g. Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan Kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan
antarsusunan pemerintah.
43
B. Dasar Penerapannya
Otonomi daerah merupakan salah satu pilar penyelenggaraan demokrasi. Formulasi kebijakan Otda yang mengacu pada prinsip-prinsip good and clean
governance , aspiratif, berkeadilan dan menghargai pluralisme merupakan instrument
penting bagi tujuan-tujua nasional untuk memajukan daerah, mensejahterakan masyarakatnya, serta menguatkan integrasi nasional.
Meskipun banyak kekurangan disana-sini, kebijakan Otda pada era reformasi sekarang ini yang dilaksanakan oleh pemerintah 5 tahun belakang pada prinsipnya
mengacu pada UU No.22 dan UU No.25 tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi UU No.32 dan UU No.33 tahun 2004.
Menurut UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
44
Selaras dengan Peraturan Perundang-undangan di atas, terdapat pula Peraturan Perundangan-undangan lainnya sebagai dasar pelaksanaan otonomi daerah, antara
lain sebagai berikut : 1. Pasal 18 UUD 1945
43
Wiyono dan Isworo, Kewarganegaraan, h. 22
44
Liat UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menyatakan bahwa NKRI dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan di bagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten dan Kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas perbantuan. 2. Pasal 18A UUD 1945
Menyatakan bahwa hubungan wewenang antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten dan Kota atau antara Provinsi dan
Kabupaten dan Kota, diatur undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
3. Pasal 18B UUD 1945 Menyatakan bahwa Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus dan bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
45
4. UU No.8 tahun 2005 Tentang Penerapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.3 tahun 2005
tentang Perubahan atas UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang
5. Ketetapan MPR RI No.VIMPR2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
45
Lihat UUD 1945 yang telah di amandemen
Dari pemaparan di atas dapat kita nyatakan bahwa otonomi daerah merupakan kemandirian
daerah untuk
mengatur penyelenggaraan
pemerintahan dan
melaksanakan pembangunan di daerah Kemandirian disini maksudnya adalah kemampuan daerah untuk mengelola
dan mengembangkan potensi, baik berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Ini tentunya harus dilakukan secara optimal tanpa bergantung pada daerah
lain dalam kerangka NKRI. Oleh. Karena itu, pelaksanaan otonomi daerah hendaknya mendorong dan memberdayakan masyarakat, meningkatkan peran serta masyarakat,
menumbuhkan peranserta
masyarakat dan
kreatifitas masyarakat,
dan mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu ; adanya kemampuan dibidang ekonomi yang cukup memadai, adanya sumber
daya manusia yang handal, memiliki sumber daya alam yang memadai, adanya dukungan dibidang pertahanan dan keamanan daerah. Hal-hal ini penting untuk
diperhatikan karena sejatinya otonomi daerah memberikan kesempatan pada daerah- daerah untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki sebagai kesinambungan
pembangunan nasional. Otonomi bukan sekedar pelimpahan wewenang yang karenanya justru daerah
otonom menjadi terpuruk akibat kurang siapnya daerah lantaran aspek-aspek di atas kurang diperhatikan
Disamping itu, kurang, siapnya mental pemerintah daerah dan masyarakatnya dalam mengemban amanah otonomi daerah yang diidamkan oleh bangsa Indonesia
secara keseluruhan akan memunculkan berbagai permasalahan yang justru malah membebani masyarakat di daerah.
C. Dinamika Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia