Sejarah Pembentukan MLA RI-Hong Kong SAR

BAB IV PERJANJIAN MLA ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN HONG KONG SPECIAL ADMINISTRATIVE REGION MENURUT UU RI NO. 1 TAHUN 2006 DAN UN MODEL TREATY OF MLA

A. Sejarah Pembentukan MLA RI-Hong Kong SAR

MLA antara RI dan Hong Kong SAR terbentuk didasari hasrat untuk memperkuat kerja sama yang erat antar pemerintah, dengan meningkatkan efektifitas aparat penegak hukum dari masing-masing pemerintah di bidang penyelidikan dan penuntutan kejahatan, dan perampasan hasil kejahatan serta proses lanjutannya 122 Hong Kong telah menjadi bagian dari wilayah Cina sejak zaman kuno, diduduki oleh Inggris setelah perang Opium tahun 1840. Pada 19 Desember 1984, . Pada dasarnya Republik Indonesia telah memiliki perjanjian dengan Republik Rakyat Cina mengenai Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana, yaitu Treaty between the Republic of China on Mutual Assistance in Criminal Matters, yang diberlakukan di Indonesia dengan UU RI No. 8 tahun 2006 tanggal 18 April 2006 tentang Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Cina, mengenai Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana. Perjanjian MLA dengan Hong Kong SAR dibuat karena didasari prinsip ‘one country two systems’ yang berlaku di daerah administrasi khusus ini, dan dituangkan dalam suatu bentuk persetujuan agreement. 122 Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Hong Kong Special Administrative Region of the People’s Republic of China concerning Mutual Legal Assistance in Criminal Matters. Universitas Sumatera Utara pemerintah Cina dan Inggris menandatangani Joint Declaration on the Question of Hong Kong, menegaskan bahwa pemerintah Republik Rakyat Cina akan melanjutkan pelaksanaan kedaulatan atas Hong Kong yang berlaku sejak 1 Juli 1997, sehingga memenuhi aspirasi rakyat Cina untuk pemulihan Hong Kong 123 123 The Basic Law of the Hong Kong Special Administrative Region of the People’s Republic of China, April 1990. . Universitas Sumatera Utara Gambaran Kondisi Hong Kong Wilayah Hong Kong terletak di antara 22°15’ LU dan 114°10’ BT dengan total luas wilayah 1.092 km 2, dimana 1.042 km 2 luas daratannya, berada di kawasan Asia Timur dengan berbatasan dengan Laut Cina Selatan di selatan dan dengan wilayah Cina di utara. Hong Kong beriklim muson tropis, dimana berhawa sejuk dan lembab di musim dingin, panas dan berhujan di musim semi hingga musim panas, dan hangat serta cerah di musim gugur dengan sekali-sekali dilanda angin topan taifun pada musim panas 1. Gambaran Kondisi Geografi dan Demografi 124 Hong Kong berasal dari bahasa Canton “Heung Kong” yang berarti Pelabuhan Wangi, yang telah disinggahi kapal-kapal yang melakukan perdagangan antara Cina dengan negara-negara Eropa Barat pada tahun 1884- 1950. Hong Kong ditemukan oleh pelaut Portugis, Jorge Alvares, tahun 1533, dan sejak saat itu kapal-kapal Portugis sering berlabuh di sekitar Hong Kong. Pada akhirnya Pulau Hong Kong diserahkan Kekaisaran Cina untuk selamanya in perpetuity dan menjadi koloni Kerajaan Inggris melalui Perjanjian Nanking tahun 1842 setelah Perang Candu I. Pada tahun 1860, wilayah koloni Hong Kong bertambah Semenanjung Kowloon sisi selatan Boundary Street dan Stonecutter’s Island. Penyerahan yang untuk selamanya ini juga dilakukan Kekaisaran Cina ke Inggris melalui Convention of Peking setelah Perang Candu II. Daerah koloni Hong Kong semakin diperluas dengan disewanya wilayah- . 124 Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi, ASIA, Internusa, Jakarta, 1990, hal. 72. Universitas Sumatera Utara wilayah sekitarnya, yang dikenal sebagai New Territories termasuk New Kowloon dan Pulau Lantau oleh Inggris selama 99 tahun. Masa sewa ini dimulai pada tanggal 1 Juli 1898 dan berakhir pada tanggal 30 Juni 1997 dan dilakukan melalui Convention of Peking II. Pecahnya Perang Korea tahun 1950-1953 membawa dampak besar bagi perekonomian Hong Kong, yaitu saat AS mengembargo barang-barang Cina, Hong Kong dapat bertahan dengan mengembangkan industri-industri pelayanan dan manufacturing, yang kemudian berkembang menjadi wilayah manufacturing dan pusat keuangan internasional. Sejak berada di bawah kekuasaan Inggris, Hong Kong berkembang menjadi pelabuhan dagang besar dan pelabuhan masuk bagi Cina. Namun kemudian, posisinya sebagai pelabuhan masuk merosot tajam saat PBB menetapkan embargo atas RRC sebagai akibat dari Perang Korea. Untuk mengatasi masalah ini, Hong Kong segera membangun industri tekstil dan mengambil tenaga buruh murah dari RRC. Industri tekstil ini menjadi tulang punggung ekonomi Hong Kong hingga dasawarsa 1970-an. Setelah periode tersebut, Hong Kong mulai bergerak membangun ekonominya dari sektor keuangan dan perbankan. Kedua sektor ini akhirnya menjadi pendorong utama tercapainya kemakmuran Hong Kong saat ini. Pada awal dasawarsa 1980-an, dengan makin dekatnya akhir masa sewa New Territories, Inggris harus memulai perundingan pengembalian Hong Kong ke RRC. Hal ini karena RRC telah menyatakan