Konsep Otonomi Daerah TINJAUAN UMUM TENTANG OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

A. Konsep Otonomi Daerah

Ketika bola reformasi bergulir dan ketika sistem politik Negara berubah secara mendasar serta dalam rangka menghadapi tuntutan globalisasi yang syarat akan berbagai perubahan, tidak ada cara lain bagi pemerintah daerah untuk tetap survive, eksis pada abad 21 ini. Selain harus berbenah diri mereka juga Pemda harus akomodatif terhadap perubahan dan perkembangan. Daerah harus mampu menyerasikan gerak langkah organisasi Pemda dengan tuntutan organisasi dan manajemen masa depan. Tuntutan reformasi yang diusung oleh masyarakat dimana mahasiswa berada pada barisan terdepan menuntut dilakukannya reformasi total sebagai koreksi terhadap berbagai kelemahan dalam penyelenggaraan pemerintahan masa Orde Baru. Isu-isu demokratisasi pemerintahan ternyata bukan hanya mampu melengserkan rezim Soeharto namun juga berimbas pada terbukanya “Kran Air” yang selama ini tersumbat atau bahkan sengaja disumbat. Kebebasan berpendapat dan beraspirasi seakan-akan tak mau lagi dikekang, sehingga terkesan reformasi telah “menetaskan benih-benih kebablasan” mengingat begitu pariatifnya masyarakat memaknai arti reformasi dan kebebasan itu sendiri. Terlepas dari fenomena sejarah tersebut, bergulirnya era reformasi yang ditandai dengan jatuhnya kekuasaan rezim Soeharto, ternyata berdampak cara pandang para aparatur pemerintahan kita akan bagaimana jalannya pemerintahan selama ini. Terutama hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah yang selama ini bersifat sentralistik. Gagasan Otonomi pun semakin mendapat perhatian dan menjadi bahasan yang cukup menyita perhatian. Hal ini semakin diperkuat dengan banyaknya tuntutan yang datangnya dari daerah yang menginginkan wilayahnya mendapat hak otonom. Bergesernya sistem sentralistik menjadi desentralisasi disebut-sebut sebagai arus balik kekuasaan pusat ke daerah. 30 Dalam Kamus Ilmiah Populer kata “Otonom” berarti “badan” Daerah yang mendapat hak otonomi. Sementara “Otonomi” sendiri mengandung arti mengurus diri rumah tangga sendiri ; pelaksanaan pemerintahan sendiri. 31 Dalam literature Belanda “Otonomi” searti dengan Zelfregering yang berarti pemerintahan sendiri, yang oleh Van Vollenhoven dibagi menjadi Zelfwetgeving membuat undang-undang sendiri, Zelfuitvoering melaksanakan sendiri, Zelfrechtspraak mengadili sendiri, dan Zelfpolitie memerintah sendiri. Otonomi atau Autonomy berasal dari dua suku kata bahasa Yunani, yaitu; “autos” yang berarti “sendiriself” dan “nomous” yang berarti “hukum atau peraturan” yag berarti : memberi aturan sendiri pemerintahan sendiri; atau hak untuk 30 S. H. Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Dearah, Jakarta : Pustaka Sinar harapan, 1999, h. 2 31 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya : Arkola, 1994 3 Liat William L. Reece, Dictionary of Philosophy and Religion : Eastern and Western Though , Exponded Edition, New York : Humanity Books, 1996, h. 54, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Cet. I, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, h. 58 memerintah sendiri. 32 Secara etimologi otonomi adalah kemampuan untuk membuat keputusan sendiri tentang apa yang hendak dilakukan terlepas dari pengaruh orang lain, atau mengungkapkan apa yang ingin diperbuat. 33 Secara terminology, otonomi berarti : perasaan bebas; 34 sering pula digunakan untuk menyebut; hak untuk menentukan sendiri dalam kebebasan moral dan pemikiran religius; atau hak memerintah sendiri Self Government bagian dari suatu kota, negara atau bangsa. 35 Dalam konteks pendidikan, otonomi dapat diartikan ; hak untuk mengatur dan mengelola sendiri secara bebas dan bertanggungjawab akan manajemen pendidikan yang dilaksanakan. Sementara itu dalam konteks otonomi daerah, otonomi yaitu memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional, yang diwujudkan dengan Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta potensi dan keaneka ragaman daerah yang dilaksanakan dalam kerangka NKRI. 36 Dalam kaitannya dengan politik dan pemerintahan, Otonomi Daerah berarti self government atau condition of living under one’s own lows. Artinya Otonomi 4 Baca John Sinclair Ed, Collins COBUIL English Language Dictionary, Cet. 6, London : Collins, 1990, h. 85 34 Baca Paulo Freire, Pendidikan Kaum Tertindas, Cet. 2, Terj. Tim Redaksi, Jakarta : LP3ES, 1985, h. 16 35 Reece, Pendidikan Kaum Tertindas, h. 16 36 Baca UU Otonomi 1999, Cet. 4 Jakarta : Restu Agung, 2001, h. 11, Baca juga UU Otonomi yang telah direvisi Tahun 2004 Daerah adalah daerah yang memiliki legal self sufficiency yang bersifat self government yang diatur dan diurus oleh own laws. 37 Dapat diartikan juga bahwa Otonomi Daerah adalah “Hak wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Sedangkan Daerah Otonom adalah “Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 38 Berangkat dari pemahaman di atas, maka pada hakekatnya otonomi daerah adalah: 1. Hak mengurus rumah tangga sendiri bagi suatu daerah 2. Dalam kebebasan menjalankan hak mengurus rumah tangga sendiri, daerah tidak dapat menjalankan hak dan wewenang otonominya itu di luar batas-batas wilayahnya 3. Daerah tidak boleh mencampuri hak mengatur dan mengurus rumah tangga daerah lain 4. Otonomi tidak membawahi otonomi daerah lain baik secara vertikal maupun horizontal karena daerah memiliki actual independence 39 37 Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan, h. 33 38 Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan, h. 27 39 Actual Independence maksudnya daerah otonom bersifat self government, self