Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dilihat dari sejarahnya, koperasi memang dilahirkan sebagai badan usaha dengan tujuan lugas untuk memajukan kepentingan ekonomi dari anggota- anggotanya. Latar belakang kelahirannya telah memberikan ciri khusus kepada koperasi berbeda dengan bentuk usaha yang lain. Koperasi sebagai bentuk seperti yang kita kenal sekarang ini dilahirkan kira-kira satu setengah abad yang lalu di Eropa Barat dalam suatu sistem sosial ekonomi kapitalis liberal yang dirasakan sebagai penekannan dan penghisapan oleh yang kuat terhadap yang lemah. Oleh karena itu koperasi selalu menampakan wataknya yang selalu cenderung untuk membela diri, menunjukan ciri-ciri manusiawi yang kuat dan menjujung tinggi keadilan dan pemerataan. 1 Salah satu cara mewujudkan pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual adalah dengan berkoperasi. Undang-Undang Dasar 1945 mengaskan didalam pembukaannya bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Penegasan diatas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam 1 Ninik Widiyanti.Dra, Manajemen Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta,2002, edisi terbaru , h.1 1 pembukaan yaitu Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia. 2 Pasal 3 UURI No. 251992 tentang perkoperasian dikatakan bahwa: “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945” Dari bunyi pasal 3 diatas jelas, bahwa koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas kemasyarakat disekitarnya, karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 3 Secara operasional dapat dijabarkan ekonomi kerakyatan adalah kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sektor riil, yang mampu menyerap potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat, dan hasil yang ditunjukan untuk kemakmuran seluruh anggota masyarakat. Bentuk usaha yang sesuai dengan konsep ini adalah koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah UKM 4 2 Muhammad Firdaus, S.P.,M.M., Agus Edhi Susanto, S.E.PERKOPERASIAN : Sejarah, Teor dan Praktek, Jakarta:Penerbit Ghalia Indonesia, 2002.,h.37 3 Ibid., h.43 4 Sri Edi Sasono, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta : Universitas Indonesia Press,1987, h.166 Adanya persamaan falsasafah antara koperasi dan ajaran Islam, bisa ditemukan dalam Al-Qur’an, dalam penekanan pentingnya kerjasama dan tolong menolong ta’awun, persaudaraan Ukhuwah dan padangan hidup demokrasi Musyawarah. Sebagaiman firman Allah menyatatakan dalam Surat Al-Maidah ayat yaitu: ⌧ ا اﺪﺋﺎ ا : Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. QS. Al-Maidah:2 Adapun pengertian usaha kecil dan menengah dibeberapa Negara tidak selalu sama. Tergantung kepada konsep yang digunakan untuk Negara tersebut. Oleh karena itu pengertian usaha kecil dan mengah ternyata berbeda di satu Negara dengan Negara yang lainnya. Dalam pengertiannnya mencakup sedikitnya dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusankelompok perusahaan tersebut, Range of The Member of Employes. 5 Menurut Undang-Undang no 9 th 1995, tentang usaha kecil, bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dan yang memenuhi 5 Titik Sartika Partomo, M.s dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Sekala Kecil ,Menenga dan Koperasi, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002, cet. ke-1,h.16 kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan perusahaan. Kekayaan perusahaan maksimal Rp. 200 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usha. Sedangkan menurut Inpres No. 10 Th. 1999, tentang usaha menegah bahwa usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan lebih besar dari Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 Milyar 6 Dalam wawasan Islam, ditegaskan bahwasanya Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.yaitu : Surat Ar-Ra’d ayat 11 داﺮ ا : Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Qs.Ar-Ra’d:11. Ayat di atas membuktikan dengan nyata, bahwa untuk mewujudkan perkonomian nasional yang baik, tentunya tidak akan berjalan dengan sendirinya artinya diperlukan peran dari seluruh pihak terutama pemerintah dan masyarakat. Karena masyarakatlah yang lebih tahu bagimana kebutuhan masyarakat itu sendiri. Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah KUKM mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Peran usaha kecil dan menengah UKM yang besar ditunjukkan oleh 6 Direktorat Jendral Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Himpunan ketentuan skim kredit Program koperasi , Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta: tpn, 1999, h. 49 kontribusinya terhadap produksi nasional, jumlah unit usaha dan pengusaha, serta penyerapan tenaga kerja. Masalah yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah UKM di Indonesia dalam perkembangannya yang tingkat intensitas dan sifatnya berbeda, namun masalah yang sering disebut adalah keterbatasan dana dan kesulitan dalam pemasaran. 7 Tantangan ke depan Usaha Kecil dan Menengah UKM untuk mampu bersaing di era perdagangan bebas, baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor, sangat ditentukan oleh dua kondisi utama. Pertama, lingkungan internal Usaha Kecil dan Menengah UKM harus diperbaiki, yang mencakup aspek kualitas SDM, terutama kewirausahaan entrepreneurship, penguasaan teknologi dan informasi, struktur organisasi, sistem manajemen, kulturbudaya bisnis, kekuatan modal dan jaringan bisnis dengan pihak luar. Kedua, lingkungan eksternal harus juga kondusif, yang terkait dengan kebijakan pemerintah, aspek hukum, kondisi persaingan pasar, kondisi ekonomi-sosial-kemasyarakatan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan perubahan ekonomi global. Secara nasional, pilihan strategi dan kebijakan untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah UKM dalam memasuki era pasar global menjadi sangat penting bagi terjaminnya kelangsungan hidup dan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah UKM sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pertumbuhan dan pemerataan pendapatan 8 . 7 Titik Sartika, Ekonomi Sekala Kecil ,Menenga dan Koperasi h. 27 8 Pemberdayaan Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, www.bappenas.go.id Latar belakang yang mendasari dibentuknya Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Klender Jakarta Timur tersebut, tidak lain karena posisi Jakarta Timur saat ini yang merupakan sentra meubel terbesar tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Indonesia bahkan di negara-negara ASEAN Assosiation South East Asian Nation. Berdirinya Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM di Klender Jakarta Timur yang merupakan koperasi binaan Suku dinas Industri dan Perdagangan Kodya Jakarta Timur ini, didukung pula dengan berdirinya gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Meubel PPIKM di Jatinegara Kaum Jakarta Timur. Salah satu tujuannya untuk mengembangkan kualitas produk para perajin kayu dan meubel yang tergabung dalam koperasi, yang nota bene merupakan pengusaha kecil ini, Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur dengan mengadakan pelatihan kepada para pengrajin dan pengusaha agar mutu produk meubel yang dibuat dapat diminati oleh konsumen baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam mengembangkan kualitas 9 Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun sebuah tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul ” STRATEGI KOPERASI INDUSTRI KAYU DAN MEUBEL KIKM JAKARTA TIMUR DALAM PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH UKM MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM ” 9 w w w .j akt im .berit aj akar t a.com

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah