Pengertian Rancang Bangun Tipe Diagram UML Jenis Diagram UML

10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rancang Bangun

Perancangan rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen- komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian Pressman, 2002.

2.2 Konsep Dasar Sistem

2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu Jogiyanto, 2008. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimasudkan untuk mencapai suatu tujuan. Kadir, 2003.

2.2.2 Karakteristik Sistem Karakteristik atau sifat-sifat sistem, yaitu : Ladjamuddin, 2005

11 1. Komponen-Komponen Sistem Components Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batas Sistem Boundary Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau lingkungan luar. Batas sistem menunjukkan ruang lingkup scope dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem Environment Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4. Penghubung Sistem Interface Penghubung sistem merupakan media penghubung antar satu subsistem untuk dapat berinteraksi membentuk satu kesatuan. 5. Masukan Sistem Input Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang berupa masukan perawatan maintenance input dan sinyal masukan signal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. 12 6. Keluaran Sistem Output Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah, diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. 7. Pengolah Sistem Process Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. 8. Sasaran Sistem Objectives atau Tujuan Sistem Goal Suatu sistem harus mempunyai sasaran karena sangat menentukan masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran.

2.2.3 Elemen Sistem

Elemen yang dapat membentuk sistem, yaitu : Kadir, 2003 1. Tujuan Setiap sistem informasi memiliki suatu tujuan, tetapi dengan tujuan yang berbeda-beda. Walaupun begitu, tujuan utama yang umum ada 3 macam, yaitu : a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen, b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, dan c. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan. 13 2. Masukan Masukan input sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Pada sistem informasi, masukan dapat berupa data transaksi, dan data non-transaksi, serta instruksi. 3. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. Pada sistem informasi, proses dapat berupa suatu tindakan yang bermacam-macam, seperti meringkas data, melakukan perhitungan, dan mengurutkan data. 4. Keluaran Keluaran output merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Mekanisme Pengendalian dan Umpan balik Mekanisme pengendalian control mechanism diwujudkan dengan menggunakan umpan balik feedback, yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. 14

2.3 Konsep Dasar Informasi

2.3.1 Pengertian Informasi

Informasi merupakan salah satu sumber daya yang sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Sistem jika tidak mendapatkan informasi yang cukup tentu tidak akan bertahan lama. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Mulyanto, 2009

2.3.2 Kualitas Informasi

Informasi yang baik memiliki kualitas-kualitas tertentu, yaitu sebagai berikut : Ladjamuddin, 2005 1. Relevan relevancy Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, hari ini, dan akan datang. 2. Akurat Accuracy Yang dimaksud berarti informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan, akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 3. Tepat pada waktunya Timeliness Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat karena informasi yang telah usang tidak mempunyai nilai lagi. 15 4. Ekonomis economy Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi. 5. Efisien efficiency Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana, namum mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya. 6. Dapat dipercaya reliability Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Database Proses Model Output Informasi Penerima Tindakan Keputusan Input Data Data Ditangkap Hasil Tindakan Gambar 2.1 Siklus Informasi Mulyanto, 2009 16

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut : Ladjamuddin, 2005 a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan danatau untuk mengendalikan organisasi.

2.4.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi, yaitu : Ladjamuddin, 2005 1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin 2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan cara menggunkan mesin 3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data. 17

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Keuangan

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Keuangan

Sumber daya keuangan merupakan bagian yang penting di dalam organisasi. Semua elemen organisasi mempunyai kepentingan terhadap sumber daya keuangan tersebut. Tidak hanya manajer saja yang berkepentingan dengan keuangan tersebut, pihak-pihak lain seperti pemegang saham, pemasok, dan pemerintah juga sangat membutuhkan informasi mengenai keuangan yang ada di dalam perusahaan. Oleh karena itu, sumber daya keuangan harus dikelola dengan baik agar dapat menghasilkan informasi yang berkualitas mendukung manajerial dalam mengambil keputusan. Kadir, 2003 Sistem informasi keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada personil organisasi dan pihak eksternal mengenai keuangan yang ada di dalam organisasi, baik keuangan bisnis maupun keuangan sebagai pengendalian sumber daya keuangan di dalam organisasi. Informasi yang diberikan biasanya berupa laporan periodik, laporan khusus, serta komunikasi dan saran dari sistem pakar. Mulyanto, 2009 Sistem informasi keuangan memnuhi kebutuhan manajer maupun elemen lingkungan perusahaan atas informasi status keuangan perusahaan. Fungsi keuangan berhubungan dengan arus uang pada perusahaan. Perlu uang cukup untuk mendukung kegiatan manufaktur, pemasaran, dan kegiatan lain. Dana ini perlu dikendalikan untuk memastikan agar dana tersebut digunakan dengan cara yang paling efektif. McLeod, 2004 18 database Sistem informasi akuntansi Subsistem audit internal Subsistem intelijen keuangan Subsistem peramalan Subsistem manajemen dana Subsistem pengendalian Subsistem input Subsistem output Pengguna Sumber internal Sumber lingkungan Data Informasi Gambar 2.2 Sistem Informasi Keuangan McLeod, 2004

