a. Abortus Medisinalis Therapeutica Abortus provokatus medisinalis karena alasan kesehatan ibu hamil tersebut
tidak dapat melanjutkan kehamilannya. Misalnya sakit jantung, karena jika kehamilannya dilanjutkan terjadi penambahan beban kerja jantung sehingga sangat
berbahaya bagi jiwanya. b. Abortus Kriminalis
Abortus provokatus kriminalis, tindakan pengosongan rahim dari buah kehamilan yang dilakukan dengan sengaja bukan karena alasan medis, tetapi alasan
lain biasanya karena hamil diluar nikah, atau terjadi pada pasangan yang menikah karena gagal kontrasepsi maupun karena tidak menginginkan kehamilannya
. 3. Abortus Kompletus : abortus yang hasil konsepsi keluar seluruhnya
4. Abortus Inkompletus : abortus yang sebagian hasil konsepsinya telah keluar 5. Abortus Insipiens :
abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat dipertahankan
6. Abortus Iminens : abortus yang masih dapat dipertahankan 7. Abortus Tertunda Missed Abortion : janin yang sudah mati, masih didalam uterus
dan tidak keluar 2 bulan atau lebih 8. Abortus Habitualis : abortus berturut-turut 3 kali atau lebih
9. Abortus Infeksius : abortus disertai dengan infeksi genital 10. Abortus Septik : abortus dengan infeksi berat, penyebaran kuman sampai
peredaran darah.
2.3 Faktor yang Mendorong Melakukan Aborsi
Menurut Sarwono 2000 faktor yang mendorong timbulnya aborsi adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor sosial khusus untuk kehamilan pranikah Kurangnya pengetahuan seseorang tentang informasi aborsi
Kurangnya kepedulian seseorang tentang bahaya aborsi Putus sekolah atau kuliah
Malu pada keluarga dan tetangga Siapa yang akan mengasuh bayi
Terputus atau terganggu karir atau masa depan 2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang paling menonjol terutama pada kasus kehamilan yang tidak diinginkan, seperti :
Mudah tergiur dengan harga aborsi yang murah Anak terlalu banyak, penghasilan suami terbatas dan sebagainya khususnya ibu-
ibu peserta KB yang mengalami kegagalan kontrasepsi PHK putus hubungan kerja : pramugari, buruh.
3. Dampak Kondisi Aborsi Menurut Sarwono 2000 ada beberapa kondisi psikologi wanita pra-aborsi
yaitu: Takut atau cemas
Butuh informasi tetapi tidak tahu mau bertanya kemana atau siapa? masyarakat mentabukan seks apalagi aborsi dari semua yang belum menikah
Butuh perlindungan tetapi laki-laki yang berbuat pada umumnya tidak mau atau tidak mampu bertanggung jawab karena sama-sama masih di bawah umur
Kebingungan sehingga menunda-nunda persoalan
Universitas Sumatera Utara
Pada saat merasa sudah tersedak akhirnya nekad mencari bantuan yang paling terjangkau dekat, mudah, murah
Sedangkan menurut Edmosond 1990 kondisi psikologi wanita pra-aborsi yaitu:
Ketakutan yang intens Perasaan kehilangan kontrol
Mati rasa secara emosional, sulit mengingat suatu kejadian Merasa bersalah, perasaan sedih yang mendalam dan depresi
Pesimis terhadap masa depan Mimpi buruk
Cepat marah dan berperilaku agresif Drugs, Alcohol abuse dan berpikir untuk bunuh diri
2.4 Beberapa Cara Untuk Aborsi
a. Minum Pil Citorex 200 mmg, 400 mmg dan cytotec Caranya : Ditelan dan dimasukan kedalam vagina
Efek samping : Badan sedikit lemas dan kurang gairah. b. Suntik Methotrexate
Caranya : Disuntikan Efek samping : Sakit kepala, diare, penglihatan menjadi kabur, depresi sumsum
tulang belakang, kekurangan darah, sakit paru-paru, kerusakan fungsi hati. c. Metode racun garam saline
Cara : Meracuni air ketuban dengan menyuntikan ke perut wanita terlebih dahulu air ketuban dikeluarkan dan diganti dengan larutan konsentrasi garam.
Universitas Sumatera Utara
Efek samping : Konsumsi koagulopati pembekuan darah yang tidak terkendali keseluruh tubuh, pendarahan hebat, serangan jantung mendadak, koma atau
kematian. d. Dilatasi dan Evakuasi DE
Caranya : Tang penjepit forcep dengan ujung pisau tajam untuk merobek-robek janin dan dilakukan berulang-ulang sampai janin hancur atau terpotong-potong dan
dikeluarkan secara perlahan dari rahim. Efek sampinng : Menimbulkan luka rahim
e. Prostaglandin : Hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh dalam proses melahirkan.
Caranya : Disuntikan pada otot bokong gluteus dan memberikan tablet peroral Efek samping : muntah-muntah, diare, mual dan panas.
f. Metode kuretase Caranya : jari telunjuk tangan kanan dimasukkan kedalam jalan lahir untuk
pengeluaran hasil konsepsi, sedangkan tangan kiri memegang korpus uteri. Efek samping : rasa nyeri dan perdarahan
g. Minum jamu tradisional h. Melakukan pijatan ke dukun
2.5 Risiko Aborsi