Definisi dan Teori-teori Politik Luar Negeri
3 Menurut Ivo D. Duchacek bahwa politik luar negeri didefinisikan
sebagai proses penilaian yang berkesinambungan dari kemampuan dan kehendak diri sendiri dari suatu bangsa.
Politik luar negeri suatu negara ditujukan untuk memajukan dan melindungi kepentingan negaranya, kemudian politik luar negeri dalam
aspeknya yang dinamis adalah sebuah sistem tindakan suatu pemerintahan terhadap pemerintahan lain atau suatu negara terhadap negara lain. Ia
termasuk jumlah keseluruhan hubungan luar negeri suatu bangsa. Penyusunan politik luar negeri mungkin merupakan fungsi politik paling
tinggi dari suatu negara. Kesalahan dalam perumusannya bisa membawa ke akibat yang paling serius karena pentingnya, perumusan politik luar negeri
telah menjadi hak preogratif pimpinan eksekutif suatu negara.
24
Politik luar negeri merupakan cara atau metode suatu negara dalam menyikapi berbagai permasalahan internasional demi kepentingan negara
yang bersangkutan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Adanya nilai-nilai yang diyakini oleh suatu masyarakat dan
terlembagakan dalam struktur negara merupakan pewarna dominan dalam menentukan corak hubungan suatu negara dengan negara lain.
Politik luar negeri merupakan dua komponen yang berbeda tetapi membentuk sebuah pengertian umum. Memahami konsep politik luar negeri
dapat dielaborasi dengan jalan memisahkannya dalam dua komponen: politik dan luar negeri.
24
S. L Roy, Diplomasi, h. 33
Politik atau kebijakan adalah seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak, atau seperangkat aksi yang bertujuan untuk
mencapai sasaran-sasaran yang telah diterapkan sebelumnya. Kebijakan itu sendiri berakar pada konsep pilihan, yaitu memilih tindakan atau membuat
keputusan-keputusan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan gagasan mengenai kedaulatan dan konsep wilayah akan membantu dalam upaya
memahami konsep politik luar negeri. Kedaulatan berarti kontrol atas wilayah yang dimiliki suatu negara. Jadi, politik luar negeri berarti
seperangkat pedoman untuk memilih tindakan yang ditujukan keluar wilayah suatu negara. Dengan kata lain, studi politik luar negeri berada
intersection bersilangan antara aspek dalam negeri suatu negara dan aspek
internasional dari kehidupan suatu negara.
25
Mengenai teori-teori dalam politik luar negeri terdapat banyak asumsi. Hal ini disebabkan sejarah panjang dari politik luar negeri itu sendiri. Politik
luar negeri mulai dijalankan bilamana sebuah negara telah berdaulat, maka wajar bila teori-teori didalamnya pun banyak mengalami perkembangan. Ini
terlihat dari pengkajian yang dilakukan oleh para ahli dibidang hubungan internasional.
Dalam bukunya Zainudin Djafar dan kawan-kawan
26
, terdapat beberapa klasifikasi teori yang sering dipakai dalam mengkaji politik luar negeri.
Teori-teori tersebut antara lain:
25
A A. Banyu Perwita dan Yanyan M. Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional
, Bandung: Rosda Karya, 2005, h. 48.
26
Zainudin Djafar, dkk, Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan
, Jakarta: Pustaka Jaya, 1996, h. 60-62
1. Realis
Kaum realis mendasarkan diri pada empat asumsi. Pertama, negara merupakan aktor yang prinsipil dan penting dalam hubungan international.
Kedua, negara adalah aktor yang merupakan satu kesatuan. Ketiga, negara
adalah aktor yang rasional. Keempat, bahwa isu-isu internasional mempunyai hirarki dimana national security menempati urutan paling
pertama, oleh karenanya tidaklah mengherankan kalau power menjadi konsep kunci dalam perspektif realis.
2. Pluralis
Yang tidak kalah menarik adalah perspektif kaum pluralis yang berasumsi, Pertama, bahwa aktor non state merupakan entitas penting dan
tidak boleh diabaikan dalam hubungan internasional. Kedua, bahwa negara bukanlah aktor yang satu kesatuan. Ketiga, karena negara yang rasional
maka negara akan berupaya mencapai konsensus kesepakatan. Keempat, bahwa agenda politik internasional bersifat ekstensif, artinya masalah
internasional tidak harus diwarnai oleh masalah keamanan, militer,tetapi juga meluas ke masalah ekonomi dan sosial.
3. Globalis
Untuk kaum globalis yang baru muncul, mereka berasumsi, Pertama, bahwa titik awal analisis hubungan internasional adalah konteks global,
dimana negara-negara sebagai entitas yang berinteraksi satu sama lain. Kedua
, bahwa sangat penting dan bahkan diharuskan untuk melihat hubungan internasional dari perspektif historis. Ketiga, mereka secara
tipikal sangat memperhatikan masalah ketergantungan antar negara-negara maju dengan negara-negara berkembang.