57
4.2 Pengukuran kinerja PT X Measure
Setelah dilakukan pendefinisian masalah yang akan dianalisis, kemudian pada fase measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dan
pengukuran kapabilitas proses dalam perusahaan.
4.2.1 Pengukuran baseline kinerja
Dalam penelitian ini, pengukuran baseline kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan parameter DPMO dan nilai sigma. Hasil perhitungan
DPMO dan nilai sigma dari tiap-tiap jenis kecacatan dapat dilihat dalam Table 4.3 dan 4.4nilai sigma diperoleh dari table Konversi sigma pada
Lampiran 2. Berikut contoh perhitungannya Persamaan 2.1: 1. pada gallon 19 liter
a. Volume minimum
b. Bocor
2. Pada air minum cup 240 ml a. Kerusakan cup
b. Lid cup
58
Tabel 4.3 Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan pada gallon 19
liter
No Jenis Kerusakan Pada
Gallon 19 Liter Jumlah
DPMO Sigm
a
1 Volume min
2890 27515
3.44
2 Bocor
1221 11625
3.78 3
Debu 489
4656 4.11
4 Lumut
356 3389
4.21 5
cup seal 1848
63340 3.62
6 Seal
1118 17594
3.82
Tabel 4.4 Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan pada air minum
cup 240 ml
No Jenis Kerusakan
Pada Air minum
cup 240 ml Jumlah
DPMO Sigma
1 Volume min
1328 4433
4.12 2
Kotor 1261
4210 4.14
3
Cup 3444
11497 3.79
4 Lid Cup
3161 10553
3.82 5
Box 388
1295 4.51
6 Layer
674 2250
4.34 7
Lakban 15
50 5.39
Dari Tabel 4.2 dan tabel 4.3 dapat diketahui nilai DPMO dari semua masalah cacat besar dan nilai sigmanya relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
baseline relatif kinerja perusahaan kurang baik dan perlu dilakukan perbaikan kualitas. Dalam penelitian ini, akan dilakukan perbaikan kualitas terhadap volume
min pada gallon 19 liter dan kerusakan cup pada air minum cup 240 ml, karena kedua cacat ini merupakan nilai DPMO paling besar dan nilai sigmanya paling
kecil diantara jenis-jenis cacat yang lain.
59
S a m p le S
a m
p le
M e
a n
2 8 2 5
2 2 1 9
1 6 1 3
1 0 7
4 1
9 0 8 0
7 0 6 0
5 0 4 0
3 0 2 0
1 0 _
_ X = 3 8 . 4 0
U C L = 7 2 . 4 2
LC L = 4 . 3 7
1
X b a r C h a r t o f R e j e c t A i r G a l l o n 1 9 L i t e r
4.2.2 Pengukuran Kapabilitas Proses
Pengukuran kapabilitas proses perusahaan dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan, apakah memiliki kapabilitas atau tidak serta untuk
mengetahui besarnya indeks kapabilitas dari perusahaan. Prosedurnya menggunakan persamaan C
p
, C
pk
, dan C
pm
. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kapabilitas proses berdasarkan banyaknya jumlah produksi yang
cacat. Data diperoleh dengan menghitung jumlah produksi dari tiap hari produksi. Setelah data diperoleh Tabel Lampiran 2 dan Lampiran 3, langkah
pertama yang dilakukan adalah mencari nilai USL, LSL, UCL, LCL, rata-rata proses
, dan target T. nilai-nilai tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan mempunyai kapabilitas atau tidak. Nilai USL, LSL, dan T diperoleh
dari bagian Quality Control perusahaan, yaitu USL =180, LSL=0 dan T=10 untuk gallon 19 liter, dan USL=200, LSL=0, dan T=50 untuk air minum cup 240 ml.
Sedangkan nilai UCL dan LCL dan diperoleh dengan membuat bagan kendali
Shewhart. Bagan kendali tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 berikut:
Gambar 4.4
Bagan kendali Shewhart bagian jumlah cacat paling banyak pada gallon 19 liter
60
S a m p le S
a m
p le
M e
a n
2 8 2 5
2 2 1 9
1 6 1 3
1 0 7
4 1
8 0 0 6 0 0
4 0 0 2 0 0
_ _
X = 1 0 4 . 6 U C L= 3 1 9 . 1
LC L= - 1 1 0 . 0
1
X b a r C h a r t o f R e j e c t A i r C u p 2 4 0 m l
Gambar 4.5 Bagan kendali Shewhart bagian jumlah cacat paling banyak
pada air minum cup 240 ml Dari gambar 4.4 dan 4.5 terlihat pada gallon 19 liter besarnya UCL=72.42,
LCL=4,37, dan = 103.2 dan pada air minum cup 240 ml UCL=104.6, LCL= -
110, dan = 104.6 besarnya nilai USL pada gallon 19 liter dan air minum cup
240 ml lebih besar dari nilai UCL keduanya, akan tetapi LSL lebih kecil dari nilai LCL sehingga belum dapat diketahui secara pasti kondisi perusahaan saat ini.
