diperhatikan dalam pengembangan manajemen. Aspek sosiologis dan antropologis merupakan catatan disekitar ekologi dunia usaha. Dari sudut ini, kita
temukan pendekatan-pendekatan baru dalam mengembangkan manajemen. Kelompok-kelompok permaslahan tersebut diatas menunjukan secara ringkas
bahwa manajemen bukan merupakan persoalan yang sederhana. Faktor lingkungan sagat mempengaruhi. Dalam situasi yang sedang berubah dengan
cepat seperti sekarang ini diperhatikan usaha pemahaman lingkungan dimana manajemen dikembangkan.
Dengan melihat lingkungan manajemen tersebut, kita dapat menyederhanakan persoalan manajemn sebagai berikut dari segi penawaran Supply-side, masalah
utamanya adalah pengelolaan produksi. Dari segi permintaan Demand-side, kita melihat maslah pemasaran. Kedua segi itu dapat dibagi pula menjadi dua lingkup
permaslahan, yaitu permaslahan internal dan eksternal. Lingkungan ekternal mengandung maslah-maslah yang berada dalam batas
kemapuan pengusaha untuk mengatasinya, sedangkan lingkup eksternal mengadung masalah-maslah yang lebih banyak ditentukan oleh factor luar yang
sangat dipengaruhi oleh kekuatan luar perusahaan. Diantaranya seperi rencana pembangunan, kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi–keuangan, peraturan-
peraturan, perjanjian internasional, atau peraturan Negara lain, kesemuanya merupakan factor-faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah
4. Permasalahan Hambatan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah UKM
Dalam perkembangan di Indonesia, Usaha kecil dan Menengah UKM menjumpai banyak hambatankendala yang terjadi dalam beberapa aspek yang
berkaitan langsung dengan kegiatan usahanya. Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain:
a Keterbatasan Pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebgai salah satu kendala yang kritis bagi perlembagaan Usaha kecil dan Menengah UKM. Salah satu yang terkait
dengan pemasaran yang umum dihadapi oleh Usaha kecil dan Menengah UKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik di pasar besar UB maupun
pasar ekspor. Selain informasi terbatas, banyak Usaha kecil dan Menengah UKM,
khususnya mereka yang kekurangan modal dan SDM serta mereka yang berlokasi di daerah-daerah pedalaman yang relatif terisolasi dari pusat-pusat
informasi. Komunikasi dan transportasi, juga mengalami kesulitan untuk memenuhi standar-standar internasional yang terkait dengan produksi dan
perdagangan.
50
b. Keterbatasan Finansial
Usaha kecil dan Menengah UKM, khususnya usaha kecil di Indonesia menghadapi 2 masalah utama aspek Finansial. Mobilitas modal awal Star-up
capital dan akses ke modal kerja dan Finansial jangka panjang untuk
50
Tulus T.H. Tambunan, Usaha kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu Penting, Jakarta: Salemba Empat,2002,Edisi1, h. 73
investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Hal ini disebabkan lokasi bank relative terisolasi, persyaratan terlalu berat,
urusan administrasi terlalu bertetele-tele, dan kurang informasi mengenal skim-skim perkreditan yang ada dan prosedurnya.
51
c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM
Keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM juga merupakan salah satu kendala yang serius bagi banyak Usaha kecil dan menengah di Indonesia,
terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering desaign, quality control, organisasi bisnis
akuntansi, data processing, teknik pemasaran dan penelitian pasar. Keterbatasan Keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM merupakan salah
satu ancaman bagi usaha kecil dan menengah di Indonesia untuk dapat bersaing baik di pasar domestic maupun di pasar internasional.
52
d. Keterbatasan bahan baku
Keterbatasan bahan baku dan Imput-imput lainnya juga menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan
produksi bagi banyak usaha kecil dan menegah di Indonesia.
53
e. Keterbatasan Teknologi
Usaha kecil dan menegah di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi lamatradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat
51
Ibid, h. 74
52
Ibid, h. 79
53
Ibid
produksi yang sifatnya manual, keterbatasan teknologi tidak hanya membuat total factor rendah, productivity dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi
juga kualitas produk yang dibuat rendah. Keterbatasan teknologi ini disebabkan oleh banyak faktor; diantaranya keterbatasan modal investasi,
informasi mengenai teknologi atau mesin-mesin dan alat-alat produksi baru serta keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM
Itulah berbagai macam masalah yang dihadapi oleh usaha kecil dan mengeah di Indonesia dalam perkembangannya yang tingkat intensitas dan
sifatnya berbeda, namun masalah yang sering disebut adalah keterbatasan modal dan kesulitan dalam pemasaran.
54
C. KONSEP PEMBERDAYAAN DALAM EKONOMI ISLAM
Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu empowerment. Pemberdayaan empowerment berasal dari kata dasar
power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau mungkinkan.