tidak akan menyewakan New Territories lagi dan Pulau Hong Kong Universitas Sumatera Utara serta Kowloon amat bergantung pada sumber air dan pembangkit listrik yang berada di New Territories. Perjanjian Peking II Inggris-Cina tahun 1898 merupakan perjanjian sewa- menyewa New Territories daerah terakhir setelah Pulau Hong Kong dan Semenanjung Kowloon yang diperoleh kolonial Inggris selama 99 tahun, sehingga membawa konsekuensi bahwa Hong Kong harus dikembalikan kepada Cina tahun 1997. Perundingan selanjutnya mengenai masa depan Hong Kong dimulai tahun 1982 dan menghasilkan “Joint Declaration of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland and the Government of the People’s Republic of China on the Question of Hong Kong”, yang ditandatangani di Beijing, 19 Desember 1984. Sesuai Joint Declaration tahun 1984 tersebut, kedaulatan Inggris atas Hong Kong berakhir setelah masa sewanya berakhir tanggal 30 Juni 1997. Sejak saat itu, Hong Kong resmi dikembalikan ke Cina tanggal 1 Juli 1997 pada pukul 00.00 waktu setempat setelah 1,5 abad berada dalam kekuasaan Inggris. Selanjutnya Hong Kong menjadi Wilayah Administrasi Khusus Special Administrative RegionSAR dimana Pemerintah RRC menegaskan untuk melaksanakan apa yang disebut sebagai “one country, two systems” dan “Hong Kong People Ruling Hong Kong” khusus untuk wilayah Hong Kong 125 . 125 Laporan Pelaksanaan Tugas Kedinasan Konsul Kejaksaan KJRI Hong Kong SAR. 2. Gambaran Kondisi Politik Dalam Negeri a. Gambaran Politik Umum Universitas Sumatera Utara Maksud dari kebijakan “one country, two systems” adalah sistem ekonomi sosialis di Cina tidak akan dilaksanakan di Hong Kong, dan sistem kapitalis serta gaya hidup di Hong Kong akan tidak berubah selama 50 tahun hingga 2047. Dalam rangka menyusun sistem Pemerintahan Hong Kong SAR, Parlemen Cina National People’s CongressNPC ke-7 mengesahkan Konstitusi Mini Hong Kong SAR yang disebut Basic Law tanggal 4 April 1990 dan mulai berlaku 1 Juli 1997. Basic Law menggantikan Letters of Patent dan Royal Instruction yang menjadi dasar hukum pada masa pemerintahan Inggris. Berdasarkan Basic Law, Hong Kong SAR memiliki otonomi sangat luas kecuali dalam masalah politik luar negeri dan pertahanan, serta berhak mengurus sendiri eksekutif, legislatif, dan judikatif yang independen termasuk juga putusan akhir pengadilan. Sistem sosial dan ekonomi, gaya hidup, hak-hak dan kebebasan dijamin oleh Pemerintah RRC, bahkan sistem liberalkapitalis di Hong Kong SAR tetap dipertahankan selama 50 tahun. Urusan dalam negeri Hong Kong tidak bisa dicampuri badan apapun dari RRC. Untuk menjamin ketentuan tersebut betul- betul dilaksanakan, Pemerintah RRC membentuk “The Hong Kong and Macau Affairs Office of the State Council” sebagai lembaga pengawas bagi pejabat- pejabat Cina yang bertugas antara lain mengatur kunjungan pejabat pemerintah Hong Kong ke Cina serta menangani issue-issue yang memerlukan kerjasama dengan Pemerintah Pusat RRC. b. Kekuasaan Eksekutif 126 126 Ibid. Universitas Sumatera Utara Sebagai persiapan peralihan kedaulatan, Pemerintah RRC membentuk Election Committee EC, yang beranggotakan 800 orang 400 orang ditunjuk Pemerintah RRC dan 400 orang perwakilan berbagai kelompok fungsional di masyarakat bulan Desember 1996 untuk memilih Kepala Pemerintahan Hong Kong SAR yang disebut sebagai Chief Executive CE. EC kemudian memilih Tung Chee-hwa, seorang pengusaha kapal dan mantan anggota Executive Council EXCO, yaitu lembaga penasehat Gubernur Chris Patten urusan Hong Kong serta Wakil Ketua Komite Persiapan Preparatory Committee Alih Kedaulatan Hong Kong, menjadi CE Hong Kong. Tung Chee-hwa ditetapkan sebagai calon CE Hong Kong SAR tanggal 11 Desember 1996 dan resmi dilantik sebagai CE Hong Kong SAR pertama oleh Presiden RRC Jiang Jemin di Beijing tanggal 18 Desember 1996 dengan masa jabatan 5 tahun. Tung Chee-hwa kemudian terpilih kembali pada pemilu yang diikuti 800 anggota EC tanggal 1 Juli 2002 untuk masa jabatan sampai tahun 2007. Sesuai Basic Law, CE menunjuk EXCO yang menjadi kabinet dalam membantu pembuatan kebijakan, sedangkan untuk membantu menjalin hubungan dengan dunia internasional dan memberikan masukan di bidang ekonomi, perdagangan, dan industri, CE juga membentuk Council of International Advisers. Disamping itu, CE juga membentuk kelompok penasehat tingkat tinggi yang tergabung dalam Commission for Strategic Development. c. Kekuasaan Legislatif Universitas Sumatera Utara Kekuasaan parlemen dipegang oleh Legislative Council LEGCO yang beranggotakan 60 orang berkomposisi 30 orang dipilih langsung berdasarkan pembagian geografis dan 30 orang perwakilan dari kelompok-kelompok fungsional, dengan masa jabatan 4 tahun. LEGCO berwenang membuat UU, mengontrol dan menyetujui anggaran, mengontrol perpajakan dan pengeluaran negara, mengawasi kinerja pemerintah, memperdebatkan kebijakan eksekutif dan yang menjadi kepentingan umum, dan menerima serta mengatasi keluhan-keluhan warga Hong Kong. Keanggotaan LEGCO saat ini berdasarkan