Pendefinisian masalah di PT X Define

51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data Tabel Lampiran 2 dan Lampiran 3, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan dan analisa terhadap data yang diperoleh. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan mendifinisikan, mengukur dan menganalisa masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan air minum tersebut dengan pendekatan six sigma yang terdiri dari fase define, measure dan analyze. Hasil dan pembahasan dijabarkan sebagai berikut.

4.1 Pendefinisian masalah di PT X Define

Fase Define merupakan langkah awal dalam melakukan analisa Six Sigma, hal pertama yang dilakukan dalam fase ini adalah mengidentifikasi hal-hal yang dianggap penting dalam proses produksi Critical to Quality atau biasa disingkat CTQ, Secara garis besar pada proses berlangsungnya produksi ada beberapa kendala yang sering terjadi, yaitu pada produk air minum gallon 19 liter dan air minum cup 240 ml, karena dua produk ini yang sering diproduksi oleh PT X. Berdasarkan hasil interview dengan pihak Quality Control, pihak Visual checker dan pelaku produksi, diketahui bahwa CTQ terdiri dari sortir fisik gallon dan cup air minum yang reject rusak. Adapun kondisi fisik dari gallon atau air cup yang reject yaitu di antaranya: 1. Pada gallon 19 liter, kerusakannya adalah gallon yang bocor. Gallon bocor ada dua kriteria yaitu pertama gallon bocor berat, artinya sedikit kemungkinan gallon ini untuk diperbaiki seperti gallon pecah, solusinya gallon akan dilebur kemudian didaur ulang. Kedua gallon bocor ringan yaitu bocor yang 52 masih bisa ditanggulangi dan biasanya solusinya dilakukan penambalan. Selain gallon bocor juga gallon Berdebu, Berlumut, Volume minimum artinya pengisian air kurang dari 18.5 liter, Seal dan Cup seal. 2. Pada air minum cup 240 ml, kerusakan yang terjadi di antaranya adalah kerusakan pada cup air, liding cup tutup Cup, box kardus, layer, dan lakban. Dalam penelitian ini, perbaikan kualitas akan dilakukan pada bagian yang sering timbul kerusakan dibagian produksi dan dari produksi dihitung jumlah produk yang reject seperti yang disebutkan diatas. Sehingga data yang diperoleh dari pihak Quality Control dan bagian produksi perusahaan dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Data Cacat Produksi Gallon 19 Liter Bulan Februari 2011 No Jenis Kerusakan pada gallon 19 L Jumlah 1 Volume min 2890 2 Bocor 1221 3 Debu 489 4 Lumut 356 5 cup seal 1848 6 Seal 1118 Tabel 4.2 Data Cacat Pada Air Minum Cup 240 ml Bulan Februari 2011 No jenis kerusakan air minum 240 ml Jumlah 1 Volume min 1328 2 Kotor 1261 3 Cup 3444 4 Lid cup 3161 5 Box 388 53 C o u n t P e rc e n t C3 Co u n t 2 3 . 3 1 5 .4 1 4 . 1 6 . 2 4 . 5 Cu m 3 6 .5 5 9 . 8 7 5 .2 8 9 . 3 2 8 9 0 9 5 . 5 1 0 0 . 0 1 8 4 8 1 2 2 1 1 1 1 8 4 8 9 3 5 6 Pe r c e n t 3 6 .5 O th e r De b u s e a l Bo c o r cu p se a l V o lm in 8 0 0 0 7 0 0 0 6 0 0 0 5 0 0 0 4 0 0 0 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8 0 6 0 4 0 2 0 p a r e t o Ch a r t o f J e m i s k e r u sa k a n p a d a g a l o n 1 9 L No jenis kerusakan air minum 240 ml Jumlah 6 Layer 674 7 Lakban 15 Dari Tabel 4.1 dan 4.2 diketahui bahwa data cacat produksi terdiri dari tiga belas jenis kerusakan, dengan enam pada air gallon 19 liter dan tujuh pada air minum cup 240 ml. Jenis kerusakan yang paling banyak terdapat pada volume minimum di gallon 19 liter dan kerusakan cup untuk air minum cup 240 ml. Untuk lebih memudahkan dalam melihat jenis kerusakan pada dua produk tersebut dapat dibuat diagram Pareto. Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menggambarkan diagram Pareto jenis produk yang rusak. Gambar 4.1: Pareto Chart jenis cacat pada gallon 19 liter 54 C o u n t P e r c e n t jenis ker usakan pada cup 240 ml Count 30. 8 12. 9 12. 3 6. 6 3. 9 Cum 33. 5 64. 3 77. 2 89. 5 3444 96. 1 100. 0 3161 1328 1261 674 403 Per cent 33. 5 Ot her Lay er kot or Volmin Lid Cup cup 10000 8000 6000 4000 2000 100 80 60 40 20 Par eto Char t of jenis ker usakan pada cup 2 4 0 ml Gambar 4.2: Pareto Chart jenis cacat pada air cup 240 ml Dari diagram Pareto pada gallon 19 liter terlihat 36 jenis kerusakan terjadi pada volume yang minimum dan pada air cup 240 ml 33.5 kerusakan terjadi pada cup, ini artinya kedua masalah tersebut harus mendapat prioritas penyelesaian terlebih dahulu. Dapat dijelaskan secara singkat bahwa alur proses produksi pada gallon 19 liter yaitu dari mulai masuk gallon ke perusahaan dari Supply Cup, kemudian dilakukan beberapa tahap pensortiran pengecekan dari mulai gallon yang diturunkan dari mobil, kemudian dilakukan tahap sortir pertama yaitu pengecekan gallon bocor, berlumut dan berdebu. Gallon bocor dipisahkan menjadi dua bagian yaitu gallon yang bocor ringan dan gallon yang bocor berat, Setelah gallon bocor dipisahkan maka gallon dipisahkan kembali dari gallon yang tergolong kotor berat dan kotor ringan, gallon yang kotor ringan cukup dicuci dengan air biasa dan dimasukkan ke alat mixer, adapun gallon yang kotor berat seperti gallon yang berlumut, setelah dicuci dan dimasukkan ke alat mixer gallon diberikan larutan kimia dengan tujuan 55 menghilangkan bakteri dan didiamkan selama tiga hari. Setelah itu, dilakukan proses pencucian yang kedua dan pembersihan kembali dengan Gallon Washer Machine yaitu dilakukan filtrasi, kemudian pencucian dengan air panas dan dicuci kembali dengan air dingin kemudian dilkukan proses ozonisasi dengan cermat. Setelah gallon bersih, maka tahap selanjutnya mulai dilakukan pengisian air dengan Gallon Filling Machine dan dilakukan sortir kedua yang sering disebut check visual untuk memastikan tidak ada debu, kotoran, atau benda apapun dan check volume air, setelah lolos check visual maka dilakukan pelebelan dan sudah siap produksi. Adapun alur produksi pada air minum cup 240 ml, tidak serumit pada gallon, yaitu dari mulai cup yang dibeli dari Supply Cup, kemudian diperiksa oleh QC perusahaan, jika telah layak maka diisi air mineral yang telah mengalami proses ozonisasi oleh mesin Cup Sealer 16 Line, setelah itu cup diisi dengan air mineral ditutup dengan lid, selanjutnya dilakukan check visual, leading cup, dan memastikan air steril dari debu, kotoran, dan volume air, kemudian dikemas kedalam box dan dilakban. Untuk lebih jelasnya, alur proses produksi gallon dan air minum cup 240 ml dapat di lihat pada proses mapping pada Gambar 4.3. 56 Gambar 4.3 proses Mapping produksi air minum gallon dan cup 240 ml 57

4.2 Pengukuran kinerja PT X Measure