maka dilakukan analisis dengan melihat nilai index kapabilitas C
p
, C
pk
, dan C
pm
. Untuk mencari indeks kapabilitas proses perusahaan menggunakan data
cacat, langkah selanjutnya adalah menguji normalitas data dan membuat histogram. Kedua hal ini dilakukan untuk melihat sebaran data, besarnya nilai
rata-rata proses dan besarnya nilai standar deviasi. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat nilai p-value data melalui Probability Plot data, dengan ketentuan
iika p-value 0.05 maka data berdistribusi normal dan jika p-value 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan pengujian terhadap data
keluhan pelanggan PT X, dari grafik Probability Plot of Failure data Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 diperoleh nilai p-value 0.05 untuk gallon 19 liter dan p-value
61
r e j e c t g a llo n 1 9 lit e r P
e rc
e n
t
9 0 8 0
7 0 6 0
5 0 4 0
3 0 2 0
1 0
9 9 9 5
9 0 8 0
7 0 6 0
5 0 4 0
3 0 2 0
1 0 5
1 M e a n
0 . 0 0 5 3 8 . 4 0
S t D e v 1 3 . 1 5
N 2 8
A D 1 . 5 3 7
P - V a lu e
P r o b a b i l i t y P l o t o f r e j e c t g a l l o n 1 9 l i t e r
N o r m a l - 9 5 C I
r e j e c t C u p 2 4 0 m l P
e rc
e n
t
8 0 0 6 0 0
4 0 0 2 0 0
- 2 0 0 - 4 0 0
9 9 9 5
9 0 8 0
7 0 6 0
5 0 4 0
3 0 2 0
1 0 5
1 M e a n
0 . 0 0 5 1 0 4 . 6
S t D e v 1 3 0 . 3
N 2 8
A D 6 . 2 6 2
P - V a lu e
P r o b a b i l i t y P l o t o f r e j e c t C u p 2 4 0 m l
N o r m a l - 9 5 C I
0.05 untuk air minum cup 240 ml, sehingga disimpulkan bahwa kedua data tersebut tidak berdistribusi normal baik pada gallon 19 liter maupun pada air
minum cup 240 ml.
Gambar 4.6 Probability Plot of Failure pada gallon 19 liter
Gambar 4.7 Probability Plot of Failure pada cup 240 ml
62
r e j e c t Cu p 2 4 0 m l Fr
e q
u e
n c
y
8 0 0 6 0 0
4 0 0 2 0 0
- 2 0 0 2 5
2 0 1 5
1 0 5
M e a n 1 0 4 . 6
S t D e v 1 3 0 . 3
N 2 8
H i s t o g r a m o f r e j e c t C u p 2 4 0 m l
N o r m a l
r e je ct g a llo n 1 9 lit e r F
re q
u e
n c
y
8 0 6 4
4 8 3 2
1 6 9
8 7
6 5
4 3
2 1
M ean 38.40
St D ev 13.15
N 28
H i st ogr a m of r e j e ct g a l l on 1 9 l i t e r
No r m a l
Histogram dari data kecacatan produksi dari dua jenis data baik data gallon 19 liter dan air minum cup 240 ml berturut-turut dapat dilihat pada Gambar
4.7 dan Gambar 4.8 berikut:
Gambar 4.7
Histogram Gallon 19 Liter
Gambar 4.8 Histogram Air Minum Cup 240 ml
Setelah diketahui sebaran data, nilai rata-rata proses dan standar deviasi maka selanjutnya dihitung nilai C
pm
. Dengan perhitungan diperoleh:
63
8 0 6 4
4 8 3 2
1 6
L S L T a r g e t
U S L P r o c e ss D a t a
S a m p le N 2 8
S t D e v W it h in 1 3 . 1 5
S t D e v O v e r a ll 1 3 . 2 6 9 1
LS L 4 . 3 7
T a r g e t 1 0
U S L 7 2 . 4 2
S a m p le M e a n 3 8 . 4
P o t e n t ia l W i t h in C a p a b il it y C C p k
0 . 1 4 O v e ra ll C a p a b ilit y
P p 0 . 8 5
P P L 0 . 8 5
P P U 0 . 8 5
P p k C p
0 . 8 5 C p m
0 . 0 6 0 . 8 6
C P L 0 . 8 6
C P U 0 . 8 6
C p k 0 . 8 6
O b se r v e d P e rf o r m a n c e P P M LS L
0 . 0 0 P P M U S L
3 5 7 1 4 . 2 9 P P M T o t a l
3 5 7 1 4 . 2 9 E xp . W it h in P e r f o r m a n ce
P P M LS L 4 8 2 9 . 0 9
P P M U S L 4 8 3 9 . 7 6
P P M T o t a l 9 6 6 8 . 8 6
E xp . O v e r a ll P e r f o r m a n ce P P M LS L
