Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Golongan putih merupakan salah satu permasalahan yang sudah lama berlaku di dalam sistem politik di Malaysia. Permasalahan tentang golongan putih akan muncul di dalam politik Malaysia ketika pemilihan umum, pembahasan tentang partai-partai politik, dan sistem pemerintahan Raja Beparlimen monarki konstitusional. 1 Di dalam perspektif politik Islam di Malaysia, keberadaan golongan putih mencerminkan perkembangan di dalam hukum, dan terkait dasar implementasi konsep fiqih siyasah melalui fatwa-fatwa yang dikemukakan ulama kontemporer di sana. 2 Seperti pandangan Ustadz Harun Taib merupakan ketua Dewan Ulama PAS Pusat, menghukumkan sifat yang terdapat bagi golongan putih adalah haram, jika negara Islam masih ditindas oleh pihak barat. 3 Terdapat kategorisasi golongan elit politik Islam di Malaysia di dalam memberi pandangan 1 Tun Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, AmpanHulu Klang Selangor Darul Ehsan: Dawanan Sdn Bhd, 2006, cet. III, h. 293 2 Khalid Ali Muhammad, Sistem Politik Islam, Selangor: Telaga Biru Sdr Bhd, 2008, cet. I, h. 33 3 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, Kuala Lumpur: Dewan Ulama PAS Pusat, 2000, cet. I, h. 13 golongan putih. Seputar pengenalan golongan elit politik Islam, Abdul Rahman Haji Abdullah membahagikannya kepada tiga golongan: Pertama, golongan elit politik Islam tradisional, yaitu golongan yang memperjuangkan hak-hak politik Islam melalui partai-partai yang tidak terdaftar di bawah undang-undang Malaysia. Akan tetapi, pengaruh masyarakat dan inspirasinya dapat mengancam kebijakan negara. Di sini, golongan elit adalah tokoh-tokoh atau ketua partai mereka. Kedua, golongan elit politik Islam reformis, yaitu golongan yang memperjuangkan hak-hak politik Islam melalui partai yang terdaftar dan sah menurut undang-undang di Malaysia, seperti Parti Islam se-Malaysia PAS. Perjuangan hak-hak politik dilakukan langsung di dalam parlemen Malaysia untuk memberi inspirasi terhadap kebijakan negara yang sah menurut undang- undang. 4 makanya golongan elit adalah tokoh-tokoh atau ketua partai mereka. Ketiga golongan elit politik Islam modernis, yaitu golongan yang memperjuangkan hak-hak politik, tetapi lebih menfokuskan semangat nasionalisme seperti United Malays National Organization UMNO. 5 Partai ini juga sah menurut undang-undang Malaysia dan golongan elit adalah tokoh-tokoh atau ketua partai mereka. 4 Pasal 18 UU. Tahun 1954 5 Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Alirannya”, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, cet. I, h. 13 Yang dimaksudkan golongan elit politik dari sudut konsep politik barat adalah yang pertama, dikemukakan oleh David Froth dan Frank L Wilson disebut sebagai gladiators,yaitu golongan yang sangat aktif dalam dunia politik dan mempunyai nisbah 5-7 populasi dari seluruh lapisan masyarakat. 6 Kedua, menurut Aristoteles falsafah klasik adalah golongan yang sedikit dalam pemerintahan dan berkedudukan di dalam kelompok masyarakat samada harta, militer dan sebagainya. 7 Adapun di dalam konsep politik Islam, golongan elit menurut pengertian sejarah adalah lebih menfokuskan kepada perlimen perang, dan mempunyai tokoh di dalam bidang peperangan seperti keberanian dan sebagainya. 8 Di dalam analisis berpolitikan di Malaysia, golongan putih merupakan faktor yang penting, terutamanya dalam hal penentuan hasil suara pemilihan umum, ketika Pemilihan Umum pada tahun 2008, persentase masyarakat yang mengunakan hak pilihannya sebesar 77,1. 9 Masalah ini ramai dibicarakan oleh golongan elit politik di Malaysia dari golongan elit Islam dan bukan Islam. Persoalannya mengapa mereka tidak pergi memilih, apakah mereka tidak 6 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2008 cet. I, h. 372 7 Hendi Suhendi, Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofilosofi, Bandung: Pustaka Setia, 2008, cet. I, h. 236 8 http:www era muslim,comkonsultasi konspirasisendpasukan-elit-Islam.htm jam 1021 1342010 WIB 9 Karaktristik dan Jumlah Yang Tidak Pengeluar Mengundi Pilihan Raya kali ke-12 di Malaysia, Sumber data: http:ms.wikipedia.orgwikiSuruhanjaya Pilihan Raya, diakses pada tanggal 12 April 2010, pukul 18.00 WIB menyokong partai mana pun di dalam pemilihan umum? Atau partai-partai politik tidak menjamin hak-hak mereka? Dengan persoalan di atas, penulis ingin menengahkan perbincangan ini dengan beberapa pendapat di kalangan golongan elit politik Islam di Malaysia yang masih hidup, terutamanya dua tokoh utama yaitu Abdul Hadi Awang dan Anwar Ibrahim. Kedua tokoh ini merupakan ketua partai yang besar di Malaysia, yaitu Abdul Hadi Awang sebagai presiden Partai Islam se-Malaysia PAS dan Anwar Ibrahim sebagai presiden Partai Keadilan Rakyat PKR. Sebagai contoh pandangan Abdul Hadi Awang terhadap golongan putih adalah mereka yang tidak mengetahui dasar atau nilai-nilai Islam terhadap pemerintahan, seperti konsep demokrasi di dalam Islam, dan hukum sistem pemilihan umum menurut ulama Islam kontemporer dan sebagainya. 10 Sementara pendapat Abdul Hadi Awang sependapat dengan Anwar Ibrahim. Berdasarkan huraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam masalah yang berkait dengan kedua pandangan tokoh tersebut sehingga penulis angkat menjadai judul skripsi: “ Golongan Putih Golput Menurut Pandangan Elit Politik Islam Di Malaysia” 10 Abdul Hadi Awang Fahaman atau Ideologi Umat Islam Selangor:PTS Publications Distributors Sdn Bhd jln Industri Batu Caves, 2008, cet. II, h. 211

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah