dengan pihak Belanda oleh karena daerah Indonesia diluar Republik masih dikuasai Belanda. Bahwa perundingan dihentikan sementara waktu karena
pelanggaran oleh pihak Belanda, itu tidak mengubah keadaan bahwa, untuk mencapai kemerdekaan seluruh Indonesia selekas-lekasnya terpaksa
berunding.
b. Kedudukan
Kedudukan Indonesia dalam dunia Internasional ikut menentukan politik yang mesti dijalankan untuk membela kepentingan negara Indonesia.
Sebagai penduduk pulau-pulau pada persimpangan jalan dan perhubungan Internasional, yang masih dilingkungi oleh negara-negara kapitalis besar,
Indonesia tidak mudah dengan begitu saja dengan semboyan belaka, melepaskan diri dari kungkungan kapitalisme Internasional. Pembawaan dan
letak tanah air di tengah-tengah perhubungan Internasional menentukan sebagian besar politik yang harus dijalankan, dan karena itu Republik
Indonesia tidak dapat begitu saja mengikuti langkah Soviet Rusia yang dijalankan atas dasar kepentingan Soviet Rusia sendiri berhubung dengan
tempat dan waktu. Bukan ikut serta dalam perjuangan Rusia dan Amerika, tetapi mengambil keuntungan daripada pertentangan itu untuk keselamatan
Indonesia.
43
Dengan faktor tersebut, kedudukan Indonesia sebenarnya tidak berbeda dengan negara demokrasi lainnya. Sebab itu tidak alasan yang mendesak
bagi Indonesia untuk memilih antara dua blok yang besar tadi. Baginya
43
Mohammad Hatta, Mendayung Antara Dua Karang Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1988, h. 41-42.
masih cukup alasan untuk memilih jalan sendiri, yang disebut ”politik bebas”. Daripada bermusuhan dengan satu pihak, yang hanya merugikan
kepentingan sendiri. Indonesia lebih suka bersahabat denagn segala bangsa atas dasar harga-menghargai. Dasar harga-menghargai menjadi corak yang
tegas dalam politik perhubungan Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Perbedaan struktur dan ideologi negara jangan hendaknya menjadi halangan
bagi harga-menghargai itu. Bangsa yang baru merdeka sebagai bangsa Indonesia sangat kuat sentimen nasionalnya dan sangat halus perasaannya
tentang harga dirinya. Baru saja terlepas dari status kolonial yang mengikatnya berabad-abad lamanya, ia berontak terhadap tiap macam
percobaan untuk mengkolonialisasi dia, bagi kolonialisasi ekonomi ataupun dominasi ideologi. Faktor psikologi ini besar pula pengaruhnya atas
Indonesia menentukan politik bebasnya. Sebagaimana diketahui, politik luar negeri tidak semata-mata
ditentukan oleh faktor-faktor subyektif, sebagai keinginan satu negeri atau perasaan simpati atau antipati dari ahli-ahli negara dan pemimpin-
pemimpiin negara. Faktor-faktor obyektif ikut serta menentukan coraknya. Itulah sebabnya, maka haluan politik luar negeri sesuatu bangsa berlainan
dari politik dalam negeri, tidak tergantung dari warna politik partai atau golongan yang pada suatu waktu memegang kekuasaan. Demikian juga
politik luar negeri Indonesia, ditentukan oleh beberapa faktor obyektif:
a. Keadaan Ekonomi Dalam Negeri