mengurangi angka kecelakaan karena karyawan yang mempunyai semangat kerja yang tinggi ncenderung bekerja dengan hati – hati dan teliti sehingga
bekerja sesuai dengan prosedur yang ada Tohardi, 2002.
4.2 Dimensi Semangat Kerja
Semangat kerja merupakan kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri pekerja yang sifatnya abstrak, tetapi sangat esensial dalam dunia
kerja. Semangat kerja dapat dibedakan menjadi dua dimensi, yaitu semangat kerja tinggi dan semangat kerja rendah. Semangat kerja karyawan yang tinggi
akan membawa sumbangan positif bagi temapt dia kerja. Pekerja yang mempunyai semangat kerja yang tinggi karakteristiknya seperti manusia
dewasa. Ciri–cirinya adalah bekerja dengan senang hati, menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, interaksinya sangat dinamis, partisipasi maksimal, dapat
bekerja sama dengan teman sejawat dan inovatif. Sebaliknya, pekerja dengan semangat rendah akan membawa dunia tempat kerjanya kepada kehancuran.
Semangat kerja yang rendah ditandai dengan kegelisaan yaitu perpindahan bekerja, ketidakhadiran, keterlambatan, ketidakdisiplinan, dan menurunnya hasil
kerja. Selain itu, karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan sifat kekanak – kanakan dengan ciri–ciri bekerja tidak tenang, menunda pekerjaan,
menghambat, bersifat menunggu perintah, tidak kreatif, dan bekerja dengan pola kaca mata kudaang hanya dapat memandang diri sendiri tanpa mau bekerja
sama dengan orang lain. Semangat kerja berada pada satu rentang yang positif kesuasana batin negatif. Semangat kerja dapat berubah dari semangat kerja
Universitas Sumatera Utara
rendah menjadi semangat kerja tinggi atau sebaliknya sesuai dengan faktor – faktor yang mempengaruhi dan upaya untuk membangun semangat kerja
Adnyani, 2008.
4.3 Indikator Semangat
Semangat kerja membutuhkan perhatian yang teratur, diagnostik dan pengobatan yang layak seperti halnya dengan kesehatan. Semangat agak sukar
diukur karena abstrak. Semangat kerja merupakan gabungan dari kondisi fisik, sikap, perasaan, dan sentiment. Untuk mengetahui semangat kerja yang rendah
dapat dilihat dari beberapa indikasi. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui faktor penyebab dan berusaha untuk mengambil suatu keputusan
yang lebih dini Nitisemito, 1996. Indikator turunnya semangat oleh setiap pekerjaan sangat penting
untuk diketahui, dengan adanya pengetahuan tentang indikator tersebut akan dapat diketahui sebab turunnya semangat dan kegairahan kerja. Dengan
demikian perusahaan akan dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan atau pemecahan masalah seawal mungkin dengan mengadakan penelitian
terlebih dahulu Jaya, 2008. Indikator-indikator turunnya semangat antara lain:
a Turunrendahnya produktivitas kerja Salah satu indikasi turunnya semangat kerja ditunjukkan dari
turunnya produktivitas kerja, ini dapat terjadi karena karyawan cenderung malas dalam melaksanakan tugas dan sengaja menunda-
Universitas Sumatera Utara
nunda pekerjaan, dan dapat diukur atau dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
b Tingkat absensi yang naiktinggi Sebenarnya tingkat absensi yang naik juga merupakan salah satu
indikator turunnya kegairahan kerja, maka perlu dilakukan penelitian bila ada gejala-gejala absensi naik.
Pada umumnya bila kegairahan kerja turun, maka mereka akan malas untuk setiap hari datang bekerja dan setiap ada kesempatan untuk
tidak bekerja akan mereka pergunakan, apabila waktu yang luang tersebut dapat digunakan mendapatkan hasil yang lebih tinggi
meskipun untuk sementara ada hal-hal lain yang menyebabkan kegairahan kerja menurun.
c Labour turn-over tingkat perpindahan yang tinggi Dalam suatu perusahaan tidak jarang terjadi perubahan dari sumber
daya manusia yang ada, karena ada yang keluar akibat pindah, meninggal, dipecat, pensiun, pengurangan terpaksa, ketidakpuasan
mereka bekerja di perusahaan tersebut. Tingkat keluar masuknya yang tinggi selain dapat menurunkan produktivitas kerja juga dapat
menghambat kelangsungan hidup perusahaan. d Tingkat kerusakan yang tinggi
Indikator lain yang menunjukkan turunnya kegairahan kerja adalah naiknya tingkat kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi
maupun mesin dan peralatan.
