4.5 Upaya Membina Semangat Kerja
Membina semangat kerja perlu dilakukan secara terus–menerus agar mereka menjadi terbiasa mempunyai semangat kerja yang tinggi. Dengan
kondisi yang demikian, pekerja diharapkan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan kreatif. Pembinaan semangat kerja dalam suatu pekerjaan
tentulah pimpinan sebagai atasan. Pembinaan semangat kerja akan dapat berhasil jika pimpinan benar – benar menempatkan dirinya bersama –
sama dengan pekerja dan berusaha memperbaiki kondisi kerja agar kondusif sehingga suasana kerja turut mendukung terbinanya semangat
kerja Adnyani, 2008. Menurut Saydam 2000, keberhasilan pembinaan semangat kerja
sangat tergantung pada supervisi yang bermutu, kondisi kerja yang menyenangkan, adanya kesempatan untuk berparisipasi, hubungan yang
harmonis, dan adanya aturan mainan yang jelas. Selain itu teknik pengawasan dan kebijakan menajemen meliputi pengawasan berusaha agar pekerja
mempunyai minat kerja yang besar, memberi pujian. Menurut Zainun 2004, beberapa usaha positif dalam rangka
menyelenggarakan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja, yaitu orientasi, supervisi, partisipasi, komunikasi, rekognasi, delegasi, kompesi,
integrasi, dan motivasi silang. Sastrohadiwiryo 2002, menunjukkan bahwa cara yang ditempuh untuk meningkatkan semangat kerja adalah memberi
kompensasi kepada tenaga kerja dalam porsi yang wajar, tetapi tidak memaksakan kemampuan , menciptakan kondisi kerja yang menggirahkan
Universitas Sumatera Utara
semua pihak, memperhatikan kebutuhan yang berhubungan dengan spiritual tenaga kerja. Untuk meningkatkan semangat kerja dilakukan pemberian
gaji yang cukup, memperhatikan kebutuhan rohani, menciptakan suasana kerja yang santai, memperhatikan harga diri, menempatkan posisi pekerja
pada tempatnya, dan memberikan fasilitas yang menyenangkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Manajemen Keperawatan
1.1 Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan rencana perawat
manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan organisasi keperawatan di
dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat memerlukan pengembangan atau
perbaikan termasuk misi atau tujuan devisi keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat manajer mengembangkan tujuan yang jelas dan
realistis untuk pelayanan keperawatan Swanburg, 2000. Menurut Swanburg 2000, ketrampilan manajemen dapat
diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu: 1 Keterampilan intelektual, yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori, keterampilan berfikir. 2
Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur atau teknik. 3 Keterampilan interpersonal, meliputi kemampuan kepemimpinan dalam berinteraksi dengan
individu atau kelompok.
Universitas Sumatera Utara