pemilu ke-3 tanggal 12 September 2004 yang terbagi dalam fraksi pro-pemerintahpro-Beijing dan fraksi pro-demokrasi. Kelompok pro-pemerintah memiliki 34 kursi 62, sementara pro-demokrasi dan independent menguasai 25 kursi. Fraksi pro-pemerintah yaitu Association for Democracy and People’s Livelihood ADPL 1 kursi, Democratic Alliance for the Betterment DAB 12 kursi 9 kursi dari pembagian geografis dan menjadi partai terbanyak, kursinya meningkat 1 kursi dibanding pemilu tahun 2000, dan Partai Liberal 10 kursi 2 kursi dari pembagian geografis dan memperoleh tambahan 2 kursi dari pemilu sebelumnya. Fraksi pro-pemerintah tidak menjadi mayoritas yang menentukan karena keputusan LEGCO harus didukung 41 suara. Fraksi pro-demokrasi terdiri dari Partai Demokrat 9 kursi sebelumnya memperoleh 12 kursi, Partai Frontier 1 kursi, Article 45 Concern Group 4 kursi 2 kursi dari pembagian geografis, dan independen 11 kursi. Perdebatan utama antar fraksi adalah masalah kerangka waktu pelaksanaan universal suffrage pemilihan langsung oleh pemilih berusia tertentu. Fraksi pro- Universitas Sumatera Utara demokrasi ingin universal suffrage mulai dilaksanakan pada pemilihan CE tahun 2007 dan anggota LEGCO tahun 2008, sedangkan fraksi pro-pemerintah tak menolak pelaksanaan universal suffrage, namun tidak ingin ada penetapan kerangka waktu tertentu. Pandangan ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah RRC yang tidak ingin segera melaksanakan demokrasi penuh di Hong Kong. Disamping itu terdapat parlemen tingkat wilayah yaitu District Council yang terdiri dari 18 distrik yang memberikan saran pelaksanaan kebijakan di tiap wilayahnya. District Council memiliki anggota yang disebut District Councillors sebanyak 400 orang yang dipilih, 27 merupakan anggota ex-officio, dan 102 orang ditunjuk. Sama dengan anggota LEGCO, District Councillors juga memiliki masa jabatan 4 tahun yang dimulai tanggal 1 Januari 2004. d. Kekuasaan Yudikatif Di bawah prinsip “one country, two systems”, sistem hukum Hong Kong SAR berbeda dengan di RRC, dan berlandaskan pada “common law” yang merupakan warisan Inggris dan menjadi elemen penting dari sistem hukum Hong Kong SAR, dengan peradilan yang independen dari eksekutif dan legislatif. Pengadilan menentukan sendiri putusannya tidak pandang apakah itu menyangkut WN biasa, perusahaan, atau bahkan dengan pemerintah. Pengadilan Banding Akhir Court of Final Appeal merupakan pengadilan banding tertinggi di Hong Kong SAR yang diketuai Chief Justice, dengan anggotanya terdiri dari 3 orang hakim tetap dan suatu panel yang terdiri dari 8 hakim Hong Kong tidak tetap dan 9 hakim tidak tetap dari jurisdiksi common law lain. Peraturan-peraturan hukum yang berlaku sebelum handover masih tetap diberlakukan. Universitas Sumatera Utara Pasal 84 Basic Law menyatakan bahwa pengadilan Hong Kong berhak untuk menggunakan keputusan pengadilan yurisprudensi di luar negeri sebagai referensi atau mengundang hakim asing untuk berpartisipasi dalam proses hukum di Pengadilan Banding Akhir Court of Final Appeal. Struktur sistem peradilan Hong Kong terdiri dari: a. Pengadilan Banding Akhir Court of Final Appeal yang menggantikan Judicial Committee of the Privy Council, b. Pengadilan Tinggi High Court yang terdiri dari Pengadilan Banding Court of Appeal dan Pengadilan Tingkat Pertama Court of First Instance, c. Pengadilan Negeri District Court, termasuk di dalamnya Pengadilan Keluarga Family Court. Badan-badan peradilan lainnya adalah Pengadilan Agraria Lands Tribunal, Magistrates’ courts, dan Pengadilan Anak-anak Juvenile Court. Selain itu masih ada Mahkamah Kedokteran Coroner’s Court, Mahkamah Tenaga Kerja Labour Tribunal, Mahkamah Perdata Ringan Small Claims Tribunal, dan Mahkamah Kesusilaan Obscene Articles Tribunal yang bertanggung jawab untuk memberikan klasifikasi atas pornografi non-video selain film dan tayangan televisi yang akan diedarkan di Hong Kong. Hakim di Pengadilan Banding Akhir dipilih dan diangkat oleh CE Hong Kong. Pengadilan Banding Akhir memiliki tiga orang hakim tetap dan suatu panel yang terdiri dari delapan hakim tidak tetap dari Hong Kong dan sembilan hakim tidak tetap dari jurisdiksi common law lain. Basic Law sendiri dapat diinterpretasikan oleh Komite harian Kongres Rakyat Nasional RRC dan hak ini Universitas Sumatera Utara telah digunakan tiga kali, termasuk dalam menginterpretasikan masa tugas CE Donald Tsang saat ini. Seperti di Inggris, para penasehat hukum di Hong Kong terbagi dua kategori yaitu solicitor dan barrister. Sebagian besar penasehat hukum di Hong Kong masuk dalam kategori solicitor dan memiliki lisensi serta diatur oleh Law Society of Hong Kong. Barrister dilisensi dan diatur oleh Hong Kong Bar Association dan hanya barrister yang berhak masuk ke Pengadilan Banding Akhir dan Pengadilan Tinggi. Seperti di Inggris pula, tradisi pengadilan di Hong Kong mewajibkan hakim, jaksa, dan penasehat hukum memakai wig dan jubah 127 . Politik One Country Two Systems Cina adalah politik yang diterapkan di