2.5.2 Subsistem Sistem Informasi Keuangan

Sistem informasi keuangan dibagi menjadi 3 subsistem penting, yaitu sebagai berikut : McLeod, 2004

1. Sistem Manajemen Dana

Sistem manajemen dana bertujuan untuk memastikan bahwa pendapatan yang diterima oleh perusahaan lebih besar daripada pengeluaran. Dalam melakukan manajemen terhadap dana atau kas, biasanya digunakan laporan-laporan keuangan bulanan atau tahunan. Analisis untuk menelusuri arus masuk pendapatan dan arus pengeluaran ini disebut dengan analisis arus kas cash flow analysis . Sedangkan alat yang digunakan untuk melakukan analisis tersebut dinamakann model arus kas cash flow model. Output dapat ditampilkan dalam bentuk tabel maupun grafik. Arus uang lingkungan, melalui perusahaan, dan kembali ke lingkungan adalah penting karena uang digunakan untuk 19 memperoleh sumber daya fisik lain. Arus ini dapat dikelola untuk mencapai 2 tujuan : 1 Untuk memastikan bahwa arus masuk pendapatan lebih besar dari arus keluar biaya, dan 2 Untuk memastikan bahwa keadaan ini akan tetap stabil sepanjang tahun. Model arus kas merupakan contoh terbaik mengenai penggunan komputer dalam mengatur arus uang karena ini mencakup seluruh proses – dimulai dengan penerimaan kas dan berakhir dengan pengeluaran kas. Banyak keputusan harus dibuat dalam proses ini, subsistem manajemen dana dapat mendukungnya. Perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada lingkungannya. Dalam hal sumber daya uang, perusahaan dapat mempengaruhi arus masuk dan arus keluar. Program dalam subsistem manajemen dana memungkinkan manajemen membuat keputusan yang mempengaruhi arus menurut cara yang diinginkan.

2. Sistem Penganggaran Keuangan

Penganggaran keuangan dilakukan dengan mengevaluasi tingkat keuntungan serta dampak keuntungan dari dana yang dikeluarkan. Anggaran-anggaran yang diusulkan kemudian di analisis dengan mengambil data historis yang tersedia. Dalam 20 melakukan penganggaran, terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan anggaran perusahaan, yaitu : a Pendekatan Top-Down Dalam pendekatan ini, eksekutif perusahaan menentukan anggaran-anggaran yang ada di dalam perusahaan, kemudian anggaran-anggaran tersebut di tekankan pada tingkat-tingkat manajemen di bawahnya. Pendekatan ini biasanya diambil karena eksekutif perusahaan dianggap lebih memahami tujuan- tujuan jangka panjang perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pendekatan top-down memiliki kelemahan pada kebutuhan dana untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Eksekutif memandang bahwa dana yang dianggarkan cukup realistis untuk menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut. Akan tetapi, manajemen tingkat bawah akan merasa dana yang dianggarkan tersebut sangat terbatas, sehingga kegiatan operasional tidak dapat diselesaikan dengan maksimal. b Pendekatan Bottom-Up Dalam pendekatan ini, proses penganggaran dimulai dari tingkat manajemen paling bawah kemudian diajukan kepada level organisasi di atasnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada tingkat bawah lebih memahami kegiatan yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. 21 Pada pendekatan bottom-up sering terjadi ketidakseimbangan antara anggaran yang dianggarkan dengan hasil kerja operasionalnya. Manajemen yang lebih rendah biasanya akan meminta dana yang lebih besar untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Selain itu, pada pendekatan ini juga sering terjadi kecurigaan oleh eksekutif perusahaan terhadap manajemen dibawahnya yang meminta jumlah anggaran yang tidak realistis. c Pendekatan Partisipasi Penentuan anggaran dengan pendekatan partisipasi ini melibatkan eksekutif perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penganggaran tersebut, baik pada tingkat manajemen tengah, bawah maupun tingkat operasional. Pendekatan ini digunakan untuk memperbaiki kelemahan yang muncul pada pendekatan top-down dan bottom-down.

