of Priority
Number RPN
Rank
1- 10
1- 10
1- 10
Alat penampung
kurang besar
Persedian air yang tidak
memadai 6
2 6
72 3
tekanan gas kurang
stabil Pengisian air ke
gallon kurang efektif
5 2
4 40
7
produksi berbarengan
Pengisian air tidak stabil dan
alat penampung cepat kosong
4 4
3 48
6
mesin pompa air
kurang maksimal
Air tidak bisa mengisi alat
penampung dengan
maksimal 5
4 7
140 2
bobot produksi
yang berlebihan
keteteran air
Pengisian air yang tidak
terkontrol dan Penanmpung
air kosong 3
6 3
54 5
keran air valep
belum otomatis
Pengisian air tidak terkontrol
dan alat penempung
cepat kosong 7
8 7
392 1
69
Tabel 4.6 Spreadsheet FMEA Masalah kerusakan cup
jenis cacat penyebab
cacat akibat cacat
occ Sevv
Det Risk of
Priority  Rank 1-10  1-10
1- 10
Number RPN
Kerusakan cup
Suhu pemanas
terlalu tinggi
-
Cup meleleh
dan Bocor 6
6 3
108 2
Kualitas bahan baku
kurang bagus
-
Cepat bocor,
meleleh dan ruksak
7 7
9 441
1
Leading cup miring
Tidak bisa di produksi
lanjut 3
3 5
45 4
Penempatan Cup
sembarangan berpengaruh
terhadap kualitas cup
dan kotor 5
4 3
60 3
Penumpukan box melebihi
maksimal Kebocoran
pada cup 4
2 3
24 6
Cup terlalu lama
disimpan digudang
Berpengaruh terhadap
kualitas cup 2
5 3
30 5
Dari  tabel  spreadsheet  Tabel  4.5  dan  Tabel  4.6  di  atas,  diketahui  bahwa penyebab yang memiliki nilai RPN paling tinggi di keduanya adalah faktor keran
valep air yang belum otomatis untuk gallon 19 liter dan kualitas bahan baku cup yang  kurang  bagus  untuk  kerusakan  cup.  Pada  gallon  19  liter,  nilai  Occurance
sebesar 7; hal tersebut berarti kadang-kadang terjadi, nilai severity sebesar 8; hal ini  berarti  penyebab  tersebut  sangat  berpengaruh  dan  kritis  terhadap  masalah
70 produksi  volume  min  tersebut,  dan  nilai  detection  sebesar  7;  hal  ini  berarti
penyebab tersebut kemungkinan kecil untuk diatasi. Sehingga setelah ketiga nilai tersebut  dikalikan  7x8x7  diperoleh  nilai  RPN  392,  dan  pada  cup,  nilai
Occurance  sebesar  7;  hal  tersebut  berarti  kadang-kadang  terjadi,  nilai  severity sebesar 7; hal ini berarti penyebab tersebut sangat berpengaruh dan kritis terhadap
masalah produksi, dan nilai detection sebesar 9; hal  ini berarti penyebab tersebut sedikit  kemungkinan  untuk  bisa  diatasi.  Sehingga  setelah  ketiga  nilai  tersebut
dikalikan 7x7x9 diperoleh nilai RPN 441. Dalam hal ini berarti bahwa penyebab yang paling utama yang menyebabkan volume minimum pada gallon 19 liter dan
kerusakan  cup  pada  air  minum  240  ml  adalah  faktor  pompa  air  yang  belum otomatis dan kualitas bahan baku yang kurang baik.
Untuk  lebih  memahami  faktor  utama  volume  minimum  dan  kerusakan cup, maka akan dijelaskan di bawah ini.
1.  Keran air valev Keran  air  valev  berfungsi  sebagai  keran  yang  mengalirkan  air  dari  tangki
penyimpanan  air  dan  mesin,  ada  beberapa  macam  valev,  di  antaraya:  valev otomatis dan valev biasa. Sebelumnya PT X pernah menggunakan valev otomatis
namun  sudah  rusak  sehingga  diganti  dengan  valev  yang  tidak  otomatis,  adapun salah  satu  gambar  valev  yang  digunakan  pada  PT  X  dapat  dilihat  pada  Gambar
4.13 di bawah ini.