wilayah administratif khusus SAR=Special Administrative Region Hong Kong secara khusus 3. Politik One Country Two Systems Cina 128 127 Ibid. 128 Rene L. Pattiradjawane, seminggu Penyerahan Hong Kong kepada Cina, Harian Kompas, 26 Juni 1997. , walaupun Hong Kong tersebut adalah wilayah Cina yang baru diserahkan kembali namun berbeda pengaturannya dengan wilayah Cina yang lainnya. Artinya segala sesuatunya yang akan ditetapkan di Hong Kong berbeda bentuknya dan sistemnya dari wilayah Cina lainnya. Inilah yang menyebabkan hal tersebut dikatakan sebagai politik satu negara dua sistem. Politik satu negara dua sistem ini dapat dilihat dari berbagai bentuk dan sistemnya, yang terbagi atas: Komponen Sosialisme ala Cina, Ekonomi Internasional yang Metropolis, Basic Law, Infrastruktur dan Ciri Keterbukaan. 1. Komponen Sosialisme ala Cina Universitas Sumatera Utara Satu negara dua sistem adalah kebijakan yang dianut pemerintah Cina sejak tanggal 1 Juli 1997, setelah acara penyerahan wilayah Hong Kong kepada Cina. Formulasi kebijakan RRC pada awalnya dimulai tahun 1950-an. Ketika itu Perdana Menteri Zhou Enlai di depan sidang Kongres Rakyat Nasional KRN pada bulan Mei 1995; mengatakan ada dua alternatif yang terbuka bagi rakyat Cina untuk menyelesaikan masalah Taiwan melalui cara perang atau cara damai. Perubahan besar menjelang akhir dekade 1970-an, dengan bergesernya fokus pekerjaan Partai Komunis Cina PKC ke program modernisasi ekonomi, para penguasa di Beijing kembali merumuskan posisi kebijakan politik yang dikenal dengan reunifikasi damai dan satu negara dua sistem. Dokumen-dokumen pemerintah Cina menyebutkan, posisi ini merupakan kepentingan nasional secara menyeluruh serta mempertimbangkan masa depan negara. Hal ini dipertegas dengan disampaikannya pernyataan yang mengelaborasi kebijakan dan prinsip yang berkaitan dengan Taiwan ini. Sebab setelah reunifikasi Taiwan bisa menikmati derajat otonomi yang tinggi sebagai sebuah kawasan administrasi khusus. Hal ini pula yang dijalankan di Hong Kong sebagai satu daerah administrasi khusus. Semangat “Reunifikasi secara Damai” dan “Satu Negara Dua Sistem” ini, adalah komponen paling penting dalam teori dan praktek membangun sosialisme ala Cina, serta menjadi kebijakan dasar pemerintah RRC. Setidaknya ada empat hal yang mencakup semangat dasar kebijakan ini. 1. Hanya ada satu Cina di dunia dan Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan. Universitas Sumatera Utara 2. Koeksistensi dari kedua sistem Sosialisme dan Kapitalisme, Cina yang sosialis dan Taiwan yang kapitalis bisa saling berdampingan dan bersama-sama membangun tanpa salah satu menelan yang lain. 3. Derajat otonomi yang tinggi, dimana setelah Reunifikasi Taiwan akan menjadi kawasan administrasi khusus dan berbeda dengan wilayah-wilayah lainnya. Taiwan dapat menjalankan partai politik sendiri, sistem judikatif, legislatif sendiri, militer sendiri, ekonomi dan keuangan. 4. Negosiasi damai sebagai bagian dari aspirasi seluruh rakyat Cina untuk mencapai Reunifikasi melalui jalan damai. Reunifikasi damai akan memperluas kohesi bangsa Cina, dan akan menciptakan stabilitas ekonomi di Taiwan, serta membangun dan mempromosikan kebangkitan dan kesejahteraan Cina secara menyeluruh. Karena ketegangan politik yang dihadapi oleh Cina-Taiwan yang diwarnai juga dengan beberapa konflik tidak langsung, gagasan “Satu Negara Dua Sistem” ini dianggap sebagai sasaran jangka panjang dalam rangka Reunifikasi Taiwan 129 Sebagai teori unifikasi Cina, “Satu Negara Dua Sistem” menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari deklarasi bersama antara Cina-Inggris serta “Basic , bersamaan dengan berakhirnya masa sewa Inggris atas Hong Kong, Pulau Kowloon, dan atas seluruh wilayah Hong Kong lainnya. Kesepakatan yang dicapai Cina-Inggris yang tertuang dalam Deklarasi Bersama Cina-Inggris 1984, kemudian menerapkan prinsip-prinsip “Satu Negara Dua Sistem” sebagai jaminan tidak akan berubahnya bakal bekas koloni Inggris ini selama 50 tahun. 129 Dewa Made Sastrawan, Menguji Kebijaksanaan “Satu Negara Dua Sistem”. Universitas Sumatera Utara Law” konstitusi mini yang akan mengatur dan menjamin masa depan Hong Kong. Ada dua pokok penting dalam teori “Satu Negara Dua Sistem” ini yaitu : “Kembalinya Hong Kong ke Pangkuan Kedaulatan Cina”, dan “Dipertahankannya Stabilitas dan Kesejahteraan Hong Kong”. Ditambahkan, jika kebijakan keterbukaan terus tidak berubah selama 50 tahun pada abad mendorong, maka dalam 50 tahun, ini bukan sesuatu asal sebut, muncul dari luapan emosi. Lima puluh tahun adalah hasil yang sudah mempertimbangkan kenyataan yang ada di Cina, serta waktu yang dibutuhkan untuk berkembang lebih baik atau sebaliknya. 