Presidential Threshold di Indonesia sebesar 25 persen suara sah nasional dari hasil pemilu legislatif atau 20 persen kursi parlemen yang terpilih.
14
Pasal 6A ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menyebutkan bahwa
“Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihan umum”. Maka berdasarkan ketentuan ini, semua partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu dapat mengusulkan pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden.
15
Namun tidak semua partai politik peserta pemilu dapat mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, melainkan hanya
partai politik peserta pemilu yang memperoleh kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR-RI atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional dalam
Pemilu anggota DPR-RI, sesuai dengan ketentuan Presidential Threshold. Selanjutnya, mengenai pelaksanaan waktu pengusulan calon Presiden dan
Wakil Presiden dalam Pasal 9 UU Pilpres apabila dikaitkan dengan Pasal 6A ayat 2 UUD NRI 1945, maka menimbulkan sebuah pertanyaan, yakni apakah waktu
pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana dalam Pasal 9 UU Pilpres sesuai dengan pengaturan
waktu pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden yang dimaksudkan oleh Pasal 6A ayat 2 UUD NRI 1945, yakni sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
14
Shanti Dwi Kartika, “Presidential Threshold dalam Revisi UU Pilpres”, jurnal diakses pada
tanggal 11
Desember 2013
dari http:berkas.dpr.go.idpengkajianfilesinfo_singkatInfo20Singkat-V-14-II-P3DI-Juli-2013-41.pdf.
15
Ign Ismanto, dkk, Pemilihan Presiden Secara Langsung 2004: Dokumentasi, Analisis, dan
Kritik, Yogyakarta: Galang Press Group, 2004, h. 46.
Juga terkait dengan kedudukan partai politik peserta pemilu yang dimaksudkan oleh Pasal 9 UU Pilpres, apakah sesuai dengan yang diatur oleh Pasal
22E ayat 3 UUD NRI 1945, yakni adalah partai politik peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, karena hal tersebut sangat berpengaruh di dalam proses pencalonan Presiden dan Wakil Presiden.
Pengaturan Pasal 9 UU Pilpres tersebut haruslah sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia yang menjamin adanya hak-hak warga negara berupa persamaan
kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan yang diakui secara normatif dan dilaksanakan secara empirik,
16
sebagaimana yang telah digariskan dalam Pasal 27 ayat 1, selain itu pula konstitusi Republik Indonesia menjamin adanya hak untuk
memperoleh pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum [Pasal 28D ayat 1], dan hak untuk
memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan [Pasal 28D ayat 3], serta hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi [Pasal 28 I ayat 2]. Semuanya itu
merupakan bentuk dari perwujudan kedaulatan rakyat yang telah digariskan dalam Pasal 1 ayat 2.
Maka dengan demikian, pengusulan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden sebagai peserta pemilu dilakukan oleh partai politik peserta pemilu yang
diatur melalui UU Pilpres dan di lain sisi UUD NRI 1945 juga mengatur beberapa hal terkait pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, seperti kedudukan partai politik
16
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme, h. 128.
peserta pemilu dalam pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden dan waktu pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan memfokuskan bahasan skripsi ini
pada permasalahan tersebut dengan judul skripsi: “PENGUSULAN PASANGAN
CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SEBAGAI PESERTA PEMILU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008
”.
B. Pembatasan dan PerumusanMasalah
Untuk memudahkan penelitian ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Penelitian terhadap aturan yang mengatur mengenai pengusulan calon Presiden
dan Wakil Presiden sebagai peserta pemilu di Indonesia. 2.
Perihal pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden yakni adalah mengenai kedudukan partai politik peserta pemilu dalam pengusulan calon Presiden dan
Wakil Presiden dan waktu pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden. 3.
Pembahasan terbatas pada penerapan hukum dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Selanjutnya, UUD NRI 1945 telah memberikan mandat kepada partai politik peserta pemilu sebagai subyek yang berhak mengusulkan calon Presiden dan Wakil
Presiden dengan berdasarkan aturan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 yang merupakan mandat dari UUD NRI 1945 untuk menjalankan pemilihan umum
Presiden dan Wakil Presiden, sebagaimana terdapat dalam norma Pasal 6A ayat 5
UUD NRI 1945. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 seharusnya sesuai dan tidak bertentangan dengan UUD NRI 1945, namun terdapat pengaturan dalam
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008, yakni di dalam norma Pasal 9 dan Pasal 14 ayat 2 yang tidak sesuai dengan norma Pasal 22E ayat 3 dan Pasal 6A ayat 2
UUD NRI 1945. Maka dengan demikian, rumusan masalah tersebut penulis rangkum dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kedudukan calon Presiden dan Wakil Presiden dan Partai Politik
Peserta Pemilu menurut perundang-undangan di Indonesia? 2.
Bagaimanakah kedudukan partai politik peserta pemilu dalam pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008?
3. Bagaimanakah kedudukan waktu pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden
menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian yang disusun oleh penulis ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui kedudukan calon Presiden dan Wakil Presiden dan Partai Politik Peserta Pemilu menurut perundang-undangan di Indonesia.
2. Mengetahui kedudukan partai politik peserta pemilu dalam pengusulan calon
Presiden dan Wakil Presiden menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008. 3.
Mengetahui kedudukan waktu pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008.
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini antara lain : 1.
Memberikan stimulus kepada pihak yang terkait, dalam hal ini yang dimaksud adalah para pihak yang berkompetensi untuk mengkaji dan melegitimasi hukum
terkait pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden oleh partai politik. 2.
Membuka wawasan kepada masyarakat mengenai pengusulan calon Presiden dan Wakil Presiden oleh partai politik.
3. Pengembangan kualitas diri dan pengetahuan di bidang hukum bagi penulis
terutama di bidang hukum tata negara. 4.
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang serupa di masa mendatang.
5. Menambah literatur kepustakaan.
D. Metode Penelitian.
Untuk memperoleh bahan yang diperlukan di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Penelitian dan Pendekatan
Penelitian memiliki arti dan tujuan sebagai “suatu upaya pencarian” dan tidak hanya merupakan sekedar pengamatan dengan teliti terhadap suatu obyek yang
terlihat kasat mata.
17
17
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 27-28.
Suatu penelitian ilmiah yang dilakukan oleh manusia bertujuan untuk menyalurkan hasrat ingin tahunya yang telah mencapai taraf ilmiah, disertai dengan
suatu keyakinan bahwa setiap gejala akan dapat ditelaah dan dicari hubungan sebab akibatnya, atau kecenderungan yang timbul, oleh karena itu, menurut H.L. Manheim,
bahwa suatu penelitian pada dasarnya usaha secara cermat dan teliti untuk menyelidiki berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu subjek ke dalam cara
berfikir ilmiah.
18
Jenis penelitian yang diterapkan pada penyusunan skripsi ini adalah: 1.
Penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang apabila jenis data dan analisa data yang digunakan bersifat naratif, dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang
menggunakan penalaran.
19
2. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan, yakni penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.
20
Jenis Penelitian hukum normatif pada skripsi ini adalah penelitian hukum normatif tertulis, yakni metode penelitian hukum terhadap aturan hukum yang
tertulis.
21
Selanjutnya, penelitian hukum normatif tertulis pada skripsi ini berupa sinkronisasi hukum, yakni penelitian untuk meneliti bagaimana hukum positif
tertulis yang ada dalam peraturan perundangan yang ada di Indonesia sesuai dan
18
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet.III, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press, 1986, h. 3.
19
H. Yayan Sopyan, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: t.p, 2010, h. 26.
20
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cet. VII, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 13-14.
21
Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, cet. I, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 38.