Manajemen Operasional Koperasi Kayu dan Meubel KIKM Jakarta

2. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perkoperasian nasional. Persyaratan untuk diterima menjadi anggota sebagai berikut 68 : 1. Warga Negara Indonesia 2. Memiliki kesinambungan kegiatan usaha dengan kegiatan usaha koperasi 3. Memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan hukum dewasa dan tidak dalam perwalian dan sebagainya 4. Bersedia membayar simpanan pokok sebasar Rp. 500.000 Lima Ratus Ribu Rupiah dan simapanan wajib yang besarnya ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau keputusan Rapat Anggota 5. Mata Pencaharian: Perajin Meubel, swasta, dan pengusaha. 6. Menyetujui Anggaran Dasar, Anggran Rumah Tangga, dan ketentuan ketentuan yang berlaku dalam koperasi. 7. bertempat tinggal kedudukan dan berdomisili di dalam wilayah Jakarta Timut .

B. Manajemen Operasional Koperasi Kayu dan Meubel KIKM Jakarta

Timur Sistem kerja yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur adalah melakukan pelayanan sepenuhnya untuk kebutuhan anggota artinya koperasi ini tidak memiliki sebuah usaha sendiri seperti Koperasi pada umumnya. Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur pada saat ini memiliki anggota 162 anggota Aktif, dengan berpenghasilan bersih setiap bulannya Rp. 40 juta 68 Ibid., 56 Manajemen operasional yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur, merupakan sebuah Koperasi yang mewadahi para perajin dan pengusaha kayu dan meubel wilayah Jakarta Timur. tidak jauh berbeda dengan Koperasi pada umumnya yang berlandaskan kekeluargaan dan gotong-royong yang bersifat demokrasi yaitu 69 : Pertama , Rapat Anggota Tahunan, merupakan kekuasaan tertinggi pada Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur, dalam rapat ini membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi koperasi itu sendiri dan segala sesuatu permasalahan yang ada di koperasi tersesebut, Rapat Anggota Tahunan Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur, antara lain membahas; Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus dan Pengawas, Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi untuk tahun berikutnya, Menetapkan pembagian sisa hasil usaha serta Program-program yang akan dilakukan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dari hasil Rapat Anggota Tahunan ini selanjutnya diserahkan kepada pengurus untuk dilaksanakan dan Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur, memiliki Badan Pengawas BP untuk mengawasi pengurus dalam mengelola organisasi Koperasi dan pelaksanaan segala program yang sudah ditetapkan sebelumnya yang selanjutnya dipertanggung jawabkan dalam Rapat Anggota Tahunan berikutnnya. 69 Wawancara Pribadi dengan Abdul Rosyid Kedua, Tugas Pengurus dan Pengawas sesuai yang terdapat dalam Anggaran Dasar sebagai anggota yang dikuasakan untuk mengelola kekayaan anggota guna kepentingan bersama, sesuai dengan ketetapan pada Rapat Anggota Tahunan. Ketiga, Sisa Hasil Usaha SHU yang diperoleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur pada tahun 2007 ini sebesar Rp. 239 Juta. 70 D . Usaha-Usaha dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi Industri Kayu Meubel KIKM Jakarta Timur Usaha-usaha koperasi terdiri dari 71 : 1. Unit Usaha Simpan pinjam Bidang Usaha Simpan Pinjam adalah 1. Sebagai wadah usaha simapan pinjam bagi anggota koperasi dalam menjalankan usahannya di bidang permodalan. 2. Dana Pelaksanaan Bidang Unit Simpan pinjam didapat dari: a. Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan Sukarela dari pada anggota b. Pinjaman Lunak dari Perbankan c. Pinjaman Lunak dari dana bergulir yang ada di Suku Dinas dan Dinas Pemerintah Daerah yang terkait dengan keberadaan koperasi. d. Sumbangan Halal dan tidak mengikat. 3. Prosesprosedur Peminjaman a. Peminjam yang mendapat fasilitas Peminjaman adalah anggota koperasi yang secara sah telah ditetapkan menjadi anggota koperasi b. Jumlah pinjaman tidak lebih dari 10 juta 70 Laporan Keangangan Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur 71 Rapat Anggota Tahunan RAT Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur, Anggaran Rumah Tangga Koperasi Industri Kayu dan Meubel KIKM Jakarta Timur, Cisarua, 25-26 April 2007, hal 4 c. Harus mendapat persetujuan dari pengurus Unit Simpan Pinjam dan pengurus koperasi d. Harus melawati, survey lapangan, memilki jaminan usaha, kontrak perjanjian, dan ketentuan-ketentuan lain yang diatur oleh pananggung jawab Unit Simpan Pinjam. 