71
Gambar 4.13 Keran Air valev Pengisi Air Gallon
2.  Kemasan Cup Cup adalah ada beberapa bentuk kemasan air minum, botol 1500 ml, gallon,
cup dan sebagainya. Adapun kegiatan pembuatan cup dimulai dari mendatangkan bahan  baku  utama  yaitu  resin  polypropilena  dari  Supplier  serta  bahan  baku
tambahannya  yaitu  regrind  dan  mengolahnya  menjadi  flat  sheet  yang  kemudian flat sheet diubah bentuknya menjadi kemasan cup [11].
Pembuatan  kemasan  cup  dikerjakan  melalui  mesin-mesin  yang  telah memiliki  fungsi dan peranan masing-masing, ada  2 mesin  yang digunakan,  yaitu
mesin  Extruder  dan  mesin  Thermorfing,  serta  1  mesin  Grinder  yang  berfungsi untuk  mengolah  limbah  reject  kotor  dan  reject  bersih  dari  proses  sisa  produksi
cup. Pada  mesin  Extruder  proses  yang  terjadi  adalah  mengolah  bahan  baku
utama  atau  cup  yaitu  resin  dan  bahan  baku  utama  Regrind  menjadi  satu  dengan tujuan akhir menghasilkan  flat sheet, setelah pembuatan flat  sheet  selesai, proses
selanjutnya adalah pembuatan cup. Mesin  yang digunakan dalam pembuatan cup adalah mesin Thermoforming. Fungsi dari  mesin  ini adalah mengubah lembaran-
lembaran flat sheet dan mencetaknya menjadi cup.
72 Pembahasan proses pembuatan flat sheet pada mesin Extruder :
1.  Memasukan  bahan  baku utama  resin  dan  mencampurnya dengan  bahan  baku tambahan  regrind  kedalam  mixing.  Apabila  kedua  bahan  tercampur,  maka
kedua bahan tersebut akan ditarik oleh hooper. 2.  Tahapan  selanjutnya  bahan  turun  ke  unit  screw  untuk  dipanaskan  dan  kedua
bahan tersebut dilebur menjadi satu. 3.  Setelah  dilebur,  bahan  masuk  ke  unit  screen  berfungsi  sebagai  penyaring,
sehingga ketika masuk ke unit selanjutnya bahan-bahan tersebut telah bersih. 4.  Dari  unit  screen  bahan  masuk  ke  unit  flat  die, pada  tahapan  ini  bahan  utama
yaitu  resin  dan  bahan  tambahan  regrind  telah  bercampur  dan  membentuk lembaran flat sheet.
5.  Selanjutnya  bahan  masuk  ke  unit  callender  yang  berfungsi  untuk mendinginkan  dan  mengatur  ketebalan  flat  sheet,  kemudian  flat  sheet  akan
ditarik  oleh  houl  off  dan  diatur  kelebaran  flat  sheet  dengan  cara  dipotong sampingnya oleh cutting. Setelah itu flat sheet digulung menjadi rool melalui
rell winder dan diinkubasi selama dua hari. Berikut  adalah  pembahasan  proses-proses  yang  terjadi  dalam  pembuatan  cup
pada mesin Thermoforming: 1.  Flat  sheet  yang  berupa  gulungan  dan  sudah  diinkubasi  diuraikan  kembali
melalui mesin unwinder, sehingga flat sheet menjadi lembaran kembali.
73 2.  Kemudian  flat  sheet  dipanaskan  melalui  unit  preheat,  dan  ditarik  oleh  rantai
penarik sheet ke dalam oven unit. 3.  Langkah  selanjutnya  adalah  flat  sheet  masuk  ke  mould  unit  untuk  di  cetak
menjadi cup dengan cara ditekan kemudian ditiup dengan angin sebesar 8 bar. 4.  Kemudian  sisa  dari flat  sheet  akan  digulung  oleh rell  winder,  sedangkan  flat
sheet  telah  berubah  menjadi  cup  akan  ditransfer  dan  berhenti  di  stopper  cup dengan jumlah tumpukan 50 pcs.
