DNA Mitokondria Asam Nukleat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sering dikenal dengan denaturasi. Denaturasi DNA bersifat reversible. Proses pembentukan kembali struktur untai ganda dari keadaan terdenaturasi disebut renaturasi. Proses renaturasi dapat berjalan jika suhu mendekati suhu subdenaturasi mendekati 60 o C. DNA menyerap sinar UV pada panjang gelombang 260 nm Yuwono, 2009.

2.2.2 DNA Mitokondria

Mitokondria merupakan organel sel yang berfungsi sebagai penghasil energi dalam bentuk ATP yang akan dipergunakan untuk aktivitas seluruh sel-sel tubuh manusia. Mitokondria memiliki diameter sebesar 1- 2 μm Passarge, 2007. Sel eukariotik rata-rata terdiri dari 103-104 salinan mitokondria yaitu mencapai 25 volume sel. Mitokondria dikelilingi oleh dua membran yaitu membran dalam dan membran luar. Membran bagian dalam membentuk lipatan-lipatan yang disebut kristae dimana terdapat enzim-enzim oksidase. Membran dalam juga memiliki permukaan yang besar yang mengelilingi ruang matriks. Matriks ini mengandung DNA, RNA, ribosom, dan berbagai enzim yang berperan dalam oksidasi zat-zat makanan. DNA yang terdapat pada mitokondria disebut DNA mitokondria atau disingkat menjadi mtDNA Koolman dan Roehm, 2005. Gambar 2.7 . Sruktur Mitokondria Koolman dan Roehm, 2005. Umumnya, mitokondria terdiri dari 2-10 molekul DNA. mtDNA merupakan DNA rantai ganda yang berbentuk sirkuler dengan ukuran genom mitokondria hewan berkisar 14000-39000 pasang basa. Ukuran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mtDNA relatif sangat kecil dibandingkan dengan ukuran DNA inti. DNA mitokondria hewan secara umum memiliki jumlah dan jenis gen yang sama yaitu 13 daerah yang mengkode protein URF1, URF2, URF3, URF4, URF5, URF6, URFA6L, URF4L, Cytochrome Oxidase unit I, Cytochrome Oxidase unit II, Cytochrome Oxidase unit III, Cytochrome b dan ATPase 6; 2 gen pengkode rRNA yaitu 12S rRNA dan 16S rRNA; dan 22 gen pengkode tRNA Sharma et al., 2005. Gambar 2.8. Struktur DNA Mitokondria www.bmb.leeds.ac.uk Karakteristik mtDNA dapat dijadikan alat yang signifikan untuk keperluan analisis. mtDNA mempunyai jumlah copy yang tinggi, meskipun di dalam sel yang tidak mengandung inti. Jumlah copy per sel yaitu sekitar 1000-10000 sehingga mtDNA dapat digunakan untuk analisis sampel dengan jumlah DNA yang sangat terbatas, atau DNA yang mudah terdegradasi, apabila analisis DNA inti tidak dapat dilakukan. mtDNA manusia diturunkan secara maternal sehingga setiap individu pada garis keturunan ibu yang sama akan mempunyai tipe mtDNA yang identik. Ukuran DNA mitokondria relatif kecil 14-39 kb sehingga dapat dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh. mtDNA mempunyai laju polimorfisme yang tinggi dengan laju evolusinya sekitar 5-10 kali lebih cepat dari DNA inti Hartati et al., 2004. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Ekstraksi dan Isolasi DNA

Prinsip isolasi DNA adalah memisahkan DNA dari komponen- komponen sel. Isolasi DNA dari organisme eukariotik dilakukan melalui proses penghancuran membran sel lisis, pemisahan DNA dari protein sel, dan purifikasi DNA Muladno, 2010. Berikut adalah uraian tahapan isolasi DNA: 1. Penghancuran Membran Sel lisis Untuk mendapatkan DNA, membran terlebih dahulu dilisiskan dengan senyawa kimia seperti lisozim, EDTA, dan SDS. Lisozim merupakan enzim yang dapat memakan dinding sel. Penggunaan Lisozim biasanya untuk ekstraksi dan isolasi DNA dari sel tumbuhan. EDTA merupakan zat yang dapat merusak membran sel dengan cara mengikat ion Mg 2+ yang berfungsi untuk mempertahankan integritas sel maupun mempertahankan aktivitas enzim nuklease yang merusak asam nukleat. SDS sodium dodesil sulfat merupakan detergent yang dapat merusak integritas membran sel dengan cara mengikat lipid yang terdapat pada membran sel. Larutan pelisis sel umumnya terdiri atas satu atau lebih detergent seperti SDS, NP-40, atau Triton X-100. Sel debris yang ditimbulkan akibat cairan pelisis dilakukan setrifugasi sehingga hanya tertinggal molekul nukleotida. 2. Pemisahan DNA dari Protein Sel Protein pada sel dihancurkan dengan bantuan enzim proteinase K. Enzim ini dapat memecahkan protein histon sehingga DNA terurai. Untuk menghilangkan protein dari larutan, digunakan fenol untuk mengikat protein dan sebagian kecil RNA dan kloroform untuk membersihkan protein dan polisakarida dari larutan. Umumnya ditambahkan dengan perbandingan 1:1. Kemudian dilakukan sentifugasi kembali untuk mengendapkan molekul yang berat, dan dipisahkan DNA yang berada pada supernatant. 3. Purifikasi DNA DNA yang telah dibersihkan dari protein masih tercampur dengan RNA. Untuk membersihkan molekul RNA dari larutan, enzim RNAse

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Kit Komersial dan SDS untuk Isolasi DNA Babi dan DNA Sapi dari Simulasi Cangkang Kapsul Keras untuk Deteksi Kehalalan Menggunakan Real-Time PCR (Polymerase Chain reaction)

2 12 82

Analisis Cemaran Daging Babi Pada Kornet Sapi di Wilayah Ciputat dengan Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

3 16 72

Deteksi DNA Babi dan DNA Sapi dengan Menggunakan Metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (ii-PCR)

1 9 66

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Analisis Cemaran Daging Babi pada Produk Bakso Sapi yang Beredar di Wilayah Ciputat Menggunakan Real- Time Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan Metode Hydrolysis Probe.

1 51 86

Perbandingan antara metode SYBR green dan metode hydrolysis probe dalam analisis DNA gelatin sapi dan DNA gelatin babi dengan menggunakan real time PCR

1 33 90

Amplifikasi DNA Leptospira dengan menggunakan metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (ii-PCR)

2 24 64

Analisis Kandungan Gelatin Babi dan Gelatin Sapi pada Cangkang Kapsul Keras yang Mengandung Vitamin A Menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction

0 13 80

Perbandingan metode KIT komersial dan SDS untuk isolasi DNA babi dan DNA sapi pada simulasi cangkang kapsul keras untuk deteksi kehalalan menggunakan real-time PCR (polymerase chain reaction)

0 12 82

Perbandingan Metode SYBR Green dan Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan Babi Menggunakan Real Time PCR

0 0 8