Sri putih mendesak terus :” Ayo Balasegala kenapa kau diam saja lekas kembalikan Marajaya ”
“Hai manusia kecil berani menukar namaku menjadi Balasegala, ya ??? Awas Semuanya akan ku kunyah-kunyah kumakan Tahulah, orang lapar mendapat
santapan ” Halaman 59 paragraf 5
Kesetiaan
Watak baik yang dimiliki oleh Sri Putih Cermin, kekasih Marajaya. Dalam cerita terdahulu sebagai gadis, ia telah berbuat salah. Di sisi lain, sebagai seorang
kekasih, ia setia kepada kekasihnya dan ragu-ragu menolong kekasihnya yang berada dalam kesulitan. Pepatah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul adalah
nilai psikologi kesetiaan yang akan ditunjukkan oleh si empunya cerita kepada pembaca.
“Aku mau beristirahat hanya bersamamu. Kalau kau pergi aku terpaksa ikut”. Kalau kau pergi, aku terpaksa ikut. Tak usah cerita mengenai Balagala.
Sungguh pun tubuhnya besar tapi hatinya pengecut. Aku sudah pernah berhadapan dengan dia. Dia lari dan istananya kurebut. Istana kacanya itu kunamai Istana
Cermin Permata. Apalagi yang kau kuatirkan ?” “oh …..jadi, Tuanku Putri sudah pernah ke istana Kaca ? dan pernahkah
menaiki tangga asap ?” Marajaya teringat akan perkataan balagala dulu. halaman 84 paragraf 2
4.3 Balagala
Sombong
Universitas Sumatera Utara
Balagala adalah orang yang sombong karena dia merasa dia paling kuat dan ditakuti oleh manusia.
Tiba-tiba pintu terbuka serentak dengan gemuruh suara raksasa : “HAI MANUSIA KIRANYA sudah lama aku mencari manusia, kini dia datang
sendiri “ “ Benar ” Sahut Marajaya, “ aku ingin berkenalan dengan raksasa.
Siapakah namamu ?” Mendengar jawaban Marajaya itu terbelalak mata sang raksasa. Kepalanya
yang botak berkilat itu berkerunyut. Ia menggigil menahan marah hingga tengkorak-tengkorak manusia yang terikat pada kalungnya berkeretak-keretak
kedengaran. Akhirnya dari mulut raksasa yang besar itu tercetus suara parau. “Hai apa katamu? Ingin berkenalan ? HA HA HA tidakkah kau takut?
Akulah Balagala yang paling ditakuti manusia.” “O Balagala ” balas Marajaya. “ kenapa aku takut ? Kau juga seperti aku
hanya mempunyai satu nyawa ” Halaman 12 paragraf 5
Bekerja sama
Sebagai manusia raksasa yang kuat dan ditakuti namun Balagala tetap mempunyai sifat mau bekerja sama. Hal ini dapat dilihat ketika Marajaya ingin
mencari Sri Putih Cermin ke kayangan, Balagala mau bekerja sama membantu Marajaya.
Sebaik mendengar keterangan itu Balagala mencari akal, kemudian katanya : “Oooo…. Yaaa Baru saya ingat beberapa hari yang lalu ada seorang
Universitas Sumatera Utara
putri bersembunyi di ruangan asap hitam. Sewaktu saya datangi, dia lari menaiki tangga asap sampai sekarang ia belum turun “.
Marajaya segera percaya : “Ayo kita susul dia ke kayangan ” “semakin cepat semakin baik”, sambung Balagala pula, “naiklah Tuan
hamba ke pundak saya supaya cepat sampai ke kayangan”. halaman 48 paragraf 5
Pengkhianat
Balagala berkhianat karena di awal dia bersedia membantu Marajaya, namun setelah Marajaya sampai ke kayangan dia kembali terlebih dahulu,
meninggalkan Marajaya dan menghapus atau memusnahkan tangga asap menuju kayangan. Sehingga Marajaya tidak bisa kembali lagi ke Bumi.
Menggigil tubuh Balagala mendengarkannya. Ia terus berlari, terus menerus tiada henti, tiada memandang kanan dan kiri, tiada perduli apa yang
terjadi, demi menyelamatkan diri ia berlari sekuat hati dan tenaga menuruni titian tangga menuju terowangan ujung Tanah kayangan….. sekeluarnya dari
terowongan ujung Tanah Kayangan, luputlah ia dari kejaran Hulunan Tiga dan Hulubelang Gelang, hingga ia pun aman menuju jalan pulang.
Sambil berjalan ia berpikir : “putus harapan menjumpai Sri Dewi Bidadari. Biarlah aku kembali bebas ke bumi Marajaya takkan mungkin kembali karena
tangga asap akan kumusnahkan, pasti”. Sesampainya di istana Kaca. Balagala pun bertindak dengan segera
menghancurkan bangunan ruangan asap hitam, hingga putuslah hubungan tangga asap. Bagian tangga asap yang terakhir, naik gegap gempita : “selamat jalan
Universitas Sumatera Utara
selamat pergi kirim salamku kepada Sri Dewi Bidadari dan Marajaya yang takkan kembali, karena putus hubungan antara kayangan dengan bumi ”
Sesudah itu ia pun tertawa terbahak-bahak : “Ha haha Hi hihi bebas bebas aku bebas Ha haha Marajaya tiada berdaya dan aku merdeka seperti
sediakala Boleh memakan segala apa yang aku suka Manusia daging manusia ha ha ha ”
Halaman 58 paragraf 6
4.4 Jin Jembalang