Penerapan Manajemen dalam Dakwah
Serta berikutnya dalam bidang kebudayaan, dimana dakwah berperan sebagai usaha mengukuhkan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kehidupan masyarakat, sehingga ajaran Islam benar-benar menjadi sumber dan mewarnai seluruh ide dan karya manusia.
Sesuai dengan pengertian dakwah yang begitu luas, maka pelaksanaan dakwah tidaklah mungkin dilakukan oleh orang seorang
secara sendiri-sendiri. Pelaksanaan dakwah yang mempunyai skope kegiatan yang begitu kompleks, hanya akan dapat berjalan secara efektif,
bilamana diterapkan ilmu manajemen serta kepemimpinan didalamnya. Hal ini dilakukan agar setiap tenaga yang berada dalam proses dakwah
berjalan dengan maksimal.
54
Adapun prosesnya yaitu dengan cara merencanakan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga
pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas itu dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan dakwah yang dalam hal ini
disebut Manajemen Dakwah.
55
Dalam hal ini, kemampuan serta keahlian untuk penerapan manajemen dalam dakwah dapat diklasifikasikan sebagai berikut
56
: a.
Melihat kedepan, menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan dakwah yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu
yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b.
Mengelompokkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu, menempatkan para pelaksana yang kompoten pada kesatuan-
54
A. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 32.
55
Ibid, h.34.
56
Ibid, h. 46.
kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka.
c. Menggerakkan para pelaksana dakwah untuk segera melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan. d.
Mengusahakan agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, instruksi, petunjuk, pedoman dan ketentuan-
ketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya. Keempat kelompok kemampuan atau keahlian diatas oleh para ahli
manajemen disebut sebagi fungsi manajemen, yang secara berurutan dinamakan
perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan
pengendalian. C.
Remaja Masjid 1.
Pengertian Remaja Masjid
Kumpulan dari remaja yang beraktivitas di masjid dalam rangka memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi
keberlangsungan dakwah di masjid dan atau di masyarakat. Visi Remaja Masjid itu sendiri bertujuan melakukan aktivitas sosial dan ibadah di
lingkungan masjid.Hal ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam menjamin estafet makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika
masjid itu sendiri dapat di pertahankan kelangengannya. Sedangkan misi dari remaja masjid adalah berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang
baik serta menjadi rahmat bagi semesta alam.
57
57
Pinterngaji.blogspot.com...memajukan-remaja-masjid-dan-memakmurkan. Di akses pada tanggal 22062014 pukul 10.35 WIB.
Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungngan masjid. Pembagian tugas dan
wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah,
mufakat dan amal jama’i gotong royong dalam segenap melakukan aktivitasnya.
Remaja masjid sebagai agen strategis dalam pemberdayaan umat perlu dibekali keilmuan dan keterampilan yang dibutuhkan, misalnya para
aktivis remaja masjid juga perlu menekuni pengetahuan jurnalistik dan kewirausahaan. Hal itu penting untuk menguatkan dakwah dan
pemberdayaan umat. Dua pengetahuan itu dapat menjadi sarana dakwah, maupun peningkatan SDM Remaja Masjid sehingga mampu mandiri.
Dengan demikian, kedudukan remaja masjid adalah sebagai organisasi otonom yang relatif independen dalam membina anggotanya. Remaja
masjid dapat menyusun program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih pengurusnya sendiri. Karena itu aktivis remaja
masjid memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan potensi dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri. Adapun peran dan
fungsi remaja masjid antara lain : a.
Memakmurkan Masjid b.
Pembinaan Remaja Muslim c.
Kaderisasi Umat d.
Pendukung Kegiatan Ta’mir Masjid
e. Dakwah dan Sosial
58
Remaja masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan beramal sholih dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk
mencapai keridhaanNya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas.
Remaja Masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara struktural dan terencana. Mereka menyusun program kerja periodik dan
melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada : a.
Keislaman. b.
Kemasjidan. c.
Keremajaan. d.
Keterampilan. e.
Keilmuan.
59
Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan organisasi, agar dapat bekerja secara efektif, dan efisien.
Beberapa bidang kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi – fungsi
organisasi yang disesuaikan dengan program kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan diantaranya :
a. Administrasi dan Kesekretariatan.
b. Keuangan.
c. Pembina Anggota.
d. Perpustakaan dan Informasi.
58
Lukman Hakim, “peranan RISMA sebagai lembaga dakwah masjid agung Jawa
Tengah”,Semarang, 2009, h. 32.
59
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid,h. 49.
e. Kesejahteraan Umat.
f. Kewanitaan.
60
Remaja masjid yang terorganisir dengan baik, bukan saja akan memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengembangkan bakat
dan kemampuannya, namun juga akan memberi bekal yang baik bagi masa depan mereka, terutama bekal taqwa. Sehingga hadirnya generasi muslim
yang terbaik, beriman, berilmu pengetahuan, beramal shalih dan ber’amar ma’ruf nahi munkar.