Prostitusi Tujuan Perdagangan Orang

2. Prostitusi

Kasus perdagangan orang yang paling sering dijumpai adalah perdagangan perempuan dan anak untuk prostitusi. Hal ini tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga terjadi di luar negeri. Indonesia adalah salah satu negara pemasok perempuan terbesar untuk dijadikan sebagai pekerja seks. Ada yang dipekerjakan di dalam negeri dan ada yang dikirim ke luar negeri. Tidak jarang dari perempuan-perempuan tersebut yang dipaksa, ditipu, dianiaya oleh pelaku Trafiking. Berbagai penipuan berkedok pekerjaan dijanjikan misalnya sebagai pelayan, model, pengasuh anak, pencuci piring, pembantu rumah tangga, dan lain sebagainya. 71 Dengan tawaran gaji yang tinggi, namun setelah sampai di tempat tujuan bekerja, mereka sudah terlambat untuk menyesal karena disekap, dikurung, disiksa dan diputuskan hubungannya dengan dunia luar. Kemudian mereka dijadikan pekerja seks dan dipaksa melayani para konsumen jasa tersebut. Dalam dunia trafiking seks, tak semua perempuan menjadi korban penipuan agen tenaga kerja dan iklan lowongan gadungan. Mata rantai pertama dalam rantai perdagangan orang sering kali adalah kerabat, tetangga, atau temannya teman. Seorang kenalan yang biasa dengan mudah dipercaya akan mendatangi keluarga seorang perempuan muda dengan tawaran membantu 71 Victor Malarek. 2008. Natasha, Menyibak Perdagangan Seks Dunia. Jakarta, Serambi Ilmu Semesta. Hal. 27. Universitas Sumatera Utara perempuan itu mendapat pekerjaan bagus di dalam atau luar negeri. Banyak sekali gadis 72 yang terjerumus akibat siasat itu. Sebagian besar praktik pelacuran di Malaysia dan Singapura dilakukan secara terselubung di tempat-tempat seperti: karaoke, klub-klub pribadi, dan hotel-hotel. Ini terjadi karena pemerintah daerah setempat tidak mengijinkan beroperasinya pelacuran secara terbuka. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa di Singapura ada daerah-daerah seperti Orchard Road dan geylang 73 dimana prostitusi banyak ditemukan. Kerjasama negara-negara yang termasuk dalam wilayah kawasan Asia Selatan sejak tahun 2002 telah menandatangani suatu konvensi pencegahan dan pembasmian terhadap penyeludupan manusia khususnya para kaum wanita dan anak-anak yang terlibat dalam prostitusi. Selain itu Kanada, USA, Rusia, serta sebagian besar negara-negara yang ada di Asia Pasifik telah mengambil inisiatif untuk melakukan ratifikasi konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang hak hak kaum wanita, anak-anak dan para migran untuk melawan tindakan penyeludupan manusia. Sikap pro aktif dalam merespons masalah perdagangan perempuan dan anak juga ditunjukkan PPII dan beberapa organisasi perempuan Indonesia pada level internasional. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyelenggaraan Konferensi Internasional Liga Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan 72 “Mereka adalah perempuan-perempuan muda perkotaan atau desa, sering kali remaja, yang terlibat di dalam pekerjaan seks secara tidak langsung, melakukan hubungan seks dengan pria demi uang atau. Seing kali demi hadiah....Mereka bermain mata dan berkumpul di tempat- tempat tertentu.” 73 A Candid Look at Sex for Sale in Singapura oleh David Brazil. Hal. 33. Universitas Sumatera Utara Perempuan dan Anak-Anak di Timur Jauh pada tahun 1938 di kota Bandung. Hasil-hasil dari konferensi ini melandasi terbitnya konvensi-konvensi anti perdagangan perempuan dan anak. 74 Dikenal juga dalam perdagangan anak yang bertujuan untuk ESKA Eksploitasi Seksual Komersial Anak. Secara umum, dari istilahnya dapat diartikan bahwa ESKA berkaitan dengan suatu bentuk pengeksploitasian terhadap anak yang dilakukan secara seksual untuk kepentingan komersial. 