Setelah  diketahui  penyebab  utama  dan  penjelasannya,  selanjutnya  dibuat tabel  action  for  failure  mode  untuk  menentukan  tindakan  yang  sesuai  untuk
mengatasi  masalah-masalah  yang  ada.  Pengisian  tabel  juga  merupakan  hasil brainstorming pihak Quality Control Perusahaan  PT X item wawancara dengan
pihak  perusahaan  PT  X  pada  lampiran  4.  Untuk  lebih  jelasnya,  hasil brainstorming  tersebut  dapat  dilihat  pada  Tabel  4.7  dan  Tabel  4.8  untuk  jenis
gallon 19 liter dan air minum cup 240 ml.
Tabel 4.7 Table Action for Failure Mode gallon 19 liter
Jenis Cacat Penyebab Cacat
Desain Solusi Pengisian air
kurang stabil -  Pengecekan mesin
sebelum melakukan produksi
74 Jenis Cacat
Penyebab Cacat Desain Solusi
Volume min Alat
penanmpung kurang besar
-  Mengganti alat penampung
-  Selalu melakukan pengecekan ketersediaan
air sebelum melakukan produksi
Tekanan gas kurang stabil
-  Pengecekan dan pengesetan ulang mesin
sebelum dan sesudah produksi
-  Service mesin minimal dalam satu bulan sekali
Produksi berbarengan
-  Pembuatan penjadwalan produksi
-  Dilkukan sistem shift dalam produksi
Mesin  pompa belum maksimal
-  Pengecekan pompa sebelum dan sesudah
produksi
75 Jenis Cacat
Penyebab Cacat Desain Solusi
Bobot produksi yang berlebihan
keteteran air -  Pemeberhentian produksi
dengan selang waktu tertentu dan dilakukan
pengecekan terhadap mesin
Keran Pompa valep belum otomatis
-  Mengganti pompa valep mesin dengan yang
otomatis -  Adanya suku cadang
valep -  Sentasi pemeriksaan
mesin mingguan lebih teliti lagi.
-  Peremajaan pada mesin
Tabel 4.8 Table Action for Failure Mode Cup 240 ml
Jenis cacat Penyebab cacat
Desain solusi Kerusakan cup
Penumpukan box melebihi maksimal
-
Karyawan lebih
memperhatikan penempatan box.
-
Penempatan box ditempat yang lebih luas
Cup terlalu lama disimpan digudang
-
Memperhatikan stock
cup  sebelum  membeli cup  sebelum  dilakukan
produksi
76 Jenis cacat
Penyebab cacat Desain solusi
Kerusakan Cup
Kerusakan Cup Kualitas bahan baku
pengolahanpembuatan kurang bagus
-
Memilih  dan  membeli cup  dengan  bahan  baku
diatas  spesifikasi  standar 135 ml
-
Perusahaan harus
membuat mapping
permasalahan  bahan  baku dasar  yang  dipakai  untuk
pihak  QC  Supply  Cup pembuat
cup untuk
meningkatkan kualitas
dasar  bahan  baku  dan ketelitian  dalam  proses
pembuatan  cup  terutama ketelitian
pada  proses mesin thermoforming.
-
Mengadakan pelatihan
dan  kerja  sama  dengan pihak  QC  Supply  cup
dalam peningkatan
kualitas  dalam  mengolah bahan  baku  dasar  seperti
resin polypropilena
regrind.
-
Ketelitian QC perusahaan saat  pengambilan  dan
pemeriksaan sampel
Leading cup miring
-
Penempatan cup harus lebih diperhatikan oleh
karyawan
-
Pengecekan mesin sepatu cup sebelum dan sesudah
produksi
Penempatan Cup sembarangan
-
Memperhatikan tempat penyimpanan cup
terutama pada tempat yang lembab.
