1. Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya
beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan
untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa.
2. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan
jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah,
sehingga variasinya semakin banyak dan beraneka ragam pula. Menurut beberapa pengertian aktivitas di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa aktivitas merupakan inti dari suatu proses belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan. Dapat dikatakan bahwa aktivitas
merupakan asas yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tak mungkin seorang dikatakan belajar.
Aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek harus selalu
berkaitan. Dengan begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan
aktivitas belajar yang optimal.
b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.
27
Oleh sebab itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di
sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional.
26
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, Cet. II, h. 170.
27
Sardiman , Interaksi dan Motivasi..., h. 100.
Seorang guru harus mampu membedakan jenis-jenis aktivitas apa yang dilakukan siswa serta menentukan aktivitas apa saja yang hendak
dicapai dalam tujuan pembelajaran. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan
sebagai berikut:
28
1. Visual activities
Membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pendapat orang lain.
2. Oral activities
Menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities
Mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4.
Writing activities Menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin.
5. Drawing activities
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, dan pola. 6.
Motor activities Melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,
bermain, berkebun, berternak. 7.
Mental activities Menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
28
Sardiman, Interaksi dan Motivasi..., h. 101
8. Emotional activities
Minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Jadi dengan klarifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi.
Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-
benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Sedangkan secara lebih sederhana, contoh berbagai aktivitas belajar
menurut Djamarah yaitu:
29
1 Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang
yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. 2 Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena
dalam memandang itu mata yang memegang peranan penting. 3 Meraba, membau, mencicipimengecap.
Aktivitas meraba, membau, mencicipi adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
4 Menulis atau mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dari aktivitas belajar.
29
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,2002, Cet I, h. 38-45.
5 Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak
dilakukan selama belajar di sekolah. 6 Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi
Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk
masa-masa yang akan datang. 7 Mengamati tabel-tabel, diagaram-diagram dan bagan-bagan
Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagaram-diagram dan bagan- bagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal
tertentu yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan. 8 Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis.
9 Mengingat Mengingat merupakan gejala psikologis. Perbuatan mengingat
dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
10 Berpikir
Berpikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi
tahu tentang hubungan antara sesuatu. 11
Latihan atau praktek Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan.
Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih
fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.
Dari contoh-contoh aktivitas di atas, perlu diperhatikan bahwa peserta didik belajar dengan gaya mereka masing-masing. Sehingga
kepekaan dan keahlian guru dalam menentukan strategi pembelajaran sangat penting agar aktivitas belajar siswa dapat optimal. Prinsip
aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan
mendengar, melihat, dan sebagainya sendiri dan pengalaman sendiri. c.
Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika
Aktivitas dalam pembelajaran matematika sangatlah penting. Tanpa aktivitas siswa tidak akan belajar, karena belajar merupakan
bagian dari aktivitas. Aktivitas banyak macamnya. Dalam penelitian ini, jenis-jenis
aktivitas yang dapat diukur penulis dalam pembelajaran matematika antara lain:
a Visual Activities
Visual activities yang akan diteliti oleh guru adalah sejauh mana aktivitas siswa dalam membaca LKS dan sejauh mana siswa
memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi. Karena sebelum langkah-langkah Kepala Bernomor
Terstruktur dilakukan siswa diharuskan untuk membaca LKS yang telah guru bagikan terlebih dahulu hal ini bertujuan agar siswa
lebih dapat memahami materi yang akan dipelajari. Begitupula dengan aktivitas memperhatikan, siswa diharuskan memperhatikan
guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi berlangsung dengan teman kelompok maupun di luar kelompok.
b Oral Activities
Oral activities yang akan diteliti oleh guru adalah sejauh mana siswa dapat mengajukan pertanyaan tentang materi yang tidak
dipahaminya dan mencari bantuan dalam memecahkan masalah, serta sejauh mana siswa menanggapi siswa lain dalam melaporkan
hasil kerjanya sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Dari kedua aktivitas tersebut, guru dapat melihat
sejauh mana siswa dapat mengembangkan aktivitasnya dalam mengajukan pertanyaan dan menanggapi hasil kerja kelompok lain
dalam belajar. c
Writing Activities Menurut Djamarah, ”menulis atau mencatat merupakan
kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar”.
30
Mencatat termasuk sebagai aktivitas belajar apabila dalam mencatat siswa
dapat menyadari kebutuhan dan tujuannya. Dalam tipe Kepala Bernomor Terstruktur kegiatan mencatat dilakukan pada saat guru
menjelaskan materi di awal pertemuan. d
Mental Activities Mental activities yang diukur dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah berupa soal yang diberikan oleh
guru dalam LKS. Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur menuntut siswa
dapat
memecahkan masalah yang terdapat dalam LKS atau dari pertanyaan teman yang lain.
e Emotional Activities
Minat dan antusias, jika siswa ada kemauan dalam mengikuti pelajaran matematika dan sangat bersemangat ketika sedang
melaksanakan diskusi.
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi..., h. 40.
Senang, aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa dalam mengikuti pelajaran dapat memberikan respon
yang baik atau sebaliknya. Dengan adanya Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur dapat mengetahui
antusias siswa dan rasa senang siswa terhadap pembelajaran matematika.
B. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
1. Ciswandi, dalam penelitiannya yang berjudul ”Pembelajaran Kooperatif
Model SNH Structured Numbre Head Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa Pembelajaran
Kooperatif model SNH memberikan dampak positif terhadap hasil belajar matematika siswa.
31
2. Penelitian yang dilakukan oleh Reny Subarkah Jurusan Pendidikan
Matematika di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program S1. Penelitian tersebut berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”. Penelitian tersebut dilakukan di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa meningkat, yaitu pada siklus I sebesar 36,6 menjadi 74,0 pada siklus
II.
32
31
Ciswandi, “Pembelajaran Kooperatif Model SNH Structured Numbre Head Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 62.
32
Reny Subarkah, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta:
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 100.