Karakteristik Informan Pengetahuan Kesadaran Diri Informan terhadap Homoseksual

BAB V PEMBAHASAN

Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sendiri sudah dikatakan kota metropolitan dimana dengan jumlah penduduk nya yang sangat banyak tidak jauh dari gaya hidup menyimpang dan perilaku seksual yang menyimpang atau beresiko. Berdasarkan data yang didapat dari KPA Kota Medan pada Tahun 2011 jumlah komunitas GWL Gay, Waria dan LSL di Kota Medan sebanyak 2.363 orang. Yang terdiri atas Waria sebanyak 664 orang, Gay sebanyak 1.572 orang serta LSL sebanyak 127 orang. Epidemi HIV di Indonesia adalah epidemi terkonsentrasi. Salah satu populasi kunci dengan prevalensi HIV di atas 5 adalah populasi GWL Gay, Waria, dan Lelaki Seks Lelaki yang terdiri dari populasi waria prevalensi 24.4, 2007 serta gay dan lelaki seks lelaki prevalensi 5,7, 2007. Oleh sebab itu KPA Nasional telah menyusun Strategi dan Rencana Aksi Nasional SRAN Penanggulangan HIV dan AIDS 2010- 2014. Salah satu dari 7 strategi dalam SRAN tersebut adalah: “Mengembangkan program yang komprehensif untuk menanggulangi HIV dan AIDS pada GWL MSM”. Salah satu tujuan dari strategi ini adalah Meningkatkan ketersediaan layanan pemeriksaan, perawatan, dukungan dan pengobatan HIV dan AIDS.

5.1. Karakteristik Informan

Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 4 orang informan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat keseluruhan informan berusia produktif dan seluruh informan berjenis kelamin laki-laki. Dari 4 orang informan terdapat 2 orang informan yang berpendidikan S1, 1 orang informan berpendidikan DIII dan 1 orang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA informan lagi berpendidikan SLTP. Dilihat dari segi status perkawinan, seluruh informan berstatus belum kawin.

