23 atas usaha tersebut dibagi menurut kesepakatan antara mereka pada
perjanjian awal. M. Syafi’i, 2001 Mudharabah
adalah salah satu bentuk produk perbankan syariah yang terdiri dari kerja sama antar dua atau lebih pihak dimana pemilik
modal shahibul maal mempercayakan sejumlah uang kepada pengelola mudharib dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Karim, 2003
Salah satu prinsip Mudharabah pada bank syariah adalah Mudharabah Mutlaqah
, artinya tidak ada pembatas bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Deposan tidak memberikan
persyaratan apapun kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya hendak disalurkan. Dari penerapan Mudharabah Mutlaqah terdapat dua
jenis penghimpun dana yaitu : tabungan Mudharabah dan deposito Mudharabah
.
Mudharib Shahibul
maal Proyek Usaha
Pembagian Keuntungan
MODAL
Perjanjian Bagi Hasil
Nisbah X
Nisbah Y
Keahlian ketrampilan
MODAL 100
Gambar 2.3 Skema Transaksi Mudharabah
M. Syafi’i, 2001
2.6.3 Definisi Deposito Mudharabah
24 Dari kedua pengertian Deposito dan Mudharabah tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Deposito Mudharabah adalah dana investasi yang sifatnya sesuai syariat Islam dari deposan yang
penarikannya dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara deposan penyimpan dan bank syariah danatau Unit Usaha Syariah UUS.
Fatwa DSN No.3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan prinsip
mudharabah . Dalam transaksi deposito mudharabah, deposan bertindak
sebagai pemilik dana shahibul maal dan bank bertindak sebagai pengelola dana mudharib. Bank dapat melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk bermudhrabah dengan pihak lain. Yaya, 2009
Siklus kegiatan deposito dimulai dari transaksi pembukaan deposito oleh deposan. Pada saat itu, antara deposan dan bank sudah
menyepakati nisbah bagi hasil dan jangka waktu deposito tanggal pencairan. Selama jangka waktu deposito, saldo deposito bersifat tetap,
karena pengambilan atau penambahan deposito hanya dilakukan saat jatuh tempo atau saat penutupan jika ingin diambil sebelum jatuh tempo, bagi
hasil yang diterima oleh deposan dimasukkan ke rekening yang lain, dan
25 pajak yang mesti dibayar langsung diambil dari bagi hasil yang akan
diberikan kepada deposan. Machmud, 2010
2.6.4 Ketentuan Umum Deposito
Mudharabah
Deposito mudharabah memiliki ketentuan-ketentuan umum,
sebagai berikut : Karim, 2003
1. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan yang dapat diterima, dari
penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
2. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpan deposito kepada deposan.
3. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Deposito yang diperpanjang setelah
jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi jika akad sudah dicantumkan perpanjang otomatis maka tidak perlu
dibuat akad baru. 4. Ketentuan lain yang berkaitan dengan deposito tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2.6.5 Karakteristik Deposito Mudharabah