3. Sistem Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan merupakan kegiatan di dalam organisasi dengan membuat perkiraan kinerja keuangan dan kebutuhan keuangan. Perkiraan ini dilakukan dengan mengevaluasi kinerja keuangan yang ada pada saat ini dan melakukan perkiraan kinerja keuangan yang akan datang. Dalam melakukan perkiraan keuangan, suatu organisasi harus memperkirakan kinerja dan keburuhan dalan jangka pendek dan jangka panjang. 22

2.6 Konsep Dasar Deposito

Mudharabah 2.6.1 Definisi Deposito Deposito merupakan salah satu tempat bagi deposan untuk melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran kredit. Pengertian menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian deposan penyimpan dengan bank. Kasmir, 2004 Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan, biasanya jangka waktu penetapan deposito telah ditetapkan oleh bank yaitu 1, 3, 6, dan 12 bulan. M. Syafi’i, 2001

2.6.2 Definisi Mudharabah

Mudharabah secara bahasa yaitu berasal dari kata dharab, artinya memukul atau berjalan. Sedangkan secara teknis mudharabah ialah pemilik harta shahibul maal memberikan hartanya kepada orang yang bekerja atau pengusaha mudharib supaya mengelolanya dan keuntungan 23 atas usaha tersebut dibagi menurut kesepakatan antara mereka pada perjanjian awal. M. Syafi’i, 2001 Mudharabah adalah salah satu bentuk produk perbankan syariah yang terdiri dari kerja sama antar dua atau lebih pihak dimana pemilik modal shahibul maal mempercayakan sejumlah uang kepada pengelola mudharib dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Karim, 2003 Salah satu prinsip Mudharabah pada bank syariah adalah Mudharabah Mutlaqah , artinya tidak ada pembatas bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Deposan tidak memberikan persyaratan apapun kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya hendak disalurkan. Dari penerapan Mudharabah Mutlaqah terdapat dua jenis penghimpun dana yaitu : tabungan Mudharabah dan deposito Mudharabah . Mudharib Shahibul maal Proyek Usaha Pembagian Keuntungan MODAL Perjanjian Bagi Hasil Nisbah X Nisbah Y Keahlian ketrampilan MODAL 100 Gambar 2.3 Skema Transaksi Mudharabah M. Syafi’i, 2001

2.6.3 Definisi Deposito Mudharabah

24 Dari kedua pengertian Deposito dan Mudharabah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Deposito Mudharabah adalah dana investasi yang sifatnya sesuai syariat Islam dari deposan yang penarikannya dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara deposan penyimpan dan bank syariah danatau Unit Usaha Syariah UUS. Fatwa DSN No.3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah . Dalam transaksi deposito mudharabah, deposan bertindak sebagai pemilik dana shahibul maal dan bank bertindak sebagai pengelola dana mudharib. Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk bermudhrabah dengan pihak lain. Yaya, 2009 Siklus kegiatan deposito dimulai dari transaksi pembukaan deposito oleh deposan. Pada saat itu, antara deposan dan bank sudah menyepakati nisbah bagi hasil dan jangka waktu deposito tanggal pencairan. Selama jangka waktu deposito, saldo deposito bersifat tetap, karena pengambilan atau penambahan deposito hanya dilakukan saat jatuh tempo atau saat penutupan jika ingin diambil sebelum jatuh tempo, bagi hasil yang diterima oleh deposan dimasukkan ke rekening yang lain, dan 25 pajak yang mesti dibayar langsung diambil dari bagi hasil yang akan diberikan kepada deposan. Machmud, 2010

