Gambaran Perilaku Informan dalam Melakukan Konseling Ke Pelayanan

Namun dengan adanya stigma dan diskriminasi memperkecil akses GWL Gay, Waria, dan Lelaki Seks Lelaki terhadap informasi dan berbagai layanan yang dibutuhkan terkait penanggulangan HIV dan AIDS. Hal inilah yang mengakibatkan komunitas ini sering enggan bahkan tidak mau mengakses dan memanfaat informasi serta pelayanan kesehatan yang ada.

5.7. Gambaran Perilaku Informan dalam Melakukan Konseling Ke Pelayanan

Kesehatan Khusus IMS dan HIVAIDS Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti ke 4 orang informan mengenai apakah mereka pernah melakukan konseling ke pelyanan kesehatan khusus IMS dan HIVAIDS didapat jawaban bahwa terdapat 3 orang informan yang belum pernah melakukan konseling, seperti yang diungkapkan salah satu informan sebagai berikut : “Gimana mau konseling cinn, periksa aja gak pernah booo...” ES, 29 tahun Hampir seluruh informan menyatakan alasan utama mereka tidak mau melakukan konseling di pelayanan kesehatan khusus IMS dan HIVAIDS karena mereka masih malu dan enggan untuk menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi kepada orang yang belum mereka kenal dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan berikut: “…malu sama gak berani aja. Belum siap gitu cerita masalah orientasi pribadi kita sama orang yang belum kenal.” AD, 26 tahun Sementara 1 orang informan lainnya mengungkapkan bahwa ia pernah melakukan konseling di pelayanan kesehatan khusus IMS dan HIVAIDS pada saat ia melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan tersebut, seperti yang diungkapkan sebagai berikut : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “Konseling abang pernah dek, yah waktu sekali meriksain diri kepelayan kesehatan itu. Tapi cuman sekali aja sihh, petugasnya ramah kok, malah enak diajak ngomong, suasananya juga gak kaku gitu.” AP, 25 tahun Komunikasi yang efektif, khususnya komunikasi antarpersonal, merupakan tema yang penting, karena semua komunikasi manusia yang dilaksanakan pada konteks bertujuan menghasilkan komunikasi yang efektif. Menurut Billie J. Walstroom 1992, efektivitas komunikasi antarpersonal ditentukan oleh: a. Menghormati pribadi orang lain b. Mendengarkan dengan senang hati c. Mendengarkan tanpa menilai d. Keterbukaan terhadap perubahan dan keragaman e. Empati f. Bersikap tegas g. Kompetensi komunikasi Salah satu cara agar komunikasi di dalam sebuah konseling dapat terjalin dengan baik yaitu seorang konselor harus mengenal baik klien yang akan menjadi sasaran konseling. Jika kita tidak mengenal klien, maka komunikasi yang akan kita lakukan tidak akan efektif. Begitu juga dengan klien, ia juga harus mengenal sang konselor terlebih dahulu, karena apabila ia tidak mengenal secara baik maka ia akan enggan dan malu untuk memulai pembicaraan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Adapun beberapa peran penting dari seorang konselor dalam melakukan konseling kepada kliennya adalah sebagai berikut: a. Menjaga privasi dan kerahasiaan klien. b. Memperlihatkan ketulusan, perhatian dan penghargaan kepada klien. c. Mendukung klien untuk menceritakan kisahnya dan memahami kesedihan yang dialami oleh klien. d. Mendengarkan dan menunjukkan secara aktif bahwa konselor memahami masalah klien. e. Membantu klien menggali kembali masalahnya. f. Merefleksikan kembali kepada klien apa yang dipahami oleh konselor dan menjelaskan permasalahan secara lebih jelas. g. Perhatian terpusat kepada klien non direktif. h. Membantu memahami perasaan klien dan apa yang menyebabkan terjadinya permasalah tersebut. i. Menunjukkan respek terhadap klien dan masalahnya. j. Tidak menghakimi atau mengkritik. k. Berempati.

5.8. Gambaran Perilaku Informan dalam Mendapatkan Kondom dan Pelicin

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Tenaga Kesehatan Terhadap Pelayanan Prima di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar Tahun 2012

8 110 138

Perilaku Penggunaan Kondom Pada Komunitas LSL (Lelaki Seks Lelaki) di Medan 2014

6 84 81

Gambaran Perilaku Komunitas GWL (Gay, Waria, Dan Lelaki Seks Lelaki) Terhadap Pemeriksaan Diri Ke Pelayanan Kesehatan Khusus IMS Dan HIV/AIDS Di Kota Medan Tahun 2012

5 89 98

Perilaku Kesehatan Dan Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Pada Pekerja Seks Komersial Di Kota Belawan Tahun 2004

5 42 101

Persepsi Tunawisma Tentang Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pemerintah Di Kota Medan Tahun 2003

1 28 80

Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (Studi Pendahuluan Untuk Pencegahan Dan Penanggulangan Penyebaran HIV/AIDS Di Kota Kendari)

0 60 8

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Gambaran Perilaku Tenaga Kesehatan Terhadap Pelayanan Prima di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku - Gambaran Perilaku Komunitas GWL (Gay, Waria, Dan Lelaki Seks Lelaki) Terhadap Pemeriksaan Diri Ke Pelayanan Kesehatan Khusus IMS Dan HIV/AIDS Di Kota Medan Tahun 2012

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Perilaku Komunitas GWL (Gay, Waria, Dan Lelaki Seks Lelaki) Terhadap Pemeriksaan Diri Ke Pelayanan Kesehatan Khusus IMS Dan HIV/AIDS Di Kota Medan Tahun 2012

0 0 8