75 Ada tiga bentuk ESKA. Pertama, prostitusi anak, yaitu penggunaan anak dalam kegiatan seksual dengan pembayaran atau imbalan dalam bentuk lain. Kedua, pornografi anak, yaitu setiap representasi, dengan sarana apapun, perlibatan secara eksplisit seorang anak dalam kegiatan seksual baik secara nyata maupun disimulasikan, atau setiap representasi dari organ-organ seksual anak untuk tujuan seksual. Ketiga adalah perdagangan anak. 76 Salah satu bentuk ESKA yang telah mendapatkan perhatian besar dari media dan masyarakat selama 15 tahun terakhir adalah pariwisata seks anak atau PSA. Pariwisata seks anak kadang-kadang mengacu kepada eksploitasi seksual anak dalam pariwisata. Pariwisata seks anak terjadi di berbagai tujuan 74 Wahyu Susilo, Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia dalam Perspektif Sejarah, Makalah tidak diterbitkan, 2000. 75 Laddy fransisca, dkk. 2007. Perdagangan Anak untuk Tujuan Seksual Komersial. Surakarta, Cakrabooks. Hal. 3. 76 Lihat pasal 3 protokol untuk mencegah dan menghukum perdagangan manusia, terutama perempuan dan anak sebagai tambahan terhadap konvensi PBB melawan kejahatan transnasional pada tahun 2000. Universitas Sumatera Utara wisata dan bahkan di tempat-tempat yang sebenarnya tidak memiliki prasarana pariwisata sama sekali. 77 Perdagangan anak dengan jaringan sindikatnya memiliki bentuk dan tujuan yang beragam. Misalnya untuk tujuan prostitusi atau pornografi atau kekerasaneksploitasi seksual atau kerja paksa dengan upah yang tidak layak atau perbudakanpraktik-praktik lain yang mirip dengan perbudakan. Dalam setiap kasus perdagangan perempuan dan anak selalu terdapat unsur merendahkan martabat manusia, merampas kebebasan individu dan bersifat penipuan, serta eksploitasi ekonomi maupun seksual. Perdagangan orang dan eksploitasi seksual anak merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia dan bentuk terburuk terhadap pelanggaran harkat dan martabat manusia.Praktik tindak pidana perdagangan orang dan eksploitasi seksual anak sangat erat hubungannya dengan kompleksitas permasalahan di tengah masyarakat, antara lain masih tingginya angka kemiskinan, pengangguran, tingginya angka putus sekolah dan rendahnya tingkat pendidikan, serta masih adanya diskriminasi gender dan perkawinan usia dini, membuat perempuan dan anak rentan terhadap perdagangan dan eksploitasi seksual. 78 77 ECPAT Internasional. 2008. Memerangi Pariwisata Sex Anak : Tanya Jawab. Indonesia : Restu Printing. Hal. 3. 78 Joglo Semar, 31 Desember 2009 Diakses melalui internet pada tanggal 21 Februari 2010. Universitas Sumatera Utara Adapun lembar fakta tentang eksploitasi seks komersil dan perdagangan anak menurut unicef , adalah sebagai berikut : 79 a Angka global :  Ada sekitar 1.2 juta anak diperdagangkan setiap tahunnya.  Kebanyakan anak laki-laki dan perempuan diperdagangkan untuk eksploitasi seks.  Ada sekitar 2 juta anak di seluruh dunia yang dieksploitasi secara seksual tiap tahunnya.  Industri perdagangan anak menangguk untung 12 miliar dolar per tahunnya ILO b Angka di Asia Timur dan Pasifik : • Jumlah terbesar perempuan dan anak yang diperdagangkan di seluruh dunia berasal dari Asia. Perkiraannya berkisar dari 250.000 sampai 400.000 30 persen dari angka perkiraan global • Semua Negara terpengaruh oleh perdagangan baik secara domestik, lintas batas atau luar negeri dan sebagai Negara asal, Negara tempat singgah atau Negara penerima c Indonesia : • Di Indonesia sekalipun banyak gadis yang memalsukan umurnya, diperkirakan 30 persen pekerja seks komersil wanita berumur kurang dari 18 tahun. Bahkan ada beberapa yang masih berumur 10 tahun. Diperkirakan pula 79 Lihat Factsheet CSEC dan Trafficking oleh UNICEF Indonesia. 