2. Bidang Promosi dan pameran 1. Promosi merupakan usaha untuk mempopulerkan lembaga guna meningkatkan keberadaan perusahaankoperasi di dunia pada umumnya. 2 Promosi seyogyanya harus ditangani oleh seorang yang propesional 3. Pameran adalah langkah kongkrit dibidang Publik end Relation demi menunjang bidang marketing untuk memasarkan produk dengan usaha penjualan langsung kepada konsumen. 4. Interen artinya pameran yang biasa diadakan di Gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Meubel PPIKM yang merupakan sarana promosi yang disediakan Pemda DKI untuk para pengrajin dan Industri Kayu dan Meubel di Jakarta Timur 5. Pameran bersifat Intern dan ekstren 6. Pameran di Industri Kayu dan Meubel untuk promosi secara continue sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan koperasi atas petunjuk dan arahan Instansi terkait. 7. Pameran di Pusat Promosi Industri Kayu dan Meubel PPIKM juga dilaksanakan mengikuti Agenda yang telah ditentukan oleh pihak Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan didasarka oleh APBD yang ada di Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan, koperasi dalam hal ini hanya mempasilitasi dan membantu secara maksimal dalam melaksanakannya. 8. Pameran yang bersifat ekstren adalah paeran yang diadakan diluar Gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Meubel PPIKM dan dilaksanakan di Pusat Bisnis yang ada di Jabodetabek, maupun pameran yang diadakan atas fasilitas instansi terkait. 9. Dalam pelaksanaanya pameran yang bersifat ekstern akan ditunjuk penanggung jawab sebagai koordinator pelaksanaan berdasarkan penunjukan dan SK dari Pengurus Koperasi 10. Pameran yang diadakan diluar gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Meubel PPIKM akan dikenakan komisi sebesar 1,5 diperuntukan bagi kas Koperasi. 11. Selama jeda pameran antara satu dan yang lainnya dikoordinir oleh petugas yang ditunjuk Koperasi untuk menagani penjualan dan akan dikenakan konfensasi sebesar 1,5 untuk kepentingan kas koperasi bagi anggota yang mengikuti harus mengirimkan harga penjualan berdasarkan kebikjakan masing-masing. 3. Bidang Usaha PermodalanKerjasama dengan Badan Usaha Milik NegaraDaerah dan perbankan dibidang poermodalan dan kerjaanmarketing Bidang Usaha permodalan dan Marketing yang dimaksud adalah: 1. Pihak Koperasi mengupayakan pinjaman lunak yang dipasilitasi Pemerintah lewat BUMN-BUMD dan Perbankan, hal ini dapat diusahakan sebagai terobosan untuk dapat memenuhi kebutuhan anggota dibidang permodalan dan marketing. 2. Koperasi dapat melaksanakan usaha ini dengan upaya dari Pengurus dan Koordinator yang membidangi usaha dan marketing 3. Usaha Permodalan dan Marketing dapat pula dilakukan oleh Perusahaan yang dibentuk oleh Koperasi sebagai upaya mendapatkan hasil yang dimaksud. 4. Pemenuhan kebutuhan lokal dengan menyediakan hasil produk barang maupun olahan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan bagi kalangan Pegawai Negeri Sipil yang ada di kementrian sampai ke pemerintahan daerah. 5. Menyediakan fasilitas Kredit kepada Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Swasta dengan berkerjasama dengan pihak perbankan Yang dimaksud dengan Cash and Credit bagi Pegawai Negeri Sipil adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan produk rumah tangga dibidang permeubelan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Karyawan dalam bentuk kerjasama dengan Bank Penjamin. Sistem yang dipergunakan adalah pengelolaan berada di koperasi dengan mengambil sample produk dari beberapa pengrajin yang sesuai dengan keinginan konsumen dan selanjutnya dapat diatur antara pengrajin dan pihak koperasi. 6. Eksport Import bagi anggota yang telah mampu untuk menangani proyek yang berskala Internasional. Eksport Import adalah bentuk marketing yang membutuhkan kerja jeras dan link bisnis yang kuat seharusnya diupayakan oleh Koperasi Industri Kayu dan Meubel dengan demikian keinginan para pengrajin yang sudah mampu untuk melakukan ekspor terpenuhi, hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak terkait, seperti BPPN dan Kedutaan-kedutaan Negara Sahabat untuk memudahkan aktualisasi dari program ini. Memang butuh kosekuensi ketika kita menagani pekerjaan ini diantaranya adalah Kualitas, Target dan kemampuan peraturan disamping perlu adanya tim khusus yang menagani secara propesional.

BAB IV ANALISA TERHADAP STRATEGI KOPERASI INDUSTRI KAYU DAN