2.3. Teori Lawrence Green
Menurut Green ada beberapa faktor yang menjadi determinan terhadap perubahan perilaku behaviour seseorang, yaitu:
1. Predisposing Factors : faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya. 2.
Enabling Factors : faktor-faktor yang memungkinkan terwujudnya perubahan perilaku,seperti adanya fasililitas, lingkungan, dan sebagainya.
3. Reinforcing Factors : faktor-faktor pendorong terjadinya perilaku.
Rumus Teori Green:
2.4. Homoseksual 2.4.1. Sejarah Homoseksual
Seksualitas mengandung makna yang sangat luas karena menyangkut aspek kehidupan yang menyeluruh, terkait dengan jenis kelamin biologis maupun sosial
gender, orientasi seksual, identitas gender dan perilaku seksual. Seksualitas adalah sebuah proses sosial yang menciptakan dan mengarahkan hasrat atau birahi manusia the
B = f PF, EF, RF
B = Behaviour
F = function
PF = Presdiposing Factor
EF = Enabling Factor
RF = Reinforcing Factor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
socially constructed expression of erotic desire, dan dalam realitas sosial, seksualitas dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik,
agama dan spiritual. Seksualitas sejatinya merupakan hal yang positif, selalu berhubungan dengan jati diri seseorang dan juga kejujuran seseorang terhadap dirinya.
Sayangnya, masyarakat umumnya masih melihat seksualitas sebagai hal yang negatif, sehingga tidak pantas atau tabu dibicarakan. Studi tentang seksualitas memperkenalkan
tiga terminologi penting menyangkut seksualitas manusia, yaitu : identitas gender, orientasi seksual dan perilaku seksual.
Homoseksual ada disemua budaya dan lapisan masyarakat serta disepanjang sejarah. Homoseksual merupakan istilah yang diciptakan pada tahun 1869 oleh bidang
ilmu psikiatri di Eropa, untuk mengacu pada suatu fenomena yang berkonotasi klinis. Pengertian homoseks tersebut pada awalnya dapat dikategorikan sebagai perilaku
menyimpang. Pengertian homoseks kemudian terbagi dalam dua istilah yaitu Gay dan Lesbi. Hawkin pada tahun 1997 menuliskan bahwa istilah Gay atau Lesbi dimaksudkan
sebagai kombinasi antara identitas diri sendiri dan identitas sosial yang mencerminkan kenyataan bahwa orang memiliki perasaan menjadi dari kelompok sosial yang memiliki
label yang sama. Istilah gay biasanya mengacu pada jenis kelamin laki-laki dan istilah lesbian mengacu pada jenis kelamin perempuan Hartanto, 2006.
Komunitas gay dipandang rentan terhadap penularan PMS dan HIVAIDS. Mengingat perilaku seksual komunitas gay yang cenderung bebas dan berganti ganti
pasangan serta rendahnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umur 18-29 tahun sebanyak 45 telah menjadi mitra
seksual dan ditemukan 9 diantaranya positif HIVAIDS Hirshfield dkk, 2003. PMS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi sangat serius, karena dapat menyerang dalam cakupan luas ke seluruh penjuru dunia. PMS juga dapat dengan mudah menyebar dari satu orang kepada orang lain. PMS
yang dapat menularkan pada komunitas homoseksual adalah Gonorhoe, Sipilis, dan Herpes kelamin. Tetapi yang paling besar diantaranya adalah HIVAIDS, karena
mengakibatkan kematian pada penderitanya, karena AIDS tidak bisa diobati dengan antibiotik Zohra dan Raharjo, 1999.
Pada tahun 1973 homoseksualitas dihilangkan sebagai suatu kategori diagnostik oleh American Psychiatric Association dan dikeluarkan dari Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders. Hal ini disebabkan karena pandangan bahwa homoseksualitas adalah suatu gaya hidup alternatif, bukannya suatu gangguan patologis
dan homoseksualitas terjadi dengan keteraturan sebagai suatu variasi seksualitas manusia Davison GC. dkk, 2005. Penelitian dilakukan oleh Alfred C. Kinsey pada tahun 1948
menemukan bahwa 10 laki-laki adalah homoseksual, sedangkan wanita sebesar 5 . Kinsey juga menemukan bahwa 37 dari semua orang yang melaporkan suatu
pengalaman homoseksual pada suatu saat dalam kehidupannya, termasuk aktivitas seksual remaja Kaplan dkk, 1997. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan anak laki-
laki dan laki-laki lain di negara Peru dengan angka 10 - 60, di Brazil 5 - 13, di Amerika 10 - 14, di Botzwana 15, dan di Thailand 6-16. Beberapa laki-laki
menyadari bahwa dirinya Homoseksual atau Gay. Mereka melakukan hubungan seksual jangka panjang dengan wanita dan kadang-kadang melakukan hubungan seks dengan pria
dan sering tanpa diketahui pasangan wanitanya. Dalam kasus ini, hubungan seks mungkin dilakukan antara pria, karena memang hanya pria saja yang tersedia sebagai
pasangan seks Triningsih, 2006.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perilaku homoseksual sudah dikenal manusia sejak zaman Nabi Luth as, yaitu kaum Sodom dan Gomorah. Hingga kini keberadaannya tetap ada, bahkan Amerika
Serikat dan beberapa Negara Eropa seperti: Belanda dan Denmark justru telah mensahkan perkawinan sejenis. Homoseksual terdiri dari: pertama, gay yaitu laki-laki
yang menyukai laki-laki. Kedua, lesbian, yaitu wanita yang menyukai wanita. Ketiga, waria, yaitu laki-laki yang merasa dirinya wanita dan tertarik hanya kepada laki-laki.
