18
database Sistem
informasi akuntansi
Subsistem audit
internal Subsistem
intelijen keuangan
Subsistem peramalan
Subsistem manajemen
dana Subsistem
pengendalian Subsistem
input Subsistem
output
Pengguna Sumber
internal Sumber
lingkungan Data
Informasi
Gambar 2.2
Sistem Informasi Keuangan McLeod, 2004
2.5.2 Subsistem Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan dibagi menjadi 3 subsistem penting, yaitu sebagai berikut : McLeod, 2004
1. Sistem Manajemen Dana
Sistem manajemen dana bertujuan untuk memastikan bahwa pendapatan yang diterima oleh perusahaan lebih besar
daripada pengeluaran. Dalam melakukan manajemen terhadap dana atau kas, biasanya digunakan laporan-laporan keuangan bulanan
atau tahunan. Analisis untuk menelusuri arus masuk pendapatan dan arus
pengeluaran ini disebut dengan analisis arus kas cash flow analysis
. Sedangkan alat yang digunakan untuk melakukan analisis tersebut dinamakann model arus kas cash flow model.
Output dapat ditampilkan dalam bentuk tabel maupun grafik. Arus uang lingkungan, melalui perusahaan, dan kembali ke
lingkungan adalah penting karena uang digunakan untuk
19 memperoleh sumber daya fisik lain. Arus ini dapat dikelola untuk
mencapai 2 tujuan : 1 Untuk memastikan bahwa arus masuk pendapatan lebih besar
dari arus keluar biaya, dan 2 Untuk memastikan bahwa keadaan ini akan tetap stabil
sepanjang tahun. Model arus kas merupakan contoh terbaik mengenai
penggunan komputer dalam mengatur arus uang karena ini mencakup seluruh proses
– dimulai dengan penerimaan kas dan berakhir dengan pengeluaran kas. Banyak keputusan harus dibuat
dalam proses ini, subsistem manajemen dana dapat mendukungnya. Perusahaan
tidak sepenuhnya
bergantung pada
lingkungannya. Dalam hal sumber daya uang, perusahaan dapat mempengaruhi arus masuk dan arus keluar. Program dalam
subsistem manajemen dana memungkinkan manajemen membuat keputusan yang mempengaruhi arus menurut cara yang diinginkan.
2. Sistem Penganggaran Keuangan
Penganggaran keuangan dilakukan dengan mengevaluasi tingkat keuntungan serta dampak keuntungan dari dana yang
dikeluarkan. Anggaran-anggaran yang diusulkan kemudian di analisis dengan mengambil data historis yang tersedia. Dalam
20 melakukan penganggaran, terdapat tiga pendekatan yang dapat
digunakan untuk menentukan anggaran perusahaan, yaitu : a Pendekatan Top-Down
Dalam pendekatan ini, eksekutif perusahaan menentukan anggaran-anggaran yang ada di dalam perusahaan, kemudian
anggaran-anggaran tersebut di tekankan pada tingkat-tingkat manajemen di bawahnya. Pendekatan ini biasanya diambil
karena eksekutif perusahaan dianggap lebih memahami tujuan- tujuan jangka panjang perusahaan, sehingga perusahaan akan
lebih mudah dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pendekatan top-down memiliki kelemahan pada kebutuhan
dana untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Eksekutif memandang bahwa dana yang dianggarkan cukup
realistis untuk menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut. Akan tetapi, manajemen tingkat bawah akan merasa dana yang
dianggarkan tersebut sangat terbatas, sehingga kegiatan operasional tidak dapat diselesaikan dengan maksimal.
b Pendekatan Bottom-Up Dalam pendekatan ini, proses penganggaran dimulai dari
tingkat manajemen paling bawah kemudian diajukan kepada level organisasi di atasnya. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa pada tingkat bawah lebih memahami kegiatan yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan.
21 Pada
pendekatan bottom-up
sering terjadi
ketidakseimbangan antara anggaran yang dianggarkan dengan hasil kerja operasionalnya. Manajemen yang lebih rendah
biasanya akan meminta dana yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Selain itu, pada
pendekatan ini juga sering terjadi kecurigaan oleh eksekutif perusahaan terhadap manajemen dibawahnya yang meminta
jumlah anggaran yang tidak realistis. c Pendekatan Partisipasi
Penentuan anggaran dengan pendekatan partisipasi ini melibatkan eksekutif perusahaan dengan pihak-pihak yang
terkait dengan penganggaran tersebut, baik pada tingkat manajemen tengah, bawah maupun tingkat operasional.
Pendekatan ini digunakan untuk memperbaiki kelemahan yang muncul pada pendekatan top-down dan bottom-down.
3. Sistem Perencanaan Keuangan