• Gejala peradangan di bagian pelvis
• Hysteretom
2.6 Aspek Hukum Mengenai Aborsi
Di negara Indonesia, dimana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP tindakan pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam
kejahatan terhadap nyawa. Namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinya,dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Dalam KUHP Bab XIX Pasal 346-349 sebagai berikut :
Pasal 346 : “seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun”. Pasal 347 :
1 Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun. 2 Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348 :
1 Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
Universitas Sumatera Utara
2 Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengn pidana paling lama tujuh tahun.
Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian
dalam mana kejahatan dilakukan”. Adapun aspek hukum aborsi ditinjau dari sudut pandang Agama
Dari sudut pandang agama Islam, pertama : Al-Qur’an dan Aborsi: Manusia - berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang mulia. Agama Islam sangat
menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Qur’an yang menerangkan tentang larangan aborsi. Salah satunya, Allah berfirman: “Dan
sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.”QS 17:70. Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki dampak yang
sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan
di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-
olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” QS 5:32. Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih
belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah yang
bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat.
Universitas Sumatera Utara
: 32
Universitas Sumatera Utara
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat baik Friedman, 2005.
Pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan yang tercakup didalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni : a. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
recall terhadap sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi Aplication
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya rill. Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Universitas Sumatera Utara
d. Analisis Analysis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan metode atau suatu objek
kedalam komponene-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan katak-kata kerja dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e. Sintesis Synthesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-
formulasi yang ada. f. Evaluasi Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ada. Berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah Cara tradisional ini dapat dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sebelum ditemukan metode ilmiah. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
1. Cara Coba Salah Trial Error 2. Cara Kekuasaan atau Otoritas.
3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Universitas Sumatera Utara
4. Melalui Jalan Pikiran b. Cara Modern Memperoleh Pengetahuan
Cara modern yaitu memperoleh pengetahuan dengan cara yang sistematis, logis dan ilmiah. Sehingga cara ini sebagai ‘metode penelitian ilmiah’ dan lebih
popular dikenal dengan sebutan metodologi penelitian research methodology. Deobold Van Dallen mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan mengadakan bahwa dalam memperoleh observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang
diamatinya.
2.9 Sikap Atitutede