sufficiency outhority, dan self regulation to its laws and affairs dari daerah lainnya baik secara vertical maupun secara horizontal Adapun maksud dan tujuan otonomi daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan, pada hakikatnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan bangsa secara keseluruhan. melalui pemberian, pelimpahan, dan penyerahan sebagian tugas atau wewenang oleh pusat ke daerah diharapkan upaya pemerintah mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih baik, lebih adil dan lebih makmur akan mudah terealisasikan. Dalam konteks ke Indonesiaan maksud dan tujuan pemberian otonomi daerah secara tegas telah digariskan dalam GBHN yang berorientasi pada pembangunan. Pembangunan disini maksudnya pembangunan dalam arti luas yang meliputi segala aspek kehidupan dan penghidupan. Dari sinilah muncul semacam kewajiban bagi daerah untuk ikut melancarkan pembangunan sebagai sarana bagi tercapainya kesejahteraan rakyat, yang diterima dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab Tujuan pemberian otonomi kepada daerah setidak-tidaknya meliputi empat aspek sebagai berikut ; aspek politik, aspek manajemen pemerintahan, aspek kemasyarakatan, dan aspek ekonomi pembangunan. 40 Aspek politik maksudnya untuk mengikutsertakan, menyalurkan aspirasi dan inspirasi masyarakat di lapisan bawah baik untuk kepentingan daerah maupun untuk kepentingan nasional dalam rangka proses pembangunan demokratisasi. Aspek manajemen pemerintahan maksudnya untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, terlebih pada pemberian pelayanan terhadap masyarakat yang salah satu upayanya dengan memperluas jenis-jenis pelayanan di 40 S. H. Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999, h. 36 berbagai bidang kebutuhan masyarakat. Aspek kemasyarakatan maksudnya, untuk meningkatkan partisipasi serta menumbuhkan kemandirian masyarakat di daerah sehingga tidak terlalu bergantung pada pemberian pemerintah pusat. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan pemberdayaan empowerment pada masyarakat. Aspek ekonomi pembangunan maksudnya, untuk melancarkan pelaksanaan program pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, daerah mempunyai hak-hak berupa mengatur dan mengurus sendiri urusan rumah tangganya pemerintahannya, memilih pimpinan daerah, mengelola aparatur daerah, mengelola kekayaan daerah, mengatur pajak daerah dan retribusi daerah, mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerahnya, mendapatkan sumber- sumber pendapatan yang berada di daerah, dan mendapatkan hak-hak lainnya yang diatur dalam perundang-undangan. 41 Adapun kewajiban-kewajiban daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan otonomi meliputi ; melindungi masyarakat, menjaga persatuan-kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan NKRI; meningkatkan kualitas hidup masyarakat; mengembangkan kehidupan demokrasi; mewujudkan keadilan dan pemerataan; meningkatkan pelayanan dasar pendidikan; menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan; menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak; mengembangkan sistem jaminan sosial; menyusun perencanaan dan tata ruang 41 Wiyono dan Isworo, Kewarganegaraan, Jakarta : Ganeca Exact, 2007, h. 23 daerah; mengembangkan sumber produktif daerah; melestarikan lingkungan hidup; mengelola administrasi kependudukan; melestarikan nilai-nilai sosial budaya; menentukan dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya; kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan Dalam menyelenggarakan pemerintahan di era otonomi daerah seperti sekarang ini, pada prinsipnya berpedoman pada asas-asas umum penyelenggaraan Negara, yaitu: asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan Negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi dan asas efektivitas. 42 Selain itu, kaitannya dengan lancarnya roda pemerintahan, dalam penyelenggaraannya, pemerintah menggunakan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas perbantuan yang tentunya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Asas desentralisasi adalah penyerahan kewenangan pemerintahan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah otonom kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pusat ke daerah dalam hal ini kepada gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Adapun asas tugas perbantuan adalah penugasan dari pemerintah Pusat kepada daerah danatau desa dari pemerintahan provinsi 42 Wiyono dan Isworo, Kewarganegaraan, h. 22 kepada kabupatenkota danatau desa serta dari pemerintah kabupatenkota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas perbantuan. Otonomi daerah yang merupakan pemberian hak otonomi kepada daerah, memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Penyelenggaraan otonomi daerah dengan memperhatikan aspek demokratis, keadilan, pemerataan, potensi, dan keanekaragaman daerah. b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada kabupaten dan kota, sedangkan otonomi daerah provinsi merupakan otonomi yang terbatas. d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi Negara sehingga tetap terjaga hubungan antara pusat dan daerah secara serasi dan seimbang. e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom sehingga tidak ada lagi wilayah administrasi di dalam pemerintahan kabupaten atau kota. f. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan fungsi legislatif daerah ataupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah. g. Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan Kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antarsusunan pemerintah. 43

B. Dasar Penerapannya