5.2. Pengetahuan Kesadaran Diri Informan terhadap Homoseksual

Dari hasil wawancara peneliti dengan dengan informan dapat dilihat bahwa seluruh informan menyatakan kalau mereka baru menyadari bahwa mereka adalah seorang homoseksual yaitu penyuka sesama jenis semenjak duduk di bangku SMP seperti yang diungkapkan salah satu informan berikut ini : “Yaaa gitu dehhhh, panjang deh ceritanya nekkk. Hehehehe…Aku udah sukak sama cowok sejak SMP sihhh, tapi belum berani pacaran karena malu sama temen-temen and keluarga…”. SA, 32 tahun Homoseksual atau penyuka sesama jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat modern ini dan bahkan fenomena ini sekarang sudah tampak nyata dan kasat mata bermunculan di tempat-tempat umum. Sangat berbeda dengan tahun-tahun silam dimana para penyuka sesama jenis hanya berani tampil di tempat-tempat tertentu yang diperuntukkan khusus bagi kalangan mereka. Kata homoseksual berasal dari dua kata, yang pertama adalah dari kata “homo” yang berarti sama, yang kedua “seksual” berarti mengacu pada hubungan kelamin, hubungan seksual. Sehingga homoseksual adalah aktivitas seksual dimana yang dilakukan oleh pasangan yang sejenis sama kelaminnya. Dibawah ini merupakan beberapa penjelasan mengenai penyebab terjadinya homoseksual: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a. Susunan kromosom Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan 1 kromosom X dari ibu dan 1 kromosom X dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan 1 kromosom X dari ibu dan 1 kromosom Y dari ayah. Kromosom Y adalah penentuan seks pria. Jika terdapat kromosom Y, sebanyak apapun kromosom X, dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom klinifelter yang memiliki 3 kromosom seks yaitu XXY. Dan hal ini dapat terjadi pada 1 diantar 700 kelahiran bayi. Misalnya pada pria yang mempunyai kromosom 48 XXY. Orang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya. b. Ketidakseimbangan hormon Seorang pria memiliki hormon testosteron, tetapi juga memiliki hormon yang dimiliki wanita yaitu estrogen dan progesteron. Namun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. Tetapi bila seorang pria memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka hal inilah yang menyebabkan perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik seorang wanita. c. Struktur otak Struktur otak pada straight females dan straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females, otak antara bagian UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta gay females, struktur otaknya sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian. d. Kelainan susunan syaraf Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mengakibatkan kelainan perilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otrak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak. e. Faktor lain Faktor lain yang menyebabkan orang menjadi homoseksual, sebagaimana diungkapkan oleh Wimpie Pangkahila Pakar Andrologi dan Seksologi selain faktor biologis kelainan otak dan genetic, ada faktor psikodinamik, yaitu adanya gangguan perkembangan psikoseksual pada masa anak-anak, faktor sosial cultural yaitu adanya adapt istiadat yang memberlakukan hubungan homoseksual dengan alasan yang tidak benar, dan terakhir ada faktor lingkungan, dimana memungkinkan dan mendorong hubungan para pelaku homoseksual menjadi erat. Wahyudi, 2000 Dari keempat faktor tersebut, homoseksual yang disebabkan oleh faktor biologis dan psikodinamis memungkinkan untuk tidak dapat dirubah menjadi heteroseksual. Namun jika seorang menjadi homoseksual karena faktor sosial kultural dan lingkungan, maka dapat dirubah menjadi heteroseksual, asalkan orang tersebut mempunyai tekad dan keinginan kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hal ini dijelaskan juga kapan dan bagaimana informan menyadari bahwa dirinya adalah seorang yang penyuka sesama jenis, 2 orang informan ini menyadarinya sejak berada dibangku SMP dan mengekspresikannya ketika duduk dibangku SMA seperti yang diungkapkan salah satu informan sebagai berikut : “Hihiihii, kasih tau gak yaaaaaa? Ehmmmm udh lupa deh nek sejak kapan sadarnya, tp kalo gak salah udah SMP gitu deh”. AD, 26 tahun Kemudian diantara ke 4 orang informan yang diwawancarai oleh peneliti, ada 1 informan lainnya yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang biseksual LSL yaitu yang memiliki perasaan suka terhadap 2 jenis kelamin berbeda diantaranya perempuan dan laki-laki, tapi 1 orang informan ini mengatakan bahwa dirinya lebih cenderung labih suka dengan laki-laki daripada perempuan, seperti yang diungkapkan sebagai berikut : “Jujur deh yah dek, abang udah mulai ngerasa sukak sama cowok itu yah sejak SMP…dan abang juga sempat punya pacar cewek dan juga pernah tidur sama dia tapi gak bertahan lama sambil termenung”. AP, 25 tahun Triningsih mengatakan beberapa laki-laki menyadari bahwa dirinya Homoseksual atau Gay. Mereka melakukan hubungan seksual jangka panjang dengan wanita dan kadang-kadang melakukan hubungan seks dengan pria dan sering tanpa diketahui pasangan wanitanya. Dalam kasus ini, hubungan seks mungkin dilakukan antara pria, karena memang hanya pria saja yang tersedia sebagai pasangan seks. Kebanyakan individu berfikir bahwa tingkah laku heteroseksual dan homoseksual adalah pola yang berbeda dan dapat mudah didefenisikan. Kenyataannya, kecenderungan akan pasangan seksual dari jenis kelamin yang sama tidaklah selalu merupakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keputusan yang tetap dapat dibuat sekali dan mengikat untuk selamanya. Sebagai contoh, tidaklah jarang bagi seorang individu, terutama laki-laki untuk melakukan eksperimen homoseksual dimasa remaja, namun tidak melakukan tingkah laku homoseksual dimasa dewasa. Sementara beberapa individu melakukan tingkah laku heteroseksual dimasa remaja, namun kemudian melakukan tingkah laku homoseksual dimasa dewasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, saya dapat menarik kesimpulan bahwa perubahan perilaku dan orientasi seksual seseorang menjadi homoseksual sudah merupakan sebuah gaya hidup yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, seperti yang diungkapkan sebagai berikut: “…waktu masih SD akunya masih macho booo. Malah semua kawan aku itu cowok, tapi pas SMP gak tau ngapa gitu jadi sukak bekawan sama cewe cewe, jadinya suka ikutan dandan gituuu…”. ES, 29 tahun “…Soalnya aku kan dulunya dipesantren nek, jadi semuanya kan lekong gitu. Jadi ada kakak kelas gitu yang sukak gangguin kalo lagi diasrama…”. AD, 26 tahun Menurut Amstrong dalam Nugraheni, 2003 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu internal dan faktor yang berasal dari luar eksternal. Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi Nugraheni, 2003 dengan penjelasannya sebagai berikut : a . Sikap UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari,

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Tenaga Kesehatan Terhadap Pelayanan Prima di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar Tahun 2012

8 110 138

Perilaku Penggunaan Kondom Pada Komunitas LSL (Lelaki Seks Lelaki) di Medan 2014

6 84 81

Gambaran Perilaku Komunitas GWL (Gay, Waria, Dan Lelaki Seks Lelaki) Terhadap Pemeriksaan Diri Ke Pelayanan Kesehatan Khusus IMS Dan HIV/AIDS Di Kota Medan Tahun 2012

5 89 98

Perilaku Kesehatan Dan Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Pada Pekerja Seks Komersial Di Kota Belawan Tahun 2004

5 42 101

Persepsi Tunawisma Tentang Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pemerintah Di Kota Medan Tahun 2003

1 28 80

Pengetahuan dan Perilaku Seks Wanita (Studi Pendahuluan Untuk Pencegahan Dan Penanggulangan Penyebaran HIV/AIDS Di Kota Kendari)

0 60 8

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Gambaran Perilaku Tenaga Kesehatan Terhadap Pelayanan Prima di Puskesmas Tomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku - Gambaran Perilaku Komunitas GWL (Gay, Waria, Dan Lelaki Seks Lelaki) Terhadap Pemeriksaan Diri Ke Pelayanan Kesehatan Khusus IMS Dan HIV/AIDS Di Kota Medan Tahun 2012

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Perilaku Komunitas GWL (Gay, Waria, Dan Lelaki Seks Lelaki) Terhadap Pemeriksaan Diri Ke Pelayanan Kesehatan Khusus IMS Dan HIV/AIDS Di Kota Medan Tahun 2012

0 0 8