5 1 6 4 . 7 5 P P M U S L
5 1 7 5 . 9 7 P P M T o t a l
1 0 3 4 0 . 7 2 W it h in
O v e r a ll
P r o ce s s C a p a b i l i t y o f r e j e c t g a l l o n 1 9 l i t e r
1. Pada gallon 19 liter:
2. Pada Air minum cup 240 ml
Jika disajikan dalam histogram Gambar 4.10 dan 4.11
Gambar 4.10 Process Capability of Failure pada gallon 19 liter
64
8 0 0 6 0 0
4 0 0 2 0 0
- 2 0 0
L S L T a r g e t
U S L
P r o c e s s D a t a S a m p le N
2 8 S t D e v W it h in
1 3 0 . 6 S t D e v O v e r a ll
1 3 1 . 4 8 4 L S L
- 1 1 0 T a r g e t
5 0 U S L
3 1 9 . 1 S a m p le M e a n
1 0 4 . 6 P o t e n t ia l W it h in C a p a b ilit y
C C p k 0 . 4 1
O v e r a ll C a p a b ilit y P p
0 . 5 4 P P L
0 . 5 4 P P U
0 . 5 4 P p k
C p
0 . 5 4 C p m
0 . 3 8 0 . 5 5
C P L 0 . 5 5
C P U 0 . 5 5
C p k 0 . 5 5
O b s e r v e d P e r f o r m a n c e P P M LS L
0 . 0 0 P P M U S L
3 5 7 1 4 . 2 9 P P M T o t a l
3 5 7 1 4 . 2 9 E x p . W i t h in P e r f o r m a n c e
P P M LS L 5 0 1 7 2 . 3 0
P P M U S L 5 0 2 5 1 . 5 4
P P M T o t a l 1 0 0 4 2 3 . 8 4
E x p . O v e r a ll P e r f o r m a n c e P P M LS L
5 1 3 2 5 . 7 1 P P M U S L
5 1 4 0 5 . 8 5 P P M T o t a l
1 0 2 7 3 1 . 5 6
W it h in O v e r a ll
P r o c e s s C a p a b i l i t y o f r e j e c t C u p 2 4 0 m l
Gambar 4.11 process Capability of Failure pada air minum cup 240 ml
Karena data tidak berdistribusi normal untuk gallon 19 liter dan cup 240 ml, maka nilai C
p
dan C
pk
tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat kapabilitas proses, sehingga yang digunakan adalah indeks C
pm
yaitu sebesar 0.95. karena nilai C
pm
kurang dari 1 maka dapat dikatakan pada gallon 19 liter proses belum kompetitif untuk bersaing di pasar global belum mempunyai kapabilitas.
Dan pada air minum cup 240 ml didapatkan data tidak berdistribusi normal maka nilai C
p
, C
pk
tidak bisa digunakan untuk mengukur tingkat kapabilitas proses. sehingga yang digunakan adalah indeks C
pm
yaitu sebesar 0.32. karena nilai C
pm
kurang dari 1 maka dapat dikatakan pada air minum cup 240 ml proses belum kompetitif untuk bersaing di pasar global belum mempunyai kapabilitas.
Dari histogram dan kurva normal di atas terlihat data pada gallon 19 liter data benda dalam rentang USL-LSL, sehingga nilai C
p
lebih besar dibanding dengan nilai index kapabilitas lainnya. Akan tetapi data-data tersebut tidak
memusat pada batas spesifikasi, maka nilai C
pk
bukan nilai indeks paling kecil diantara indeks lainnya. Nilai PPM LSL bernilai 0.000, hal ini karena tidak ada
65 data yang keluar dari batas nilai LSL, dan juga nilai PPMUSL bernilai 35714.29
artinya ada data yang keluar batas spesifikasi atasUSL. Pada data air minum cup 240 ml, data benda dalam rentang USL-LSL,
sehingga nilai C
p
lebih besar dibanding dengan nilai index kapabilitas lainnya. Akan tetapi data-data tersebut tidak memusat pada batas spesifikasi, sehingga
nilai C
pk
bukan nilai indeks yang paling kecil diantara indeks lainnya. Nilai PPMLSL bernilai 0.00, hal ini Karena tidak ada data yang keluar dari batas nilai
LSL. dan juga nilai PPMUSL bernilai 35714.29 artinya ada data yang keluar batas spesifikasi atasUSL.
4.3 Analisis Masalah di PT X Analyze