2. Mempertahankan Ekonomi Internasional yang Metropolis Prinsip “Satu Negara Dua Sistem” pada dasarnya ditujukan sebagai bagian dari program jangka panjang reunifikasi Cina dengan tiga wilayah di sekitarnya, yaitu Hong Kong, Makao yang menjadi kedaulatan Cina setelah diserahkan Portugal pada tahun 1999, serta Taiwan. Masalah Taiwan bagi Cina akan menjadi bagian yang paling sulit untuk diselesaikan, karena berbeda dengan Hong Kong dan Makao. Jika Hong Kong dan Makao adalah bagian dari politik kolonialisasi peninggalan abad 19 dari negara-negara Eropa, khususnya Inggris dan Portugal, maka kondisi di Taiwan menjadi berbeda 130 Prinsip satu negara dua sistem yang dijadikan kebijakan dasar pemerintah Cina juga menjadi komponen terpenting dalam mengembangkan sosialisme ala Cina. Ciri-ciri utama Sosialisme ala Cina ini ditujukan untuk membawa Cina ke alam Modernisasi dengan keterbukaan dan reformasi serta modernisasi ekonomi. . 130 Ibid. Universitas Sumatera Utara Persoalan yang dihadapi Cina sekarang ini setelah bergabungnya Hong Kong ke wilayahnya adalah prinsip satu negara dua sistem ini belum pernah di lapangan, dan masih berupa teori yang belum pernah diaplikasikan. Akibatnya, banyak pertanyaan yang muncul tentang apa yang membedakan Hong Kong, kawasan kedaulatan Cina pasca 1 Juli 1997 dengan Zona Ekonomi Khusus ZEK yang ada di daratan Cina, seperti Shenzen, Zhultai, Xiamen, Pudong Pulau Hainan dan lainnya 131 Sedangkan ZEK yang ada di daratan Cina, banyak menikmati preferensi dalam kebijaksanaan ekonomi saja, dan tidak mempunyai derajat otonomi yang tinggi. Perbedaan yang lain adalah Hong Kong SAR akan tetap menjalankan . Selain ZEK, beberapa propinsi di Cina juga mempunyai otonomi khusus seperti Tibet, Xinjiang, di bagian Barat RRC, serta Mongolia dalam. Ada beberapa hal yang membedakan otonomi daerah-daerah tersebut dengan otonomi yang akan diberlakukan di kawasan Administrasi Khusus Hong Kong Hong Kong SAR, yaitu: a. Otonomi Wilayah Hong Kong SAR pada saat terbentuk 1 Juli 1997, adalah sebuah kawasan administrasi lokal yang berlangsung dan berada di bawah kendali pemerintah pusat. Sebagai sebuah kawasan khusus, Hong Kong SAR akan mempunyai kekuatan eksekutif dan legislatif sendiri, maupun institusi judikatif mandiri termasuk keputusan akhir pengadilan sendiri. 131 Rene L. Pattiradjawane, Laporan dari Hong Kong, Seminggu sebelum Penyerahan Wilayah, Kompas, Juni 1997. Universitas Sumatera Utara sistem kapitalis selama 50 tahun, sedangkan ZEK akan terus menjalankan kebijakan perekonomian sesuai dengan sistem sosialis. Cina menganggap, kelangsungan sistem politik Hong Kong akan dipimpin sebuah Tim Eksekutif pada 1 Juli 1997. Organ eksekutif di Hong Kong melaksanakan fungsi-fungsi utama pemerintahan, dan sesuai dengan tradisi politik Inggris, badan legislatif menjalankan peranan perimbangan kekuasaan dan supervisi. Salah satu keputusan ditetapkannya Hong Kong menjadi kawasan Administratif Khusus dengan derajat otonomi yang tinggi, bukan karena para penguasa di Beijing melihat Hong Kong sebagai sebuah negara bekas jajahan, tetapi karena melihat Hong Kong sebagai kawasan ekonomi Internasional yang metropolis. b. Integrasi Parsial Persoalan lain yang muncul adalah bagaimana menentukan status Hukum secara Internasional bagi Hong Kong di bawah prinsip “satu negara dua sistem” 132 Berkaitan dengan personalitas internasional Hong Kong yang tidak berubah selama 50 tahun, dan muncul pertanyaan kembali, apakah Hong Kong . Hong Kong adalah sebuah entitas, tapi bukan sebuah negara. Hong Kong mempunyai berbagai atribut kenegaraan, tetapi tidak berdaulat namun mempunyai derajat otonomi yang tinggi. Hong Kong bukan anggota konvensional masyarakat internasional, namun diakui sebagai pemeran berwibawa dalam panggung internasional. 132 Ibid. Universitas Sumatera Utara bisa mengharapkan intervensi internasional pada saat dibutuhkan upaya melindungi struktur politik otonomi serta pilihan bebas free choice penduduknya. Pada beberapa organisasi internasional, Hong Kong SAR pasca 1 Juli 1997 menjadi anggota penuh, seperti APEC, Organisasi Perdagangan Dunia WTO, Organisasi Meteorologi Dunia WMO, dan Bank Pembangunan Asia ADB. Polemik lain yang muncul adalah jika Hong Kong SAR, yang terlibat dalam berbagai organisasi dunia tersebut, tidak bisa memenuhi kewajiban- kewajiban internasionalnya. Dalam konteks yang lebih lokal berkaitan dengan masalah yurisdiksi dan legislatif Hong Kong SAR pasca Juli 1997, akan dipertanyakan sampai seberapa jauh Hong Kong akan dijamin menjalankan yurisdiksi di wilayahnya tanpa intervensi dari penguasa RRC. Dalam sistem peradilan, akan dipertahankan sistem peradilan Hong Kong di bawah pengawasan Inggris dahulu. Tetap mandiri dan mempunyai otonomi, menurut Basic Law yang akan menjadi pegangan perundang-undangan Hong Kong SAR pasca 1 Juli 1997. Tidak ada undang-undang Cina yang bisa diberlakukan di wilayah Hong Kong SAR. Akan tetapi banyak yang mengkhawatirkan bahwa peradilan Hong Kong pasca Juli 1997 akan banyak dipengaruhi oleh RRC. Berdasarkan adanya dua sistem ini, permasalahan yang bakal dihadapi berkaitan dengan kompabilitas antara sistem perundangan Cina Universitas Sumatera Utara dan sistem undang-undang Hong Kong. Pada akhirnya, konsep “satu negara dua sistem” lebih mudah digapai dalam teori dibanding dalam