2.6.4 Ketentuan Umum Deposito

Mudharabah Deposito mudharabah memiliki ketentuan-ketentuan umum, sebagai berikut : Karim, 2003 1. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan yang dapat diterima, dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. 2. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpan deposito kepada deposan. 3. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi jika akad sudah dicantumkan perpanjang otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru. 4. Ketentuan lain yang berkaitan dengan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

2.6.5 Karakteristik Deposito Mudharabah

Deposito mudharabah memiliki ketentuan-ketentuan umum, sebagai berikut : Karim, 2003 26 1. Dikelola dengan prinsip mudharabah muthlaqah unpredictedinvestment investasi tidak terikat 2. Simpananinvestasi dari deposan shahibul maal pada bank mudharib, dengan bagi hasil sesuai nisbah yang telah disepakati 3. Hanya dapat dilakukan penarikan pada saat jatuh tempo 4. Valuta Rupiah maupun Valuta Asing 5. Perorangan maupun badan 6. Dapat dilakukan ARO Automatic Roll Over 7. Pembayaran bagi hasil dibagikan setiap bulan juga dikenakan pajak

2.6.6 Mekanisme dan Operasional Deposito Mudharabah

Dalam hal waktu lamanya deposito baik bank konvensional maupun syariah ternyata mempunyai waktu yang sama yaitu berkisar 1, 3, 6, dan 12 bulan. Tetapi jika deposan mengambil dananya sebelum waktu yang telah disepakati maka bank syariah dan konvensional menanggapi berbeda, pada bank konvensional maka akan dikenakan penalti dan hasil dari penalti ini akan dijadikan sebagai pendapatan oleh bank, tetapi pada bank syariah hasil dari penalty itu bukan untuk bank melainkan akan disalurkan lagi ke pihak ZIS. Wiroso, 2005 Mekanisme pembukaan hingga pencairan deposito mudharabah pada PT. BPRS Wakalumi adalah sebagai berikut : a. Pembukaan Deposito Mudharabah Untuk perorangan 27 1 Deposan membawa kelengkapan identitas asli serta fotocopy KTP untuk diserahkan kepada pihak bank 2 Mengisi aplikasi pembukaan rekening yang telah disediakan oleh bank 3 Mengisi surat perjanjian dengan akad Mudharabah yang menyebutkan bahwa pihak pertama adalah deposan dan pihak kedua adalah dari bank. Pada surat perjanjian tersebut harus disertakan dengan materai agar mempunyai kekuatan hukum yang kuat 4 Jumlah deposito minimal adalah sebesar Rp 1.000.000,00 5 Bank memberikan bukti kepemilikan deposito yang sah kepada deposan Untuk BadanLembaga 1 Menunjukkan dokumen asli dan menyerahkan fotocopy SIUP. Akta Pendirian Perusahaan beserta perubahannyaTDP, dan lain-lain. 2 Menunjukkan dokumen asli dan fotocopy NPWP 3 Menunjukkan identitas asli dan menyerahkan fotocopy identitas pengurus badan yang masih berlaku 4 Setoran awal Rp 1.000.000,00 b. Pencairan Deposito Mudharabah 1 Deposan harus membawa bukti yang membenarkan memiliki deposito 28 2 Deposan harus mengisi aplikasi pencairan deposito 3 Jika tidak dapat diambil maka bisa dilakukan ARO Automatic Roll Over 4 Deposan harus memberi materai pada aplikasi pencairan agar mempunyai kekuatan hukum yang sah bagi kedua belah pihak deposan Bagian admin deposito membuat bilyet deposito Bagian admin deposito memeriksa jatuh tempo deposan dan menghitung bagi hasil deposito Calon deposan mengajukan permohonan pembukaan deposito serta menyerahkan persyaratan kepada bagian front_desk Direktur menandatangani bilyet deposito Tidak komplit komplit Calon deposan mengajukan permohonan pencairan deposito kepada bagian front_desk Direktur menyetujui pencairan deposito Bagian front_desk menyerahkan data calon deposan kepada bagian admin deposito Pa y to Bilyet deposito yang telah ditandatangani direktur kemudian diserahkan kepada deposan Bank Syariah Gambar 2.4 Mekanisme deposito mudharabah yang berjalan pada bank syariah c. Syarat dan kondisi 1 Deposito hanya dapat dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo di bank dimana deposito tersebut dibuka pertama kali. Penarikan sebagian atau keseluruhan atas jumlah deposito sebelum jatuh tanggal waktu tidak diperkenankan. Sanksi yang akan didapat oleh deposan akan dimasukkan ke dalam dana kebajikan ZIS, bukan merupakan pendapatan bank. 29 2 Bagi hasil atas jumlah uang termaksud tidak akan diperhitungkan sesudah tanggal jatuh tempo, kecuali bila diperpanjang kembali. 3 Bila deposito diperpanjang, bagi hasil atas deposito tersebut adalah sesuai dengan yang berlaku pada saat perpanjangannya. 4 Deposito dapat dibukukan atas nama dua orang, maka : a Apabila salah satu pihak meninggal dunia, pemilik yang tinggal berhak menarik deposito dalam surat deposito pada tanggal jatuh tempo, hanya setelah mendapat persetujuan dari ahli waris yang sah dari pihak yang meninggal. b Apabila salah satu pihak melarang pembayaran jumlah tersebut kepada pihak lainnya, maka pihak bank tidak akan membayar kecuali bila pihak yang bersangkutan telah menyelesaikan perkaranya. 5 Bagi hasil deposito akan dibayar secara tunai atau dikreditkan ke dalam rekening sesuai instruksi deposan, tanpa pemberitahuan dari bank

2.6.7 Perbandingan Deposito Konvensional dan Deposito Mudharabah

Tabel 2.1 Perbandingan Deposito Mudharabah dengan Deposito Konvensional Karim, 2003 No. Deposito Mudharabah Deposito Konvensional 1. Jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan Jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan 2. Pendapatan di dapat dari bagi hasil Pendapatan di dapat dari bunga yang 30 yang besarnya tidak dapat ditentukan sebelumnya tergantung pendapatan mudharib besarnya ditentukan dalam di waktu melakukan pembukaan rekening deposito dan besarnya sudah tetap 3. Apabila dicairkan sebelum jatuh tempo tidak dikenakan denda, hanya dikenai dana kebajikan Apabila di break sebelum jatuh tempo dikenakan denda, hasil dari denda digunakan sebagai pendapatan bank

2.6.8 Landasan Syariah Deposito Mudharabah

Berdasarkan adanya larangan bunga dalam Islam, reorganisasi perbankan harus dilakukan dengan berlandaskan Syirkah kemitraan usaha dan mudharabah pembagian hasil. Karim, 2003 Penjelasan mengenai produk deposito mudharabah terdapat pada fatwa DSN No.03DSN-MUIIV2000 tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H1 April 2000 M. fatwa tersebut memutuskan : 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. Sedangkan deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. 2. Dalam transaksi ini deposan bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 3. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib bank dapat melakukan berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk mudharabah dengan pihak lain. 4. Modal harus dinyatakan dalam bentuk tunai, bukan piutang, 31 5. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 6. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 7. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan deposan tanpa persetujuan yang bersangkutan

2.6.9 Realisasi perhitungan bagi hasil

Sumber pendapatan bank syariah terdiri dari : a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah b. Keuntungan atas kontrak jual beli c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina’ d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya Pendapatan-pendapatan tersebut di atas setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional, harus dibagi antara bank dengan para penyandang dana, yaitu nasabah investasi, para penabung, dan para pemegang saham sesuai dengan nisbah bagi hasil atas investasi mudharabah sesuai dengan tipe, tetapi menetapkan bobot yang berbeda-beda atas setiap investasi yang dipilih oleh nasabah. Konsep bagi hasil bank syariah meliputi : Machmud, 2010 a. Pemilik dana menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan atau bank yang bertindak sebagai pengelola b. Pengelolabank mengelola dana tersebut dalam sistem pool of fund selanjutnya akan menginvestasikan dana tersebut ke dalam 32 proyekusaha yang layak dan menguntungkan serta memenuhi aspek syariah c. Kedua belah pihak menandatangani akad yang berisi ruang lingkup kerjasama, nominal, nisbah dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut. Secara garis besar ada 2 metode atau sistem yang dapat digunakan dalam perhitungan bagi hasil, yaitu: Kasmir, 2004 a. Revenue sharing Adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima bank sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. Biasanya pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana, dan tidak termasuk pendapatan feekomisi atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank. Karena pendapatan tersebut pertama-tama harus dialokasikan untuk mendukung biaya operasional. Revenue sharing mengandung kelemahan, karena apabila tingkat pendapatan bank rendah dan pendapatan telah didistribusikan oleh bank, maka bank tidak mampu membiayai kebutuhan operasionalnya. Sehingga menjadi kerugian bank dan para penyandang danainvestor tidak menanggung kerugian akibat biaiya operasional bank. 33 b. Profit sharing Adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil net dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan.

