Metode Analisa Data Pengaruh Faktor Kecocokan Tugas-Teknologi dan Pemamfaatan teknologi Informasi Terhadap kinerja akuntan Publik : studi empiris kantor akuntan publik di jakarta selatan

20 untuk indikator yang mendapat koefisien lebih besar dari 0,60 dinyatakan reliabel. Nunnally menjelaskan suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Ghazali, 2006: 42. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

D. Metode Analisa Data

1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan dua variabel diantaranya adalah sebagai berikut: a. Variabel Endogen Variabel Endogen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel eksogen dan merupakan variabel antara artinya variabel endogen juga dapat mempengaruhi variabel endogen lain dalam suatu model. Adapun variabel endogen dalam penelitian ini adalah Kinerja Akuntan Publik Y. b. Variabel Eksogen Variabel Eksogen adalah variabel yang secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen dalam suatu model. Adapun variabel eksogen dalam penelitian ini adalah faktor kecocokan tugas-teknologi X 1 dan pemanfaatan teknologi informasi X 2 . 21 2. Structural Equation Modelling SEM Data yang telah dikumpulkan akan dianalisa dengan menggunakan Structural Equation Modelling SEM. SEM adalah salah satu teknik analisis data multivariate yang merupakan perpaduan atau gabungan antara analisis jalur dan analisis faktor. Nama lain dari SEM yang cukup populer adalah analisis variabel laten, analisis faktor konfirmatori, dan analisis LISREL dengan memiliki dua karakteristik utama: a Estimasi berganda dan hubungan interelasi dependen; b dimungkinkan melakukan pengukuran unobserved concept dalam proses estimasi. SEM sebagai alat analisis multivariate hanya mengenal dua jenis skala yaitu skala metric intervalratio dan skala non metric. Oleh karena skor yang diperoleh mempunyai tingkat pengukuran ordinal, maka sebelum dianalisis, indikator-indikator variabel tersebut akan ditransformasikan dari skala ordinal menjadi skala interval dengan menggunakan program statistik LISREL 8.54. Menurut Ferdinand 2000 sebagaimana dikutip oleh Jin 2003:12 mengemukakan bahwa sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari model pengukuran measurement model dan model struktural structural model. Model pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi yang dikembangkan pada sebuah faktor sedangkan model struktural adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor. SEM digunakan untuk menguji model penelitian ini, karena konstruk terdiri dari variabel eksogen dan endogen. 22 Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah faktor kecocokan tugas– teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi. Sedangkan pula pada variabel endogen dalam penelitian ini adalah kinerja akuntan publik. Menurut Agoes 2003:122, dalam proses Structural Equation Modelling SEM terdapat tujuh 7 tahapan penting ynag harus diperhatikan bila menggunakan sebagai alat analisis data penelitian yaitu: 1. Model SEM berbasis teoritis yang kokoh. Model penelitian selain menggambarkan adanya yaitu perubahan dari satu variabel diasumsikan akan mempengaruhi variabel lainnya, termasuk menentukan variabel-variabel yang mana termasuk sebagai variabel eksogen dan variabel endogen. 2. Konstruksi analisis Jalur untuk Hubungan Kausal. Dalam melakukan konstruksi analisis jalur, tidak hanya menggambarkan adanya hubungan kausal semata, tetapi juga hubungan korelasional yang mungkin terjadi sebagaimana dikatakan oleh Hair 1998:594 dalam Agoes 2003:122 , “A path diagram is more than just a visual portrayal of the relationship among constructs i.e., the dependent- independent variable relationship, out also aassociative relationship correlations among constructs and even indicators. ” Dengan demikian, sebagaimana terlihat pada, juga diperlihatkan adanya hubungan kausal antara dua variabel eksogen terhadap variabel endogen. Variabel eksogen digambarkan memiliki hubungan korelasi, dan setiap variabel eksogen dan endogen terdiri dari sejumlah indikator. 23 3. Melakukan konversi diagram jalur ke dalam model pengukuran dan model struktural. 4. Memilih Tipe input Matrik dan model estimasi. Ada dua pilihan input matrik yaitu kovarian atau matrik korelasi. Untuk penelitian ini digunakan input matrik korelasi, karena melihat data pada pola hubungan antar responden. Besarnya sampel juga mempengaruhi estimasi model. Hair 1998:604 dalam Agoes 2003:122 memberikan patokan minimal 5 hingga 10 responden untuk setiap parameter indikator atau 100 responden untuk suatu penelitian. Penelitian ini sendiri, memiliki indikator, sehingga minimal responden adalah sebanyak responden. Dengan kata lain, dari segi ukuran sampel telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Dan untuk model estimasi mengacu pada program LISREL yang umumnya menggunakan metode Maximum Likehood bila sampel kurang dari 500. 5. Tahap Identifikasi Masalah Model Struktural Tahapan ini pada dasarnya untuk melihat apakah proses input sampai dengan perhitungan akhir terdapat hasil yang tidak diharapkan. Misalnya standar error atau korelasi yang sangat besar, varian error yang negatif dan korelasi yang terlalu tinggi 0,9. 6. Evaluasi Criteria Goodness-Of-Fit Tahap ini untuk menilai apakah asumsi-asumsi dalam SEM telah terpenuhi dan dilakukannya uji kesesuaian dan uji statistik. Program 24 LISREL umumnya menyediakan uji tersebut baik dari segi keseluruhan model maupun pengukuran model. 7. Interpretasi Model atau hasil Pengujian Tahap ini peneliti harus mampu melihat temuannya dengan kajian teoritis. Peneliti harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang logis atas temuan-temuannya tersebut.

E. Uji Kesesuaian Model

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Analisis pengaruh perencanaan audit dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik : Studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta

0 4 92

PENGARUH HUMAN CAPITAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA)

0 8 28

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta).

0 1 8

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya Timur).

0 0 89

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 1 153

PENGARUH HUMAN CAPITAL TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA)

0 0 31

Pengaruh kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai terhadap kinerja akuntan publik

0 2 100

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 1 16

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 1 28