mempraktekkannya 133 Presiden dan Sekjen PKC serta ketua komisi militer pusat, Jiang Zemin menyatakan jauh-jauh hari . Dua entitas yang berbeda, satu dari sebuah masyarakat kapitalis maju yang dipacu atas dasar kekuasaan hukum dan satunya pada tingkat awal perkembangan kapitalis yang didorong oleh kekuasaan orang, disatukan dalam kerangka kerja politik yang tunggal. Memang masih harus dilihat lebih lanjut apakah integrasi secara parsial dengan daratan Cina ini akan tetap mempertahankan dasar-dasar kesatuan sistem di Hong Kong. 3. Basic Law sebagai Sumber Prinsip dan Hukum Basic Law dapat diartikan sebagai hukum dasar. Namun arti sesungguhnya adalah hukum yang akan dipergunakan di wilayah Hong Kong SAR akan berbeda dengan negara induknya, Cina. Mengenai penerapan gagasan “satu negara dua sistem” sesuai dengan sistem Hukum Hong Kong ditegaskan kembali bahwa Hong Kong SAR didirikan berdasarkan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang mandiri, termasuk kekuasaan untuk mengambil keputusan, yang semuanya sesuai dengan Basic Law konstitusi mini Hong Kong. 134 133 Rhoda Mushkat, “One Country Two International Legal Personality, Hong Kong University, 1996. 134 Far Eastern Economic review magazine, Juni 1997. , bahwa dalam mengatur administrasinya, Hong Kong akan bertindak sesuai dengan Basic Law, sebagai contoh ia mengatakan, “Kalau saya ke Hong Kong, maka saya harus tunduk kepada undang-undang Hong Kong”. Universitas Sumatera Utara Hal ini menandakan status derajat otonomi Hong Kong yang benar-benar dijaga oleh Cina sebagai pusat bisnis dunia. Pernyataan dan penegasan ini menjadi penting, karena ada keraguan yang tetap mempertanyakan kemungkinan terlaksananya gagasan “satu negara dua sistem” tersebut. Dalam penyelesaian masalah Hong Kong, ada dua dokumen yang sangat menentukan apakah gagasan “satu negara dua sistem” dapat diejawantahkan pasca 1 Juli 1997. Kedua dokumen tersebut adalah : a. Deklarasi Bersama Cina-Inggris 1984, dan b. Basic Law. Deklarasi bersama Cina-Inggris adalah sebuah konvensi diplomatik untuk menyelesaikan masalah Hong Kong sebagai persoalan yang tersisa dari sejarah, dan Basic Law merupakan dokumen legal RRC yang diputuskan sesuai dengan konstitusi negara tersebut. Basic Law dalam bentuk Hukum mewakili pemulihan kedaulatan Cina atas Hong Kong dan administrasi setelah 1997, sesuai dengan kebijakan “satu negara dua sistem”. Baik deklarasi bersama Cina-Inggris dan Basic Law mempunyai dua pokok dasar, kembalinya Hong Kong ke RRC dan mempertahankan kesejahteraan dan stabilitas Hong Kong. Pencapaian hal tersebut harus didasarkan pada mekanisme satu negara dua sistem, serta serangkaian kerja kebijakan khusus yang sesuai dengan konsep “satu negara dua sistem” tersebut. Secara isi, Basic Law mulai dari awal sampai akhir memanifestasikan prinsip “satu negara dua sistem”, rakyat Hong Kong memerintah Hong Kong serta otonomi dengan derajat tinggi bagi Hong Kong. Universitas Sumatera Utara Dalam penjelasan tentang hubungan antara pemerintah pusat dan Hong Kong SAR, Basic Law, menetapkan dalam asumsi untuk menjaga kedaulatan nasional dan mempraktekkan sebuah sistem sosialis di daratan Cina. Sistem kapitalis dan gaya hidup Hong Kong yang ada sekarang ini tidak akan berubah selama 50 tahun. Pemerintah pusat akan bertanggung jawab hanya pada masalah pertahanan Hong Kong, dan masalah luar negeri maupun masalah lainnya yang ditetapkan oleh undang-undang. Segala kekuasaan yang bisa diserahkan kepada Hong Kong SAR, yang merupakan sebuah otonomi dengan derajat tinggi yang belum pernah ada presidennya. Umpan balik dan pernyataan dari Cina, tentang Otonomi Hong Kong dalam prinsip satu negara dua sistem, tetap juga membawa dampak kekhawatiran. Dengan asumsi bahwa Hong Kong akan mengalami intervensi yang sama seperti Tibet, Cina akan menentukan pemerintahan Hong Kong. Artinya, para pemimpin Sistem Sosialis akan memilih pemimpin-pemimpin dari sistem kapitalis, dan hal ini sangat bertentangan dengan semangat “satu negara dua sistem” 135 Secara luas, jaminan tidak akan berubahnya Hong Kong setelah menjadi kedaulatan Cina telah ditegaskan oleh Presiden Jiang Zemin. Tidak ada yang baru sejauh berkaitan dengan jaminan para pemimpin Cina atas masa depan Hong Kong di bawah kekuasaan mereka. Selama berada dibawah kekuasaan Inggris, Hong Kong sebenarnya sudah menikmati posisi otonominya. Sementara dibawah Cina sudah dimulai sejak 1 Juli 1997, sampai paling tidak selama 50 tahun . 135 Ibid. Universitas Sumatera Utara kedepan. Hal ini yang dipertegas dalam Basic Law konstitusi mini Hong Kong SAR tersebut. 