Universitas Sumatera Utara
e Kegelisahan di mana-mana Sebagai seorang pemimpin harus mengetahui kegelisahan yang timbul
pada bawahannya. Kegelisahan yang timbul dapat berwujud ketidaktenangan dalam bekerja, perasaan tidak aman menghadapi
masa depan serta hal-hal lainnya. Kegelisahan pada tingkat terbatas dengan dibiarkan begitu saja pada tingkat tertentu bukanlah tindakan
yang bijaksana karena akan merugikan perusahaan dengan segala akibatnya.
f Tuntutan yang sering kali terjadi Tuntutan yang sering terjadi pada perusahaan merupakan perwujudan
dari ketidakpuasan para karyawannya, di mana semakin seringnya terjadi tuntutan merupakan indikasi yang kuat adanya kegairahan kerja
yang menurun dari karyawannya. g Pemogokan
Pemogokan merupakan perwujudan ketidakpuasan atau kegelisahan yang juga merupakan tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya
kegairahan kerja Nitisemito, 2002 . Dalam hal ini setiap perusahaan selalu berusaha agar timbulnya
pemogokan dapat dicegah karena hal ini bukannya sekedar indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja tetapi juga akan dapat menimbulkan
kelumpuhan bagi perusahaan dengan segala akibatnya sehingga menyebabkan jalannya proses produksi menjadi kurang lancar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nitisemito 1996, berdasarkan indikasi yang menunjukkan kecenderungan rendahnya semangat kerja, maka
karakteristik semagat kerja dapat diketahui dari tiga indikator yaitu disiplin, kerja sama, dan kepuasan kerja. Disiplin merupakan suatu keadaan
tertip karena orang – orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk dan taat kepada aturan yang ada serta melaksanakan dengan senang hati.
Dalam disiplin ada 2 faktor yang mendukung yaitu faktor waktu dan faktor perbuatan. Usaha – usaha untuk menciptakan disiplin selain melalui
tata tertib atau peraturan yang jelas juga harus ada pencabaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara, tata kerjayang sederhana dapat dengan
mudah diketahui oleh pekerja. Disiplin dapat diukur dengan kepatuhan karyawan dengan kehadiran dalam bekerja, kepatuhan pekerja kepada
jam kerja, kepatuhan pada perintah atasan, taat kepada peraturan dan tata tertip yang berlaku, berpakaian yang baik dan sopan di tempat kerja,
menggunakan di dentitas atau tanda pengenal. Kerja sama diartikan sebagai tindakan kolektif seseorang dengan
orang lain yang dapat dilihat dari kesediaan para karyawan untuk bekerja sama dengan teman – teman sekerja dan atasan mereka sehubung
dengan tugas masing – masing. Kerja sama adalah refleksi dari semangat dan akan baik jika semangat tinggi. Proses kerja sama mengandung segi
relasi, interaksi, partisipasi, kontribusu setiap individu, dan masing – masing mereka menyumbangkan ide pikirnya.
Universitas Sumatera Utara
Kepuasan mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap produktivitas kerja. Setiap pekerja mempunyai dorongan untuk bekerja
adalah kerja adalah pusat dari kehidupan dan kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Kepuasan
kerja berhubungan dengan sikap pekerja terhadap pekerjaanya, situasi kerja, serta kerja sama dengan pimpinan dan sesama pekerja. Pekerja yang
tidak memperoleh kepuasan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering singgah, dan
melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Oleh karena itu, pekerja akan merasa puas atas kerja yang
telah dilaksanakan jika yang dikerjakan dianggap memenuhi harapan sesuai dengan tujuan.
4.4 Faktor – faktor Mempengaruhi Semangat Kerja