Awal em berasal dari bahasa latin dan yunani, yang berarti di dalamnya, jadi pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber
kreativitas.
55
Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang
sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat
54
Ibid., h. 81
55
Lili Bariadi dkk, Zakat wirausaha Jakarta: CED,2005, h.53
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan
mempunyai kesempatan untuk mendapat pilihan-pilihan. Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan
kondisi hingga semua orang yang lemah dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya, kartasasmita menyatakan bahwa
keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.
56
Pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai ciri-ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut:
57
a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai
b. Mempunyai wadah kegiatan terorganisir
c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut serta harus sesuaI
dengan kebutuhan dan sumberdaya setempat. d.
Ada tindakan bersamadan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait.
e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap
pemberdayaan. f.
Menekankan pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama dalam wirausaha.
56
Ibid. h. 54
57
Ibid. h. 55
g. Ada keharusan membantu seluruh lapisan masyarakat khususnya
masyarakat lapisan bawah. Jika tidak maka solidaritas dan kerjasama sulit tercapai.
h. Akan lebih efektif bila program pengembangan masyarakat pada
awalnya memperoleh bantuan dan dukungan pemerintah. Selain itu sumber-sumber dari organisasi sukarela non-pemerintah
harus dimanfaatkan. Secara
umum, pemberdayaan
ekonomi masyarakat dapat dibagi menjadi empat strategi yaitu:
58
a. The Growth Strategy : Penerapan strategi pertumbuhan ekonomi masyarakat
pada umumnya dimaksud untuk mencapai peningkatan pendapatan yang cepat dalam nilai ekonomi melalui peningkatan perkapita penduduk, produktivitas,
sektor pertanian, permodalan dan kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat.
b. The Welfare Strategy :
Strategi kesejahteraan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaikai kesejahteraan masyarakat
c. The Responsive Strategy : Strategi ini merupakan reaksi terhadap strategi
kesejahteraan melalui pengadaan teknologi serba sumber-sumber yang sesuai dengan kebutuhan proses pembangunan.
58
Ibid. h. 58.
d. The Integrated or Holistik Strategy : dalam strategi ini, terdapat tiga prinsip
dasar sebagai konsep kombinasi dari unsur-unsur pokok ketiga strategi diatas, yaitu:
1. Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi merupakan tujuan yang secara eksplisit harus ada dari strategi menyeluruh, maka badan publik
yang ditugasi untuk melaksanakan harus : a.
Memahami dinamika sosial masyarakat sebagai intervensinya b. Intervensi dilakukan untuk memperkokoh kemampuan masyarakat
sendiri dalam memecah masalah yang dihadapinya, serta untuk mengambil langkah langkah instrumental yang menumbuh kan
kemampuan aparatur melakukan intervensi sosial. 2. Memerlukan perubahan-perubahan mendasar, baik dalam komitmen
ataupun gaya dan cara bekerja, maka badan publik yang belum memiliki kemapuan intervensi sosial akan memerlukan pemimpin
yang kuat komitmen pribadinya terhadap tercapainya tujuan dari strategi holistik tersebut, yakni untuk:
a. Menentukan arah nilai organisasi, energi dan proses menuju strtegi
b. Memelihara integritas organisasi yang didukung oleh institusional
Leadership.
3. Keterlibatan badan publik dan organisasi sosial secara terpadu, maka memerlukan suatu pedoman untuk memfungsikan organisasi ynag
bertugas atara lain : a.
membangun dan memelihara perspektif menyeluruh b.
Melaksanakan rekrutmen dan pengembangan pimpinan kelembagaan, dan
c. Membuat mekanisme kontrol untuk mengatur saling keterkaitan
Interpedensi antara organisasi formal dan informal melaui system management strategis.
Manusia memiliki kebebasan untuk membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya, dengan kebebasasan ini
manusia dapat mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia didasarkan pada nilai-nilai tauhid. Nilai ini membentuk prilaku yang berani
mempertanggungjawabkan secara pribadi atas apa yang telah dibuatnya. Berkaitan dengan kebebasan individu dalam berimprovisasi dan berkreativitas
dalam kehidupannya ditegaskan dalam Q.S ar-Ra’d:11, yaitu
59
:
...
داﺮ اا :
Artinya: “ Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” ........Q.S ar-Ra’d:11
59
M. Arifin Hamid, MH.DR.H, Membumikan Ekonomi Islam Di Indonesia; Perspektif Sosio- yuridis,
Jakarta; eLSAS, 2007, hal.135
Dalam ayat tersebut, para ahli tafsir memberikan pengertian terhadap perubahan keadaan yang berkaitan erat dengan Iktisab usahakerja manusia.
Perubahan hanya akan terjadi jika diikuti dengan usaha dan kerja keras sebagai fungsi kekhalifahan manusia dibumi.
