lxiii
6.9. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar
Hubungan jenis kelamin responden dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.12. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal
Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan pada jenis kelamin laki-laki sebesar 55,20 positif infeksi kecacingan dan sebesar
44,80 negatif infeksi kecacingan. Kemudian prevalensi kecacingan pada jenis kelamin perempuan sebesar 58,10 positif infeksi kecacingan dan sebesar 41,90
negatif infeksi kecacingan. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa infeksi kecacingan cenderung pada jenis kelamin perempuan dari pada jenis kelamin laki-
laki. Namun pada dasarnya kejadian kecacingan dapat menginfeksi setiap jenis kelamin, hal senada dengan pendapat Sandjaja 2007 dalam bukunya bahwa
kejadian kecacingan pada setiap orang tidak membedakan jenis kelamin manusia.
40
63
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
lxiv Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh p 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sadjimin, T. 2000 dengan desain cross sectional di Sekolah Dasar Kecamatan Ampana Kota Sulawesi Tengah yang
menemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian kecacingan.p= 0,414
4
6.10. Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan Anak
Sekolah Dasar
Hubungan kepemilikan jamban responden dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 6.13. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar di Desa
Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008
64
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
lxv Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa prevalensi kecacingan
pada anak yang tidak memiliki jamban ditemukan sebesar 56,80 positif infeksi kecacingan dan sebesar 43,20 negatif infeksi kecacingan. Kemudian prevalensi
kecacingan pada anak yang memiliki jamban sebesar 55,30 positif infeksi kecacingan dan sebesar 44,70 negatif infeksi kecacingan. Dari data di atas dapat
diketahui bahwa responden yang tidak memiliki jamban cenderung mengalami infeksi kecacingan daripada responden yang memiliki jamban.
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square diperoleh p 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan
pada anak Sekolah Dasar di desa tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
Penelitian Damanik 2001 dengan desain cross sectional di Sekolah Dasar Negeri 70 Kelurahan Bagan Deli yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan
42
65
Agustaria Ginting : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
lxvi
6.11. Hubungan Tempat Biasa Pembuangan Tinja Dengan Kejadian Kecacingan Anak Sekolah Dasar