2.6.10 Perhitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Adapun perhitungan bagi hasil deposito mudharabah pada bank adalah sebagai berikut : Sumber : BPRS Wakalumi, 2011 Bagi hasil = Jumlah deposito x EQ Rate 12 Zakat = bagi hasil x 2,5 Pajak = bagi hasil x 20 jika setoran deposito lebih dari Rp 7.500.000 Pinalti = total pencairan x 10 jika pencairan sebelum jatuh tempo

2.7 Konsep Dasar Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS

2.7.1 Definisi BPRS

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Muhammad, 2008 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum BPRS perseroan terbatas. Soemitra, 2009 34

2.7.2 Tujuan Pendirian BPRS

Tujuan yang dikehendaki dengan pendirian BPRS adalah Muhammad, 2008 : a Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan. b Menambah lapangan kerja terutama di tingkat Kecamatan, sehingga mengurangi arus urbanisasi. c Membina semangat Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangkameningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai. Untuk mencapai tujuan operasionalisasi BPRS tersebut diperlukan strategi operasional sebagai berikut : a BPRS tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasipenelitian kepada usaha-usaha yang berskala kecil yang perlu diberi tambahan modal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik. b BPRS memiliki jenis usaha yang perputaran uangnya bersifat jangka pendek dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil. c BPRS mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitif produk yang akan diberikan dalam bentuk pembiayaan. 35

2.7.3 Kegiatan Operasional BPRS

Untuk melangsungkan kegiatannya sehari-hari, BPRS memiliki beberapa usaha diantaranya sebagai berikut Muhammad,2008 : a Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakannya dengan itu. b Memberikan kredit. c Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. d Menempatkan dananya dalam Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. Kegiatan operasional BPRS dipertegas dengan ketentuan Pasal 27 SK DIR.BI 32361999, sebagai berikut : Muhammad, 2008 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi: a Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah b Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah c Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah 2. Melakukan transaksi penyaluran dana melalui : a Transaksi jual beli dengan prinsip murabahah, istishna, dan salam. b Transaksi sewa beli menggunakan prinsip ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik. c Pembiayaan dengan pola bagi hasil menggunakan prinsip musyarakah dan mudharabah. 36 d Layanan jasa lain yang berdasarkan prinsip : rahn dan qardh. 3. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPRS sepanjang disetujui Dewan Syariah Nasional.

2.7.4 Manajemen dan Organisasi BPRS

Menurut ketentuan Pasal 19 SK DIR BI 32361999, kepengurusan BPRS terdiri dari Dewan Komisaris dan Direksi. Selain itu suatu BPRS wajib pula memiliki Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi kegiatan BPRS. Jumlah anggota Dewan Komisaris BPRS harus sekurang- kurangnya 1 satu orang. Sedangkan direksi BPRS sekurang-kurangnya harus berjumlah 2 dua orang. Muhammad, 2008

2.8 Database Management System DBMS

Suatu sistem manajemen basis data Database Management System- DBMS berisi kumpulan koleksi data yang saling berelasi dengan set program untuk mengakses data tersebut. Jadi DBMS terdiri dari database dan set program untuk menambah data, menghapus data, mengubah, mengambil, dan membaca data. Set program pengelola merupakan suatu paket program yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukan atau perekaman informasi dan pengambilan atau pembacaan informasi ke dalam basis data. Supriyanto, 2007

2.8.1 Manfaat penggunaan DBMS

: Manfaat dari penggunaan DBMS, antara lain : Supriyanto, 2007 37 1. Untuk mengorganisasikan dan mengelola data dalam jumlah besar 2. Untuk membantu dalam melindungi data dari kerusakan yang disebabkan penggunaan atau pengaksesan yang tidak sah 3. Memudahkan dalam pengambilan kembali data data retrieval 4. Untuk memudahkan dalam penggunaan atau pengaksesan data secara bersamaan dalam suatu jaringan

