38
2.2.3 Fase Analyze
Merupakan fase mencari dan menentukan penyebab dari suatu masalah. Selanjutnya akar utama suatu permasalahan dapat dianalisis
menggunakan diagram cause effect Ichigawa Fishbone dan Failure Models and Effect AnalysisFMEA.
1. Diagram sebab akibat Cause and effect diagram Cause and effect diagram adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengorganisasi dan menggabungkan seluruh ide-ide mengenai penyebab potensial dari suatu masalah. Bentuknya seperti tulang ikan fishbone,
terdiri dari dua macam bagian yaitu [6]: a Kepala ikan akibat, berada di sebelah kanan. Bagian ini memuat suatu
permasalahan kecacatan produk, yaitu akibat yang terjadi. b Tulang ikan penyebab, terdiri dari faktor-faktor penyebab di mana duri-duri
tersebut akan bercabang-cabang sesuai jumlah penyebab yang ditemukan. Gambar 2.7 merupakan contoh bentuk diagram sebab akibat:
Gambar 2.7 Contoh Diagram Sebab Akibat
39 2. FMEA Failure Models and Effect Analysis
Failure Models and Effect Analysis atau analisa potensi kegagalan dari produkproses
dan efek-efeknya
merupakan suatu
kegiatan mendokumentasikan pengidentifikasian tindakan untuk menghilangkan atau
mengurangi kemungkinan potensi kegagalan terjadi. Langkah-langkah dalam menggunakan FMEA yaitu [9]:
a. Mengidentifikasi proses, produk atau jasa. b. Membuat kolom-kolom dalam sebuah spreadsheet. Masing- masing kolom
tersebut diberi nama: modes of failure, cause of failure, effect of failure, frequency of occurance, degree of severity, chance of detection, risk priority
number RPN dan rank. c. Membuat daftar masalah-masalah yang mungkin mucul.
d. Mengidentifikasi semua penyebab dari setiap masalah yang muncul. e. Menentukan akibat dari setiap masalah tersebut. Kemudian mengidentifikasi
akibat potensial dari masalah terhadap pelanggan, produk dan proses. f. Membuat tabel keterangan nilai-nilai yang akan ditentukan. Untuk mengisi
kolom frequency of occurance, degree of severity, dan chance of detection dibuat sebuah tabel consensus dari nilai-nilai relative untuk mengasumsikan
frekuensi muncul occurance, seberapa besar pengaruh efek kegagalan yang terjadi severity, kemungkinan masalah tersebut terdeteksi dan diatasi
40 sekarang ini detection. Selanjutnya mengisikan nilai yang sesuai untuk
kolom-kolom di atas berdasarkan tabel yang telah dibuat. g. Menghitung nilai resiko RPN dari tiap masalah, dengan rumus:
RPN = SEVV OCC DET 2.10
h. Menyusun masalah berdasarkan nilai RPN, dengan urutan dari nilai RPN tertinggi ke terendah
i. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko pada masalah berdasarkan rankingnya.
Berikut contoh tabel spreadsheet FMEA Tabel 2.4:
Tabel 2.4 Spreadsheet FMEA
Mode of
failure Cause of
failure Effect of
failure Frequence of
occurance 1- 10
Degree of severity 1-
10 Chance
of detecti
on 1- 10
Risk priority
number RPN
Ran k
Nilai occurance OCC, severity SEV dan detection DET besarnya antara 1-10. Ketentuan pemberian besarnya nilai ini dapat dilihat dalam Table 2.5
berikut :
Tabel 2.5 Nilai Occurance OCC, Severity SEV dan Detection DET
41
Nilai Occurance
OCC Severity SEV
Detection DET 1
Jika masalahnya
hampir tidak pernah terjadi
Jika masalahnya tidak berpengaruh
minor. Jika masalahnya
pasti dapat cepat- cepat tercapai
diatasi Very high 2
Jika masalahnya sedikit berpengaruh
dan tidak terlalu kritis low.
3 Jika
masalahnya sangat jarang
terjadi, relatif sedikit low
Jika masalahnya kemungkinan
besar dapat diatasi high
4 Jika masalahnya
cukup berpengaruh, dan pengaruhnya
cukup kritis moderate
Jika masalahnya ada kemungkinan
untuk dapat diatasi moderatte
5 6
Jika masalahnya
kadang- kadang terjadi
moderate 7
Jika masalahnya sangat berpengaruh,
dan kritis high Jika masalahnya
kemungkinannya kecil untuk dapat
diatasi low 8
Jika masalahnya
sering terjadi high
9 Jika
masalahnya sulit untuk
dihindari very high
Jika masalahnya benar-benar
berpengaruh, sangat merugikan dan
sangat kritis very high
Jika masalahnya mungkin tidak
dapat diatasi very low
10 Jika masalahnya
tidak dapat diatasi none.
Setelah dilakukan analisis FMEA, selanjutnya menentukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Terutama masalah-masalah
yang memiliki nilai resiko RPN tertinggi. Untuk itu digunakan tabel action planning for failure mode Tabel 2.6. Dengan tabel ini ditentukan tindakan yang
sesuai untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi dengan memberikan solusi langsung ke akar penyebab permasalahannya. Apabila
diperlukan, untuk setiap solusi tersebut dapat dibuat validasi yang akan berguna
42 untuk memastikan bahwa solusi telah diimplementasikan dengan benar. Bentuk
validasi tersebut dapat berupa laporan, form atau checksheet.
Tabel 2.6 Bentuk table action for failure mode
Failure mode
Actionable cause
Design actionpotensial
solution Design validation
2.2.4 Fase Improve