Adapun pola hubungan seksnya antara lain: fellatio, cunillingus dan anal. Upaya ilmuwan menguak tabir homoseksual pernah dilakukan. Pada tahun 1991,
ilmuwan dari California melaporkan hasil CT scaning penyinaran terhadap otak pria gay dan pria normal. Yang ternyata berbeda. Kemudian tahun 1993, ilmuwan dari
National Institut of Health N,I,H di Marylnd Amerika menemukan adanya unsur DNA
pada kromosom X yang menentukan orientasi seksual seseorang.
Sementara itu, temuan menggemparkan terjadi dalam riset yang dikemukakan Ward dari N.I.H. dalam eksperimennya, mereka menggunakan sejumlah lalat yang telah
ditransplantasi gen tunggal. Kemudian kumpulan lalat tersebut dimasukan ke dalam botol. Hasilnya menunjukkan, lalat betina cenderung berada pada bagian atas dan bawah
botol. Sedangkan lalat jantan hanya berada pada bagian tengah dan membentuk ikatan rantai bergerombol. Yang menakjubkan, lalat jantan ternyata berperilaku gay,
sedangkan lalat betina tetap normal. Laporan yang ditulis dalam U.S National Academy Of Science tahun 1995 ini
lantas menjadi rujukan sejumlah ilmuwan bahwa perilaku homoseksual memiliki asal usul genetik atau sifat alami natural, sama seperti warna kulit, rambut, mata dan lain-
lain. Namun demikian, hasil riset itu masih menyisakan pertanyaan, mengapa lalat jantan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
itu berperilaku gay, sedangkan lalat betina tetap normal. Dalam eksperimen berikutnya malah menunjukan bahwa lalat jantan mampu membuahi lalat betina.
2.4.2. Pengertian Homoseksual
Kata homoseksual berasal dari dua kata, yang pertama adalah berasal dari kata “homo” yang berarti sama, yang kedua “seksual” berarti mengacu pada hubungan
kelamin, hubungan seksual. Sehingga homoseksual adalah aktivitas seksual dimana dilakukan oleh pasangan yang sejenis sama kelaminnya.
Sedangkan pengertian lain dari homoseksual adalah rasa tertarik secara perasaan rasa kasih sayang, hubungan emosial dan atau secara erotik, baik secara lebih menonjol
predominan atau semata-mata eksklusif, terhadap orang-orang yang berjenis kelamin sama dengan atau tanpa hubungan fisik jasmaniah. Istilah gay menunjukkan pada
homophile laki-laki. Gay berarti orang yang meriah. Istilah ini muncul ketika lahir gerakan emansipasi kaum homoseks laki-laki maupun perempuan yang dipicu oleh
peristiwa Stonewall dari New York pad tahun 60-an. Oetomo, 2001.
2.4.3. Penyebab Terjadinya Homoseksual
Menurut Kartono 1989, Homoseksualitas adalah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik dan mencintai jenis seks yang sama. Banyak teori-
teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas diantaranya adalah : a.
Faktor herediter berupa tidak seimbangnya hormon-hormon seks b.
Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan seksual yang normal
c. Seseorang yang mencari kepuasan relasi homoseks, karena pengalaman homoseksual
pada remaja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Pengalaman traumatis dengan ibunya sehingga timbul kebencian atau antisipasi
terhadap ibunya dan semua wanita.