4. Infrastruktur Persoalan lain adalah berkaitan dengan masalah pembangunan fisik Hong Kong. Apa dampak infrastruktur Hong Kong setelah penyerahan kedaulatan ke RRC ? Basic Law Hong Kong SAR tidak secara mendalam membahas masalah ini. Pasal 119 menyebutkan Pemerintah Hong Kong SAR akan memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memadai untuk mempromosikan dan mengkoordinasikan pembangunan untuk berbagai kepentingan perdagangan seperti manufaktur, komersial, turisme, real estate, transportasi, utilities umum, jasa, pertanian dan perikanan, serta memberikan perlindungan lingkungan. Hong Kong memang sangat tergantung kepada infrastruktur lokal dan lintas-batas. Untuk mempertahankan posisinya sebagai pusat transit internasional. Kurang koordinasinya antara Inggris dan Cina berkaitan dengan masalah infrastuktur ini memang mengkhawatirkan. Hubungan yang tidak serasi antara Inggris dan Cina, seperti tertundanya anggaran pengeluaran infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi perekonomian Hong Kong. Salah satu contohnya adalah penolakan Beijing untuk menyetujui pembangunan CT9 setelah terminal kontainer baru yang melibatkan perusahaan jardine. Salah satu proyek infrastrukturnya adalah Bandara Check Lap Kok, senilai 20 milyar dolar AS, merupakan proyek infrastruktur terbesar di dunia yang diperkirakan akan selesai pada tahun 1998. Bandara baru Check Lap Kok ini Universitas Sumatera Utara merupakan bagian dari paket infrastruktur yang diajukan oleh Gubernur Hong Kong, Wilson pada bulan Oktober 1989. Sebagai langkah kepercayaan menjelang penyerahan kedaulatan. Sebaliknya Cina melihat port dan air Development Strategis yang bertanggung jawab atas pembangunan bandara tersebut, dilihat sebagai suatu komplotan untuk mengalihkan dana keluar dari Hong Kong. Bank pun menolak untuk mendanai mega proyek ini menunggu sampai ada dukungan dari RRC. Dukungan dari Cina muncul tahun 1994 yang sepakat untuk mendanai pembangunan Bandara Check Lap kok tersebut. Infrastruktur ini memang sangat penting bagi Hong Kong, melihat posisi Hong Kong sebagai negara transit internasional. Infrasruktur ini yang akan mendukung semuanya itu. 5. Pelabuhan Bebas Jauh sebelum waktu yang disepakati untuk menyerahkan wilayah Hong Kong dari Inggris ke daulatan Cina, Cina sudah mengakui Hong Kong pelabuhan bebas dengan ciri-cirinya sendiri. Sebuah pelabuhan bebas selalu mengacu kepada kawasan ekonomi yang terbuka terhadap dunia luar dan bebas bagi keluar masuk barang dan industri dunia. Hal ini termasuk bebas untuk mendirikan perusahaan bebas berdagang, bebas pengapalan, bebas pertukaran mata uang, dan bebas arus modal dan pergerakan uang. Ciri-ciri Hong Kong sebagai pelabuhan bebas antara lain adalah besarnya wilayah derajat keterbukaan yang tinggi, fungsi-fungsi yang saling terkait, serta kekuatan ekonomi yang besar. Sebagai pelabuhan yang bebas, wilayah yang tercakup termasuk pulau Hong Kong, Kowloon, dan New Teritories. Pelabuhan Universitas Sumatera Utara bebas lain biasanya hanya terdiri dari bagian kecil dari sebuah kota khusus, seperti pelabuhan bebas Hamburg di Jerman dan pelabuhan bebas di Rotterdam, Belanda. Derajat tingkat keterbukaan Hong Kong tercermin dengan arus bebas dari segala jenis modal dan kapital, yang bisa diinvestasikan di segala jalur bisnis dan industri. Selain itu Hong Kong juga memiliki struktur ekonomi yang komprehensif, dimana perdagangan, keuangan, perkapalan, real estate, manufaktur, eceran Retail turis dan informasi semuanya berkembang dengan sangat cepat, dan dengan derajat yang tinggi. Jika dilihat dari keunggulan Cina untuk mempertahankan Hong Kong sebagai pusat bisnis dunia yang telah dirintis sejak pendudukan Inggris, memang tak main-main lagi. Kesimpulan utamanya, bahwa kepentingan Cina ada di dalamnya. Bahkan bukan hanya kepentingan Cina saja, tetapi sudah sampai kepada masa depan Cina yang dipertaruhkan. Cina ibarat seekor naga yang baru akan bangun dari tidurnya, sehingga di masa yang akan datang, geliatnya pasti akan membawa perubahan kedudukan pusat bisnis di dunia. Kebijakan internasional Cina yang memberikan otonomi penuh kepada Hong Kong SAR dinilai sebagai langkah yang tepat dalam usaha menjaga posisi Hong Kong dari negara-negara saingannya. Politik “One Country Two Systems” Cina dalam mempertahankan Hong Kong sebagai pusat bisnis dunia dinilai akan mampu dijalankan secara praktek bukan secara teori saja diterapkan. Paling tidak Universitas Sumatera Utara selama 50 tahun kedepan dan tidak terlepas kemungkinan untuk diperpanjang secara otomatis untuk 50 tahun kedua. Analisa ekonomi dunia menyimpulkan bahwa perekonomian Hong Kong sebelum dan sesudah penyerahan kepada Cina ditinjau dari Hukum Ekonomi Internasional masih akan tetap dipertahankan, bahkan bukan tidak mungkin akan lebih dari saat sebelum penyerahan Hong Kong. Kunci keberhasilannya adalah “Otonomi daerah Hong Kong SAR yang diberikan secara penuh oleh Cina untuk mengurus segalanya di Hong Kong selama 50 tahun ke depan”. Hukum Internasional sendiri memandang perjanjian Cina dengan Inggris atas wilayah Hong Kong sebagai suatu perjanjian yang sah sebagaimana biasanya bentuk-bentuk perjanjian lainnya. Perjanjian berakhir dilihat dari masa berlakunya, yakni kesepakatan antara negara-negara dalam menyatakan waktu perjanjian berakhir. Namun, jika dilihat dari segi politik dan sejarahnya, perjanjian antara Inggris dengan Cina adalah perjanjian khusus, sebab