2009. http:www.unicef.orgindonesia terakhir dikunjungi tanggal 9 Desember 2009 Jam 19.50. Universitas Sumatera Utara ada 40.000-70.000 anak menjadi korban eksploitasi seks dan sekitar 100.000 anak diperdagangkan tiap tahun.  Sebagian besar dari mereka telah dipaksa masuk dalam perdagangan seks.  Sebagai pelaku perdagangan ke luar negeri, lintas batas atau domestik dan Negara asal.  Perdagangan anak baik di lingkup domestik maupun luar negeri meningkat.  Tujuan utama anak yang diperdagangkan ke luar negeri adalah Malaysia, Singapura, Brunei, Taiwan, Jepang dan Arab Saudi.  Pariwisata seks menjadi isu menarik di daerah tujuan wisata seperti di Bali dan Lombok.  Terdapat banyak pelacuran di lokalisasi pelacur, karaoke, panti pijat, mal, dan sebagainya.  Mayoritas pelanggan adalah orang lokal. d Tren :  Jumlah anak-anak yang dieksploitasi secara seksual bertambah.  Melibatkan anak-anak berumur belia.  Ada kelompok baru yang rentan anak-anak yang tak punya tempat tinggal.  Increase in numbers of children sexually exploited.  Pandemi HIVAIDS meningkat. Universitas Sumatera Utara Pengungkapan fakta perdagangan perempuan dan anak untuk prostitusi sangat penting untuk diketahui masyarakat luas misalnya faktor penyebab, proses, kekerasan yang dialami anak, cara anak keluar dari perdagangan, tempat-tempat yang rawan perdagangan. Hal itu menjadi suatu hal yang penting dalam tindakan pencegahan. Karena itu dibutuhkan kerjasama dari semua elemen, baik pemerintah, aparat dan penegak hukum untuk memberantas perdagangan orang yang bertujuan prostitusi tersebut. 80 Khususnya berkenaan dengan prostitusi, unsur paksaan yang termaktub di dalam definisi perdagangan orang merupakan unsur penentu. Ada tidaknya unsur ini berkaitan dengan pembuktian kondisi kerja atau hubungan yang bersifat paksaan, eksploitatif atau memperbudak dan apakah masuknya korban ke dalam kondisi kerja atau hubungan demikian adalah secara bebas serta dengan pengetahuan kesadarannya penuh. Jika kesemua unsur tersebut terbukti ada, maka perbuatan tersebut tidak dapat ditelaah sebagai perbuatan yang berdiri sendiri, namun harus dipandang masuk ke dalam lingkup UN trafficking Protocol. Dalam protokol ini dapat didefinisikan sebagai mereka yang terlibat dalam kegiatan prostitusi, pelayan pekerja seks, atau menjadi objek kegiatan pornografi yang dikarenakan oleh ancaman pemaksaan, penculikan diperlakukan dengan salah, menjadi orang yang dijual Debt Bondage atau 80 “Sejauh ini, pemerintah Indonesia telah menunjukkan kepeduliannya terhadap permasalahan perdagangan orang, termasuk juga pastinya adalah unsur penegak hukum, yang secara konsisten dan berkesinambungan, berupaya meningkatkan kapasitas aparatnya melalui pelatihan teknis, yang melibatkan lembaga internasional maupun nasional. Misalnya secara khusus POLRI telah meningkatkan jaringan kerjasama internasional dengan kepolisian negara lain.” Universitas Sumatera Utara karena menjadi korban penipuan. 81

3. Pekerja Rumah Tangga

Dokumen yang terkait

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

IMPLEMENTASI RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG.

0 0 1

Penerapan hukum terhadap tindak pidana perdagangan orangdengan eksploitasi anak dibawah umur dengan undang-undang nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.

0 0 1

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 14

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 3

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 35

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 1 59

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 7

PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG(Kajian Putusan No.1554Pid.B2012PN.Mdn) SKRIPSI

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 28