xxvi
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah dilaksanakan di SD Negeri No. 173763 di dusun III Sigumbang desa parhorasan. SD Negeri No. 176385 berada di dusun I desa
Huta Tinggi. Jarak tempuh anak sekolah dasar dari tempat tinggal penduduk bervariasi, yakni antara ±300 meter sampai ±3 km. Ke dua lokasi penelitian ini
berada di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir dengan alasan bahwa Sekolah Dasar Negeri tersebut berada di desa yang tertinggal dari semua desa yang ada di
Kecamatan Pangururan data terlampir. Sekolah Dasar Negeri tersebut terletak di daerah pertanian dan mayoritas penduduknya adalah petani, serta Sekolah Dasar
Negeri tersebut tidak mempunyai sumber air bersih.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2008 - Januari 2009, dimulai survei awal, bimbingan proposal, pengumpulan data, penulisan skripsi sampai dengan ujian
skripsi.
26
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
xxvii
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas I-VI SD Negeri No. 173763 Sigumbang desa Parhorasan dan SD Negeri No. 176385 desa Huta Tinggi di
Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2008, yang berjumlah 204 orang.
4.3.2. Sampel
Sampel adalah seluruh murid kelas I-VI SD Negeri No. 173763 Sigumbang desa Parhorasan dan SD Negeri No. 176385 desa Huta Tinggi Kecamatan
Pangururan tahun 2008, di mana besar sampel sama dengan jumlah populasi. Selama penelitian 2 orang tidak diikutkan sebagai sampel karena sakit, maka jumlah
sampel seluruhnya adalah 202 orang. 4.4. Metode Pengumpulan Data
4.4.1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari anak SD secara langsung dengan metode wawancara yang menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya dan observasi terhadap lingkungan. Dalam kunjungan ke sekolah peneliti dibantu oleh 4 orang tenaga kesehatan AKBID yang membantu wawancara
dan observasi langsung. Wawancara dengan menggunakan kuesioner di sekolah dan mengadakan observasi ke tempat tinggal anak Sekolah Dasar dengan panduan daftar
pertanyaan. Pemeriksaan feses dilakukan dilaboratorium Poliklinik Bersalin Santa Elisabet Pangururan oleh tenaga analis Rumah Sakit Santa Elisabet Medan.
27
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
xxviii
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari : 1. SD Negeri No. 173763 Sigumbang desa Parhorasan dan SD Negeri No.
176385 Huta Tinggi, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2008.
2. Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2006. 3. Kantor Camat Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2007.
4.5. Aspek Pengukuran
a. Personal Higiene Item-item pertanyaan tentang personal higiene bervariasi yaitu; Kebiasaan
mencuci tangan dan mandi sebanyak 6, Kebiasaan kontak dengan tanah sebanyak 3, Penggunaan alas kaki sebanyak 2, kebersihan kuku 3, dan sanitasi lingkungan 5
pertanyaan, dengan kriteria baik, sedang, buruk. Skor jawaban buruk adalah 0, skor jawaban sedang adalah 1 dan skor jawaban baik adalah 2 sehingga didapat aspek
pengukuran personal higiene sebagai berikut: 1. Baik skor
≥ 75 bila nilai 29-38. 2. Sedang skor 45-74 bila nilai 17-28
3. Buruk skor ≤ 44 bila nilai ≤ 16
33
b. Penilaian Berat Ringannya Infeksi Cacing Usus. Untuk jenis infestasi cacing dilihat keberadaan cacing Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura dan Hookworm pada hasil pemeriksaan telur cacing. Sedangkan
28
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
xxix derajat infestasi cacing ditentukan oleh banyaknya jumlah telur cacinggram tinja
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan. Pengkategorian berat ringannya infeksi cacing usus yang dibuat oleh WHO
tahun 2003 adalah sebagai berikut:
34
Jenis Cacing Ringan
Sedang Berat
Ascaris lumbricoides 1-5000
5001-50.000 50.000
Trichuris trichiura 1-1000
1001-10.000 10.000
Hookworm 1-2000
2001-7000 7000
4.6. Instrumen Penelitian
a. Kuesioner Kuesioner yang ditujukan kepada anak Sekolah Dasar mencakup identitas
diri anak umur, jenis kelamin, daftar pertanyaan yang menyangkut kepemilikan jamban, tempat pembuangan tinja, personal higiene, makan obat cacing terhadap
infeksi kecacingan. b. Metode Kato-katz
Peralatan dan bahan; 1. Mikroskop
2. Slide atau gelas objek 3. Kertas cellophane yang telah direndam dengan larutan Kato.
4. Karton yang tebalnya 1.37 mm dan alat pelobang kertas berdiameter 6 mm. Karton ini dilobangi dengan pelobang kertas tersebut yang gunanya
sebagai alat ukur tinja yang diperiksa. Berat tinja dalam satu lobang ini diperkirakan kira-kira 48 mg.
29
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
xxx 5. Kawat kasa yang halus 2x2 cm, untuk menyaring tinja.
6. Kertas tissue untuk mengisap cairan tinja yang encer. 7. Lidi untuk mengambil tinja.
Teknik Pemeriksaaan: 1. Kepermukaan object glass diletakkan karton yang telah berlobang, diatasnya
diletakkan saringan kawat kasa, tinja diletakkan keatas kawat kasa di atas lobang dan disaring dengan mengoles sampai lobang tersebut penuh.
2. Karton dan kawat kasa dibuang sehingga tinja tertinggal pada object glass sebanyak isi lobang karton.
3. Tinja ditutup dengan sepotong kertas cellophan kato dan diratakan. 4. Ditunggu selama kira-kira 15 menit.
5. Hitung telur cacing yang ditemukan x 21 1000:48 maka didapatlah jumlah telur di dalam 1 gram tinja.
35,36
4.7. Teknis Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer SPSS 12.0 for Windows. Analisa data dilakukan terhadap data primer dengan menggunakan
perhitungan statistik Chi Square. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi,
tabel dan grafik.
30
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
xxxi
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Data Sekunder
5.1.1. Kondisi Geografis
Kecamatan Pangururan berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Luas Wilayah Kecamatan Pangururan 121,43 Km
2
, luas Danau Toba 50,37 Km
2
, dengan ketinggian 900-1414 meter dari permukaan laut. Terdiri dari dataran tinggi dan rendah. Adapun batas-batas Wilayah Kecamatan
Pangururan adalah sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Simanindo
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Palipi - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sianjur Mulamula
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ronggur Nihuta Secara Administrasi Wilayah Kecamatan Pangururan terdiri dari 3 kelurahan dan
25 desa. Adapun kelurahan yang di Kecamatan Pangururan yaitu Kelurahan Pangururan, Siogung-Ogung dan Pintu Sona. Kemudian yang termasuk desa di
Kecamatan Panguruan yaitu: desa Rianiate, Parmonangan, Huta Namora, Pardomuan I, Tanjung Bunga, Parsaoran I, Sait Nihuta, Lumban Pinggol, Sianting-Anting,
Parlondut, Aek Nauli, Pardugul, Panampangan, Sitoluhuta, Sinabulan, Siopat Sosor, Huta Bolon, Situngkir, Sialanguan, Pardomuan Nauli, Lumban Suhi-Suhi Dolok,
Lumban Suhi-Suhi Toruan, Parbaba Dolok, Parhorasan dan Huta Tinggi. Sekolah Dasar Negeri No. 173763 Sigumbang berada di desa Parhorasan. Jumlah
murid sebanyak 86 orang, Guru sebanyak 10 orang, kelas sebanyak 6 ruangan, luas
31
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008