2.5. Komunitas Gay, Waria dan Lelaki Seks Lelaki GWL
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, homoseksual terbagi atas dua yaitu gay dan lesbian. Istilah gay biasanya mengacu pada jenis kelamin laki-laki dan istilah lesbian
mengacu pada jenis kelamin perempuan Hartanto, 2006. Adapun pada saat ini kaum gay terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu yang sering disebut dengan GWL Gay, Waria
dan Lelaki Seks Lelaki. Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sendiri sudah
dikatakan kota metropolitan dimana dengan jumlah penduduk nya yang sangat banyak tidak jauh dari gaya hidup menyimpang dan perilaku seksual yang menyimpang atau
beresiko. Berdasarkan data yang didapat dari KPA Kota Medan pada Tahun 2011 jumlah komunitas GWL Gay, Waria dan LSL di Kota Medan sebanyak 2.363 orang. Yang
terdiri atas Waria sebanyak 664 orang, Gay sebanyak 1.572 orang serta LSL sebanyak 127 orang.
2.6. Perbedaan Gay, Waria dan Lelaki Seks Lelaki LSL.
2.6.1. Ciri-Ciri Gay
Gay adalah istilah laki-laki yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama laki-laki atau disebut juga laki-laki yang mencintai laki-laki secara fisik, seksual,
emosional ataupun secara spiritual. Secara psikologis, gay adalah seorang laki-laki yang penuh kasih. Mereka juga rata-rata mempedulikan penampilan, dan sangat
memperhatikan apa-apa saja yang terjadi pada pasangannya. Adapun ciri-ciri seorang gay adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Umumnya mereka merupakan golongan yang tertutup, hanya sedikit dari
mereka yang mengakui identitasnya sebagai gay. Mereka cenderung terbuka hanya dalam kalangan tertentu saja, misalnya sesama homoseks, keluarga,
atau teman dekat. b.
Umumnya mereka sudah memiliki pasangan tetap masing-masing. c.
Pasangan gay umumnya memiliki peran masing- masing dalam melakukan hubungan seksual, yaitu ada yang berperan sebagai lelaki partner penetratif
dan ada yang berperan sebagai perempuan partner reseptif. d.
Biasanya kaum gay memiliki gaya metroseksual.
2.6.2. Ciri-Ciri Waria
Kaum waria di kota-kota besar pada umumnya sudah tidak tertutup lagi. Adapun ciri-ciri umum dari seorang waria adalah:
a. Memiliki peran sebagai seorang perempuan partner reseptif dalam
melakukan hubungan seksual. b.
Berdandan layaknya seorang perempuan. c.
Memiliki sifat feminin layaknya seorang perempuan. d.
Melakukan hubungan seks dengan laki-laki demi mendapatkan uang pekerja seks. Selain itu seorang waria umumnya sudah memiliki pelanggan tetap.
2.6.3. Ciri-Ciri Lelaki Seks Lelaki LSL
Adapun ciri-ciri dari seorang LSL adalah sebagai berikut: a.
Laki-laki yang secara eksklusif berhubungan seks dengan laki-laki lain. b.
Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain tapi sebagian besarnya berhubungan dengan perempuan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki maupun perempuan tanpa
ada perbedaan kesenangan. d.
Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain dikarenakan mereka tidak mempunyai akses untuk seks dengan perempuan, misalnya di penjara,
ketentaraan, dan lain-lain.
2.7. Perilaku Seksual
Perilaku seksual terdiri atas dua yakni hubungan seksual intercourse dan selain hubungan seksual non intercourse. Perilaku seksual selain hubungan seksual non
intercourse diantaranya seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman dan masturbasi. Sedangkan yang termasuk hubungan seksual intercourse yakni :
1. Orogenital
Merupakan hubungan seksual dengan melakukan rangsangan melalui mulut pada organ seks pasangannya. Orogenital disebut juga oral seks yang berarti hubungan
seksual secara oral mulut dengan alat kelamin. Jika yang melakukan oral seks adalah laki-laki, sebutannya cunnilingus. Sedangkan jika yang melakukan oral seks
adalah perempuan maka sebutannya fellatio. 2.
Anogenital Merupakan hubungan seksual yang dilakukan dengan memasukkan penis ke dalam
anus atau anal, sehingga anogenital disebut juga dengan anal seks. Aktivitas seksual seperti ini sangat berbahaya karena anus mengandung banyak bakteri sumber
penyakit. 3.
Genitogenital
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Merupakan hubungan seksual yang dilakukan antara kelamin dengan kelamin yaitu hubungan seksual yang memasukkan penis ke dalam vagina atau hubungan seksual
secara vaginal. Hubungan seksual ini tidak akan menimbulkan rasa ketakutan terhadap penyakit menular seksual, resiko hamil diluar nikah, ataupun berdosa bila dilakukan
dengan benar menurut etika, moral dan agama yaitu jika dilakukan melalui sebuah ikatan pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan yang dilandasi dengan rasa
cinta.
2.8. Perilaku Seksual Berisiko