2.8.2 Keunggulan DBMS

Manfaat dari penggunaan DBMS, antara lain : Kadir, 2003 1. Praktis, yaitu penggunaan media penyimpan yang berukuran kecil namun padat informasi 2. Cepat, yaitu mesin dapat mengambil atau mengubah data jauh lebih cepat daripada manusia 3. Mengurangi kejenuhan, yaitu menghindari pekerjaan yang berulang-ulang dan monoton yang bisa membosankan 4. Terkini up to date, yaitu informasi yang tersedia pada DBMS akan bersifat mutakhir dan akurat setiap saat

2.9 Konsep Dasar

Website 2.9.1 Pengertian Website Website adalah sebuah cara untuk menampilkan diri di internet atau sebuah tempat siapa saja didunia ini dapat mengunjungi, kapan saja 38 mereka dapat mengetahui tentang diri, memberi pertanyaan, memberikan masukan atau bahkan mengetahui dan membeli produk. Purnama, 2004

2.9.2 Fungsi Website

Website dapat berfungsi sebagai berikut : Purnama, 2004 1. Fungsi Komunikasi Sebagian besar website mempunyai fungsi komunikasi. Beberapa fasilitas yang memberikan fungsi komunikasi ini, seperti web base email , halaman form contact, chatting, dan lain-lain. 2. Fungsi Informasi Website mempunyai fungsi informasi seperti news, profile company, library , referensi, dan lain-lain 3. Fungsi Entertainment Website mempunyai fungsi hiburan. Beberapa contoh website dengan fungsi ini, misalnya web-web yang menyediakan online game, online movie , dan sebagainya. 4. Fungsi Transaksi Sebuah website dapat dijadikan sarana untuk melakukan transaksi bisnis, seperti online order, pembayaran menggunakan kartu kredit, dan lain-lain. 39

2.10 Metode Pengumpulan Data

2.10.1 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku- buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan, ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber- sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain Bintarto, 2002.

2.10.2 Studi Lapangan 1.

Observasi Pengamatan observasi adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Gulo, 2010

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media kata secara verbal. Gulo, 2010

3. Kuesioner

Daftar pertanyaan kuesioner adalah suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan analis sistem untuk mengumpulkan data dan 40 pendapat dari responden-responden yang dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian akan diberikan kepada responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka. Penggunaan daftar pertanyaan ini mendapat banyak kritik karena diragukan hasilnya. Jogiyanto, 2005.

2.10.3 Studi Literatur Sejenis

Studi literatur sejenis adalah mencari bukti dengan membandingkan studi literatur sebelumnya sehingga dapat membantu dalam penelitian selanjutnya. Bintarto, 2002.

2.11 Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau perbaikan pada sistem yang telah ada, dengan harapan bahwa sistem yang baru tersebut dapat mengatasi permasalahan yang timbul pada sistem yang lama. Sedangkan definisi lain menyebutkan pengembangan sistem adalah proses mengubah sebagian atau seluruh sistem informasi.

2.11.1 Rapid Application Development RAD menurut Whitten 2004

RAD Rapid Application Development adalah salah satu alternatif dalam melakukan suatu pengembangan sistem. RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan 41 pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototipe atau prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final. Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, RAD atau pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem.

2.11.1.1 Keunggulan RAD

Metode RAD memliliki kelebihan antara lain : Whitten, 2004 1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain, konstruksi. 2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer, pembangun sistem. 3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan konstruksi berulang. 4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat sebuah sistem yang bekerja.

2.11.1.1 Alur Proses Pengembangan Sistem

Alur proses sistem RAD sebagai berikut : McLeod, 2004 1. Definisi Lingkup Scope Definition Menentukan ukuran dari proyek atau penelitian. Batas- batas dalam penelitian ini. 42 2. Analisis Sistem Analysis Dalam tahap ini, peneliti akan menjabarkan permasalahan yang sering terjadi pada sistem yang sedang berjalan dan analisis sistem yang diusulkan. 3. Perancangan Sistem Design Perancangan sistem dilakukan setelah tahap analisis selesai, dengan menggunakan metode pengembangan sistem dan memilih bahasa pemrograman yang akan digunakan. 4. Implementasi Sistem Construction Testing Setelah melakukan analisis sistem dan perancangan sistem secara rinci, maka tiba saatnya sistem untuk diimplementasikan. Pada tahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud berupa a. Instalasi Perangkat Pada tahap ini, yaitu membahas sarana pendukung yang diperlukan agar sistem dapat berjalan sesuai yang diharapkan. b. Pengujian Testing Tahap pengujian terhadap sistem bertujuan untuk menemukan kesalahan yang masih terjadi pada sistem. 43