-
Mengadakan penyediaan tempat atau gudang
khusus untuk penyimpanan cup
77 Jenis cacat
Penyebab cacat Desain solusi
Suhu pemanas terlalu tinggi
-
Seting manual dan mesti diperiksa secara rutin
Dari  tabel  4.7  dan  tabel  4.8  dapat  diketahui  bahwa  hal  yang  harus dilakukan  untuk  mencegah  penyebab  utama  dikedua  jenis  yaitu  pada  gallon  19
liter dari masalah  volume minimum  yaitu perlunya penggantian  keran pompa air valep  dengan  yang  otomatis,  adanya  suku  cadang  valep,  sentasi  pemeriksaan
mesin mingguan lebih teliti lagi dan sebaiknya diadakan peremajaan pada mesin. Sedangkan  pada  air  cup  240  ml  untuk  mencegah  penyebab  utama
kerusakan  pada  cup  yaitu  perlunya  peningkatan  kualitas  bahan  baku  cup,  bahan baku  yang  dipakai  harus  diatas  spesifikasi  standar  135  ml,  Perusahaan  harus
membuat mapping permasalahan bahan baku dasar yang dipakai untuk pihak QC Supply  Cup  pembuat  cup  untuk  meningkatkan  kualitas  dasar  bahan  baku  dan
ketelitian  dalam  proses  pembuatan  cup  terutama  ketelitian  pada  proses  mesin thermoforming, Mengadakan pelatihan dan  kerja  sama dengan pihak  Supply cup
dalam  peningkatan  kualitas  juga  ketelitian  mengolah  bahan  baku  dasar  seperti resin  polypropilena  regrind  dan  Ketelitian  QC  saat  pengambilan  dan
pemeriksaan sampel. Pada  penelitian  ini  hanya  dilakukan  analisa  sampai  analyze,  sehingga
belum  dapat  diketahui  perbaikan  kualitas  produk  gallon  19  liter  dan  air  minum cup 240 ml dan kinerja pada PT X setelah dilakukan analisis Six Sigma. Selain itu,
Six  Sigma  merupakan  metode  perbaikan  yang  bersifat  iteratif    yang  harus
78 dilakukan  secara  berulang-ulang  hingga  mencapai  level  perbaikan  6  sigma
sehingga  belum  dapat  diperoleh  hasil  perbaikan  kualitas  6  sigma  karena  baru dilakukan perbaikan pada satu masalah kualitas.
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah  dilakukan  pengolahan  dan  analisa  data,  maka  pada  bab  ini  akan diambil  kesimpulan dari penelitian  yang telah dilakukan dan  juga akan diberikan
saran untuk perusahaan dan untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Penelitian  ini  dilakukan  pada  dua  jenis  produksi  air  minum  yaitu  air minum  gallon  19  liter  dan  air  minum  cup  240  ml.  Peranan  konsep  Six  Sigma
sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas khususnya pada jenis yang diteliti. Sehingga  perusahaan  tetap  dapat  bersaing  secara  kompetitif  dan  bersaing.
Langkah  awal  adalah  mengidentifikasi  masalah-masalah  pembuat  cacat  kertas. Permasalahan  terbagi  atas  13  jenis  pembuat  cacat  air  minum.  Untuk  gallon  19
liter  dengan  6  jenis  cacat  dan  diperoleh  bahwa  kecacatan  yang  sering  terjadi adalah  faktor    volume  minimum,  sedangkan  pada  jenis  air  minum  cup  240  ml
dengan 7 jenis kecacatan yang sering muncul adalah cup yang sering rusak. Setelah diketahui masalah utama yang dihadapi PT X pada kedua jenis air
minum, maka selanjutnya dilakukan pengukuran  baseline kinerja perusahaan dan diperoleh  bahwa  kondisi  belum  memiliki  kapabilitas  dan  berada  pada  level  3.44
sigma  untuk  jenis  gallon  19  liter  dan  level  3.79  sigma  untuk  jenis  cup  240  ml. Selanjutnya  dilakukan  analisa  dan  brainstorming  dengan  pihak  Quality  Control
dan  Washer  Gallon  Machine  di  PT  X  tentang  masalah  volume  min  pada  gallon dan  kerusakan  cup  pada  air  minum    cup  240  ml,  diperoleh  kesimpulan  bahwa
penyebab  utama  volume  minimum  yaitu  keran  yang  belum  otomatis  dan