Aktivitas pembelajaran tidak terlepas dari adanya interaksi. Dalam pembelajaran, interaksi sangat diperlukan. Karena tanpa interaksi proses
pembelajaran tidak akan berlangsung maksimal. Menurut Wiranataputra, ”Pembelajaran adalah adanya interaksi”. Interaksi tersebut antara siswa
yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru, siswa lainnya, tutor, media, atau sumber lainnya. Ciri lain dari pembelajaran
adalah ”adanya komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan, dan
evaluasi pembelajaran”.
14
Merujuk pada pengertian pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang mengacu pada tujuan
yang sistematik dan terarah untuk mewujudkan perubahan tingkah laku yang positif dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pembelajaran
harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman dalam belajar.
c. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Matematika
Indonesia telah mempunyai tujuan pendidikan yang tercantum dalam GBHN. Semua kegiatan dan usaha pendidikan harus diarahkan pada
pencapaian tujuan tersebut. Tujuan yang dimaksud dalam kegiatan pembelajaran adalah tujuan pengajaran, atau yang umum dikenal dengan
tujuan instruksional. Bahkan sekarang lebih dikenal dengan istilah kompetensi.
Sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang dikutip dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia bahwa mata
14
Udin S. Wiranataputra, dkk., Belajar…, h. 1.6.
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
15
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma atau secara luas, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan atau pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan-gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya dalam pemecahan masalah.
Menurut Muttaqin, “pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas mengajar dan aktivitas belajar”. Aktivitas mengajar menyangkut
peranan guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara belajar dan mengajar. Jalinan komunikasi ini
menjadi indikator suatu aktivitas atau proses pengajaran yang berlangsung dengan baik.
16
15
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, h. 346.
16
http:muttaqinhasyim,wordpress.com20090614tujuan-pembelajar ... , 13 Agustus
2009 at 10:23, h. 2.
Antara nilai dan tujuan pendidikan memang erat hubungannya. Seseorang ingin mencapai atau mendapatkan sesuatu karena ia
menganggap hal itu bernilai baginya. Kita berminat atau mengarahkan perhatian kita pada pengajaran matematika karena kita tahu nilai-nilai
yang terkandung didalamnya. Pengertian
seseorang tentang
manfaat matematika dan kegunaan matematika akan meningkatkan minatnya terhadap matematika. Guru
harus dapat menjelaskan kepada siswa mengapa ia belajar matematika, bahwa dengan mempelajarinya ia mendapat banyak keuntungan.
Pengetahuan seorang guru akan berbagai nilai yang terdapat dalam matematika akan membimbing dan merangsangnya untuk mencari metode
dan media yang efektif dalam mengajarkannya. Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan kriteria dalam mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu
usaha pendidikan. Pengetahuan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam matematika ini akan membuat pengajaran matematika lebih terarah dan
bermakna. Nilai-nilai yang terdapat dalam matematika yang membuktikan
tentang pentingnya peranan matematika dalam pendidikan, diantaranya: 1.
Nilai Praktis Membilang, menambah, mengurangi, mengalikan, membagi,
menimbang, mengukur, menjual, membeli kesemuanya itu adalah istilah yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diberikan dan ditanamkan secara efektif dan sistematik dengan mengajarkan
matematika di sekolah.
2. Nilai Disiplin
Locke menyatakan bahwa “matematika merupakan sarana untuk menanamkan kebiasaan menalar di dalam pikiran orang”.
17
Jadi matematika melatih dan mendisiplin pikiran. Matematika merupakan
pengetahuan yang eksak, benar, dan langsung menuju sasaran dan karenanya dapat menyebabkan timbulnya disiplin dalam pikiran. Para
siswa harus dapat menunjukkan kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan, sehingga kebenaran dalam matematika adalah eksak dan
pasti. 3.
Nilai Budaya Perkembangan dan kemajuan berbagai macam ilmu pengetahuan
memerlukan bantuan matematika, jadi tergantung juga kepada kemajuan matematika. Sehingga tidak berlebihan bila ada orang yang
menyatakan bahwa matematika merupakan cermin dari peradaban umat manusia. Matematika memiliki nilai budaya, dan kebudayaan ini
akan terus berkembang. Matematika membantu manusia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Kesejahteraan umat
manusia dan kemajuan kebudayaan banyak didukung oleh kemajuan matematika.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa aspek penting dari warisan budaya umat manusia berbentuk
matematika, dan belajar serta mengajar matematika itu merupakan proses pewarisan kepada generasi yang akan datang.
17
Sujono, Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah, Jakarta: 1988, h. 8.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Terstruktur a.