BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Siswi 5.1.1 Kelas Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia
Hasil analisis univariat diketahui bahwa responden kelas XII IPA sebanyak 34 siswa 62,96, sedangkan kelas XII IPS sebanyak 20 siswa 37,04.
5.1.2 Umur Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia
Diketahui umur siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia berkisar antara 15-20 tahun. Dari 54 siswi kelompok umur 17 tahun sebanyak 35 siswa 64,82,
diikuti kelompok umur 16 tahun sebanyak 10 siswa 18,52, umur 18 tahun sebanyak 7 siswa 12,96 dan masing-masing 1 siswa 1,85 berumur 15 tahun
dan 20 tahun.
5.2 Pengetahuan Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia
Berdasarkan pengetahuan dari 54 siswa, diketahui bahwa siswi berpengetahuan baik sebanyak 40 siswa 74,07, berpengetahuan cukup sebanyak 11 siswa
20,37 dan 3 siswa 5,56 berpengetahuan kurang. Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek melalui panca indera yang dimilikinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tinceuli Sinaga 2007 tentang
aborsi dari kehamilan yang tidak dikehendaki dari 79 siswi SMUN 1 Pematang Siantar, terdapat berpengetahuan baik 17 siswi 21,52 dan 62 siswi 78,48
berpengetahuan cukup. Penelitian Yan Ardiansyah 2011 mengenai abortus
Universitas Sumatera Utara
provokatus dari 106 siswi SMAN 2 Kota Cimahi yang berpengetahuan baik 34 siswi 32,1, berpengetahuan sedang 54 siswi 50,9 dan 18 siswi 17,0
berpengetahuan kurang. Pengetahuan siswi tentang aborsi secara rinci dapat dilihat pada pembahasan berikut:
Pada Tabel 4.2 yang memahami pengertian aborsi sebanyak 53 siswa 98,15 dan 1 siswa 1,85 yang tidak dapat menjawab dengan benar tentang defenisi
aborsi. Sesuai teori Notoatmodjo 2003 yang mengatakan tingkat pengetahuan kedua adalah memahami comprehension memahami suatu objek bukan sekedar tahu
terhadap objek tersebut dan tidak sekedar dapat menyebutkan tapi dapat menginterpretasikan secara benar yakni defenisi aborsi.
Mengenai gambaran pengetahuan tentang aborsi sengaja, sebanyak 31 siswa 57,41 yang menjawab tindakan medis dan kriminal. Sebanyak 25 siswa 46,29
mengetahui aborsi sengaja, alami dan medis merupakan macam-macam aborsi tetapi ada 27 siswa 50 yang menjawab pil, minum jamu dan suntik. Sebanyak 41 siswa
75,93 mengetahui bahwa pil dan minum jamu merupakan cara aborsi tetapi ada 14 siswa 25,93 yang menjawab nikah di usia dini. Sebanyak 49 siswa 90,74
mengetahui bahwa faktor yang mendorong remaja untuk melakukan aborsi adalah hamil diluar nikah, belum siap menjadi seorang ibu dan takut putus sekolah.
Penelitian ini sesuai temuan Zahrotinisak 2002, yang menemukan data kejadian kehamilan tidak dikehendaki terjadi akibat karena takut dan malu 15 pada remaja
putri, kejadiannya rata-rata mengaku kehamilan tidak dikehendaki hanya terlanjur basah dan tidak menyadari bahwa untuk hamil perlu perencanaan.
Universitas Sumatera Utara
Mengenai pengetahuan tentang dampak aborsi, sebanyak 49 siswa 90,74 yang menjawab pendarahan banyak dan berujung kematian tetapi ada 5 siswa
9,26 yang menjawab pendarahan otak. Sebanyak 32 siswa 59,26 mengetahui bahwa seks pranikah akan berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki dan berujung
pada pernikahan dini atau aborsi. Wilopo 2005 yang mengatakan dampak negatif status kesehatan perempuan baik dari aspek fisik dan psikososial kontroversia
terutama yang terjadi pada usia remaja serta dampak lain secara ekonomi, sosial dan kultural masih penting.
Mengenai pengetahuan tentang efek jangka pendek dari aborsi, sebanyak 44 siswa 81,48 yang menjawab infeksi dan kematian. Sebanyak 30 siswa 55,56
mengetahui bahwa efek jangka panjang dari aborsi adalah kelahiran prematur dan tidak dapat hamil lagi tetapi 12 siswa 22,22 yang menjawab stres dan ketakutan.
Sebanyak 14 siswa 25,93 mengetahui bahwa menikah di usia muda merupakan upaya primer dalam mencegah aborsi. Sebanyak 45 siswa 83,33 mengetahui
bahwa memberikan pendidikan seks dan meningkatkan keimanan merupakan upaya sekunder dalam mencegah aborsi. Penemuan Suarta 2007, dibutuhkan peranan anak
sekolah dalam pencapaian program artinya bahwa responden belum pernah dilibatkan untuk mensukseskan pendidikan kesehatan reproduksi.
Mengenai gambaran pengetahuan tentang sanksi yang diberikan kepada pelaku aborsi dan penolongnya, sebanyak 43 siswa 79,63 yang menjawab dipenjara dan
dicabut izin prakteknya akan tetapi ada 10 siswa 18,51 yang menjawab dikasih surat peringatan. Sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Bab
XIX barang siapa melakukan tindakan pengguguran kandungan yang disengaja
Universitas Sumatera Utara
digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa. Sedangkan menurut pandangan agama islam banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan larangan
tentang aborsi salah satunya firman Allah :” Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan
karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” QS 5:32
5.3 Sikap Siswi Madrasah Aliyah Swasta PAB 2 Helvetia