3. Tinjauan lebih
mendalam terhadap perspektif aturan-
aturan atau kaidah negara hukum.
peserta pemilu. 3.
Tinjauan lebih mendalam terhadap
ketentuan Undang- Undang Nomor 42
Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden.
F. Kerangka Teori
1. Negara Hukum
Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing, yakni state Inggris, staat Belanda dan Jerman, atau etat Perancis. Kata-kata tersebut berasal
dari kata latin status atau statum yang memiliki pengertian tentang keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Pengertian status atau statum lazim diartikan dalam bahasa inggris dengan standing atau station kedudukan. Istilah ini sering pula dihubungkan dengan kedudukan
persekutuan hidup antar manusia yang biasa disebut dengan istilah status civitatis
atau status republicae. Dari pengertian yang terakhir inilah kata status selanjutnya dikaitkan dengan kata negara.
30
Sedangkan secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita untuk bersatu, hidup di dalam
suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
31
Menurut Hans Kelsen, istilah negara terkadang digunakan dalam pengertian yang sangat luas untuk menyebut masyarakat atau bentuk khusus dari masyarakat,
juga sangat sering digunakan dalam pengertian sempit untuk menyebut suatu organ khusus masyarakat, misalnya pemerintah, atau para subyek pemerintah, bangsa, atau
wilayah yang mereka diami.
32
Hans Kelsen memberikan sebuah definisi mengenai negara yakni komunitas yang diciptakan oleh suatu tatanan hukum nasional sebagai lawan dari tatanan
hukum Internasional, dan adapun negara sebagai badan hukum adalah suatu personifikasi dari komunitas ini atau personifikasi dari tatanan hukum nasional yang
membentuk komunitas ini. Wujud empirik dari hukum positif adalah tatanan hukum nasional yang satu sama lain dihubungkan oleh tatanan hukum internasional.
33
Maka dengan demikian, dapat diartikan pula negara sebagai tatanan perbuatan manusia atau
yang disebut dengan tatanan hukum, yakni tatanan yang menjadi pedoman bagi
30
A. Ubaedillah, dkk, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, cet. III, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 24.
31
Ibid.
32
Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Penerjemah: Raisul Muttaqien, cet. IV, Bandung: Nusa Media, 2009, h. 261.
33
Ibid, h. 261-262.