2.11.2 UML Diagram

UML Unified Modelling Language adalah salah satu alat yang berorientasi obyek. Hal ini karena UML menyediakan bahasa permodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atau visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah di mengeti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi sharing dan mengkomunikasikan rancangan dengan yang lain Munawar,2005. Unified Modelling Language adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yan terkait dengan objek Whitten, 2004.

a. Tipe Diagram UML

Tabel 2.2 Tipe Diagram UML Munawar, 2005 Diagram Model Use Case Bagaimana User Berinteraksi Dengan Sebuah Sistem Activity Perilaku Prosedural Paralel Class Class Fitur Dan Relasinya Sequence Interaksi antar obyek

a. Jenis Diagram UML

UML menyediakan beberapa jenis diagram diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Use Case Diagram

Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Secara 44 grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem Whitten, 2004. Notasi dalam diagram use case adalah : Whitten, 2004 a. Actor adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. b. Use Case adalah urutan langkah- langkah yang secara tindakan saling terkait scenario, baik secara otomatis maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal. Use case terdapat beberapa relasi antara use case untuk mendapatkan sistem secara utuh, relasi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu: 1 Relasi Include adalah hubungan diantara abstract use case dan use case yang menggunakannya. abstract use case merepresentasikan satu bentuk “reuse” dan merupakan alat yang sangat baik untuk mengurangi redudansi diantara dua atau lebih use case lain. 2 Relasi Extend adalah hubungan antara extension use case dan use case yang diperluas hubungan. Satu use case dapat memiliki beberapa hubungan extend, tetapi satu extension use case hanya dapat diminta oleh use case yang diperluas. 45

2. Activity Diagram

Activity diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung perilaku parallel sedangkan flowchart tidak bisa Munawar, 2005. Activity diagram adalah sebuah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis. Langkah-langkah sebuah use case atau logika behavior metode object Whitten, 2004.

3. Class Diagram

Class diagram gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut Whitten, 2004.

4. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika sebuah use case dengan cara menggambarkan interaksi pesan diantara objek-objek dalam rangkaian waktu Whitten,2004. 46 UML dibangun atas model 4+1 view. Model ini didasarkan pada fakta bahwa struktur sebuah sistem dideskripsikan dalam 5 view dimana salah satu diantaranya use case view. Use case view ini memegang peran khusus dintaranya mengintegrasikan content ke view yang lain. Kelima view tersebut tidak berhubungan dengan diagram yang dideskripsikan di UML. Setiap view berhubungan dengan perspektif tertentu dimana sistem akan diuji. View yang berbeda akan menekankan pada aspek yang berbeda dari sistem yang mewakili ketertarikan sekelompok stakeholder tertentu. Gambar 2.5 Model 4+1 view Munawar, 2005 Penjelasan lengkap gambar di atas adalah sebagai berikut : 1. use case view mendefinisikan perilaku eksternal sistem. 2. Design view mendefinisikan struktur logika yang mendukung fungsi-fungsi yang dibutuhkan di use case. Informasi yang terkandung di view ini menjadi perhatian para programmer 47 karena menjelaskan secara detail bagaimana fungsionalitas sistem akan diimplementasikan. 3. Implementation view menjelaskan komponen-komponen fisik dari sistem yang akan dibangun. Informasi yang ada di view ini relevan dengan aktifitas-aktifitas seperti manajemen konfigurasi dan integrasi sistem. 4. Process sistem berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan concurency di dalam sistem. 5. Deployment view menjelaskan komponen-komponen fisik didistribusikan ke lingkungan fisik seperti jaringan komputer dimana sistem akan dijalankan. 2.12 Perangkat Lunak yang Digunakan 2.12.1 Pemrograman PHP