Berkaitan dengan usahakerja, setiap manusia akan mendapatkan atas apa yang telah diusahakannya sesuai kapasitasnya, sebagaimana dinyatakan dalam
Q.S an-Najm:39, yaitu
60
:
ﺠ ا ۵
: ٩
Artinya:
“
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya,”Q.S an-Najm:39
Terdapat larangan yang berkaitan dengan harta benda, adalah larangan mengkonsentrasikan peredaran harta benda pada segelintir orang saja. Distribusi
kekayaan harus berjalan berimbang dan merata ke seluruh lapaisan masyarakat. Dalam Q.S. al-Hasyr:7 ditegaskan, yaitu
61
:
ﺮ ا :
v Artinya:
”..Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu.” Q.S. al-Hasyr:7
60
Ibid.,h. 137
61
Ibid.,h. 142
Setiap individu memiliki hak untuk melangsungkan kehidupannya yang mendapat jaminan dari Negara. Dalam konteks kehidupan sosial ekonomi, hukum
ekonomi Islam memberikan pedoman normatif bahwa setiap orang dengan strtifikasinya masing-masing memiliki keterkaitan yang saling membutuhkan, seperti
dinyatakan dalam Q.S. az-Zariyat: 19, yaitu :
62
ا اﺬ
ر تﺎ
: ٩
Artinya : ” Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian” Salah satu
nuktah paling mengesankan dari ajaran Islam mengenai dinamika umat adalah pernyataan Rasul bahwa seorang Mukmin yang kuat lebih baik dari Mukmin yang
lemah. Rasul bersabda:
ْ و ْ ﻀ ا ْﺆ ْا ﷲا ﻰ إ أو ﺮْﺧ يﻮ ْا ْﺆ ْأ و ْ ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لﻮ ر لﺎ ْ او ﻚ ْ ﺎ ﻰ صﺮْﺧأ ﺮْﺧ آ
اﺬآ نﺎآ ْ أ ْﻮ ْ ءْ ﻚ ﺎﺻأ ْنإو ْﺰﺠْ و ﷲﺎ نﺎﻄْ ا
ْ ْﻮ ْنﺈ ْ ءﺎ ﺎ و ﷲا رﺪ ْ ﻜ و اﺬآو اور
63
Artinya: Orang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang
Mukmin yang lemah, meskipun pada kedua-duanya ada kebaikan. Perhatikanlah hal- hal yang bermanfaat bagimu, serta mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah
menjadi lemah. Jika sesuatu musibah menimpamu, maka janganlah berkata: andaikan aku lakukan sesuatu maka hasilnya akan begini dan begitu. Sebaliknya
62
Ibid.,
63
Abu Husain Muslim bin al-Hajaj al-Qusyairy, Shahih Muslim bi Sarh Al-Nawwawy, Beirut: Daar al-Turas al-Araby, 1984, juz XVI, h. 215
berkatalah ketentuan Allah dan apa pun yang dikehendakinya tentu dilaksanakannya. Sebab sesungguhnya perkataan andaikan itu membuka perbuatan
setan.HR. Muslim.
Jadi pemberdayaan adalah upaya membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan. Memberdayakan masyarkat berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat dalam
kondisi yang kurang mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat.
64
Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan
nilai tambah yang tinggi dan pendapatan lebih besar. Meskipun pada kenyataannya manusia dilahirkan secara sama, dalam
perkembangannya mereka bisa berlainan, tergantung dari bakat, keterampilan lingkungan, pengalaman hidup, dan sebagainya. Bakat dan kesempatan yang dimiliki
manusia akan berimplikasi pada adanya kemampuan berbeda, dan kemampuan yang berbeda akan berimplikasi pada pembagian kerja dalam masyarkat. Sementara
pembagian kerja yang berbeda akan mengakibatkan bidang kerja dan usaha yang berbeda, yang pada gilirannya akan menimbulkan perbedaan pendapatan dan
penghasilan bagi setiap orang. Itulah sebabnya Islam memberikan petunjuk yang
mengesankan mengenai penegakan keadilan sosial, agar jurang antara mereka yang
64
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta, BPFE, 2000, cet. Ke-1, h. 263
miskin dan yang kaya tidak terjadi atau tidak membiarkan harta itu beredar hanya pada orang kaya saja. Itulah tanggung jawab kita semua.
Secara garis besar ada dua pendekatan yang digunakan Islam dalam pemberdayaan.
65
Pertama, pendekatan parsial-kontinyu, yaitu pemberian bantuan secara langsung. Kedua, pendekatan Struktural yaitu pemberian pertolongan secara
kontinyu agar fakirmiskin dapat mengatasi kelemahannya. Bahkan dari yang dibantu menjadi orang yang turut membantu.
65
Ibid.. h 91
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI INDUSTRI KAYU MEUBEL KIKM