a. Tempat dan masa tertentu dengan fakta-faktanya, yaitu tempat dan yang
memungkiri karya sastra itu muncul.
Tempat tejadinya cerita ini adalah di daerah Deli Serdang yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Tuanku Indra Bestari. Raja itu mempunyai
seorang putri bernama Sri Putih Cermin. Putri ini memiliki kekasih bernama Marajaya.
b. Pandangan hidup masyarakat pada saat itu sehingga muncul pandangan hidup atau cara berpikir masyarakat pada karya sastra.
Pandangan atau prinsip hidup yang dianut oleh masyarakat Deli Serdang berdasarkan hikmah dari cerita ini adalah sudah sepatutnya kita sebagai anak
mendengarkan nasihat orang tua dan berbakti terhadap mereka.. Jika kita tidak mendengarkan nasehat mereka maka kita atau si anak akan celaka.
Hal ini dapat kita simpulkan dari cerita di bawah ini: ”Pada suatu malam yang tak disangka-sangka datanglah hujan yang sangat
lebat, angin kencang, badai dan gempa yang mengoyangkan bumi. Rupanya merak Kayangan marah kepada Marajaya sebab Marajaya lupa akan janjinya
kepada Merak Kayangan. Marajaya hilang dibawa air tidak tentu rimbanya. Istana penuh dengan air, rumah-rumah penduduk hanyut dan tinggallah Sri Putih Cermin
tidak berdaya. Setiap malam bulan sabit muncullah putri menangis meratap sambil menghimbau Marajaya di tepi pantai. Pantai itu pun diberi nama Pantai Cermin.”
Hujan badai yang diciptakan oleh Merak Kayangan itu karena Marajaya mengingkari janjinya. Sebelum kejadian itu, Marajaya pergi mencari Sri Putih
Cermin, tetapi di jalan bertemu dengan Merak Kayangan yang disangka oleh
Universitas Sumatera Utara
Marajaya kekasihnya. Mereka jatuh cinta dan kawin di kayangan. Setelah Marajaya sadar bahwa wanita itu bukan kekasihnya, ia mohon diri untuk turun ke
bumi dan berjanji akan kembali ke kayangan. Tetapi, sampai di bumi Marajaya menikah dengan kekasihnya, Sri Putih Cermin, dan melupakan Merak Kayangan
yang selalu menunggu kehadiranya. Jika menyimak peristiwa yang dialami ketiga tokoh itu, pengarang ingin
menyampaikan agar seorang wanita, terlebih-lebih putri raja, janganlah pergi dari rumahnya. Wanita atau gadis remaja hendaknya taat pada adat dan masa dipingit.
Hal itu tidak akan terjadi jika Sri Putih Cermin tidak pergi meninggalkan istana. Marajaya tidak akan menikah dengan Merak Kayangan jika ia tidak pergi mencari
Sri Putih Cermin sehingga penghianatan tidak terjadi antara Marajaya dan Merak Kayangan.
c. Keadaan masyarakat pada tertentu sehingga perlu direkam dalam karya sastra.