setelah selesainya perjanjian kedua negara induk, Cina masih harus mengadakan perjanjian dengan otoritas Hong Kong yang diatur dalam joint declaration, dimana segala bentuk peninggalan Inggris yang ada di Hong Kong masih akan dipertahankan setidak- tidaknya selama 50 tahun kedepan. Deklarasi Bersama menjelaskan bahwa perjanjian penyerahan wilayah tersebut hanya sebatas kepada penyerahan wilayah saja, tidak kepada seluruh sistem yang berlaku di wilayah Hong Kong. Sebagaimana bentuk perjanjian internasional yang selalu dijalankan oleh negara-negara, hanya sebatas perjanjian Universitas Sumatera Utara perbatasan wilayah, perdagangan, dan bentuk lainnya saja. Kalaupun perjanjian wilayah dilakukan tidak seunik dan seistimewa perjanjian wilayah Hong Kong. Dimana setelah perjanjian dilaksanakan, tidak seluruhnya sistem beralih ke negara asal. Hanya wilayahnya saja, dan dinyatakan bahwa segala sesuatunya akan ditetapkan selama 50 tahun ke depan. Kronologis Pembentukan MLA RI-Hong Kong SAR Berawal dari kunjungan perkenalan Konsul Kejaksaan pada 8 Juni 2005 kepada Kepala Divisi Internasional, Department of Justice Hong Kong SAR, dibicarakan juga perlu adanya suatu perjanjian kerjasama antara Pemerintah RI dengan Hong Kong dalam masalah-masalah Pidana, sebagai komitmen mereka dalam membantu berbagai jurisdiksi dalam pemberantasan kejahatan. Kedatangan Tim terpadu pemburu tersangkaterpidana pelaku tindak pidana korupsi yang dipimpin oleh Wakil Jaksa Agung RI yang berkunjung ke Hong Kong pada 13 September 2005 mempertegas akan perlunya perjanjian kerjasama semacam ini antara kedua negara dalam masalah pidana sehingga disepakati pertemuan pertama tingkat teknis untuk membahas draft MLA in Criminal Matters antara PEMRI dengan Hong Kong bertempat di Kejaksaan Agung RI, Jakarta pada 27-28 Februari 2006. Pada 15 Februari 2006, Konsul Kejaksaan KJRI Hong Kong mengadakan pertemuan dengan John Hunter dari Department of Justice Hong Kong dalam rangka koordinasi persiapan untuk First Technical Meeting on Treaty of Mutual Legal Assistance in Criminal Matters. Dan selanjutnya pada 27-28 Februari 2006 diadakan pertemuan pertama tingkat teknis pembahasan MLA in Criminal Matters Universitas Sumatera Utara antara Pemerintah Indonesia-Hong Kong SAR yang berlangsung di Kejaksaan Agung RI di Jakarta. Dalam pertemuan tingkat teknis tersebut pihak Hong Kong diwakili oleh Ms Amelia Luk, Deputy Law Officer, Mr. John Hunter Deputy Principal Government Counsel. Pada 28-29 Maret 2006, Perundingan putaran kedua pembahasan MLA in Criminal Matters antara Pemerintah Hong Kong SAR dan Pemerintah RI, sesuai dengan surat: C7-UM.01.10-06, perihal penunjukan anggota Delegasi RI pada pertemuan Tingkat Teknis tahap II terdiri dari wakil-wakil Menkopolhukam, Dephukham, Kejagung dan Polri, sementara delegasi Hong Kong diwakili oleh Pejabat Departemen Kehakiman. Pertemuan kedua ini berhasil menyepakati Perjanjian Timbal Balik Bantuan Hukum dalam Masalah Pidana antara pemerintah RI-Hong Kong SAR yang dirintis oleh Tim Pemburu Koruptor yang dipimpin oleh Wakil Jaksa Agung RI. Setelah mengalami dua kali pembahasan formal dan beberapa kali pertemuan yang bersifat teknis dan non formal, akhirnya Konsul Kejaksaan mendapatkan juga konfirmasi tertulis dan kesediaan untuk menandatangani perjanjian dari Jaksa Agung RI dan surat dukungan dari Menhukham No. MHH.AH.08.03.7 tanggal 24 Mei 2008 yang isinya memberikan dukungan sepenuhnya kepada Jaksa Agung RI untuk menandatangani perjanjian timbal balik dalam masalah-masalah pidana antara PEMRI dengan Hong Kong. Penandatanganan perjanjian Bantuan Hukum dalam Masalah Pidana selanjutnya dilaksanakan oleh Jaksa Agung RI, Hendarman Supandji sebagai wakil dari Pemerintah RI dengan Secretary for Justice, Wong Yan Lung, wakil Universitas Sumatera Utara dari Pemerintah Hong Kong SAR, pada hari Kamis tanggal 3 April 2008 bertempat di Conference Room, 4F, High Block, Queensway Government Offices, 66 Queensway Road, Hong Kong. Penandatanganan perjanjian ini disaksikan oleh pejabat tinggi dari kedua belah pihak seperti Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Deplu RI, Dirjen Administrasi Hukum Umum Depkumham RI, wakil dari Commissioner of the Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China in the Hong Kong SAR, Acting Konsul Jenderal RI di Hong Kong, wakil PPATK Indonesia, wakil NCB Interpol kedua pihak, dan wakil Security Bureau Hong Kong SAR. Acara ini semula direncanakan akan ditandatangani pada saat berlangsungnya konferensi tahunan kedua IAACA The International Association of Anti Corruption Authority di Bali pada Nopember 2007, namun pihak Hong Kong belum mendapat persetujuan tertulis dari Pemerintah Cina, sejalan dengan azas “one country two system” yang dianut mereka, akhirnya dengan dukungan Kejaksaan Agung Republik Rakyat Cina dan upaya Perwakilan PEMRI di Beijing, persetujuan didapatkan dan acara ini dapat terlaksana dengan baik. 136 Sekretaris Kehakiman, Mr Wong Yan Lung, SC, atas nama Pemerintah Hong Kong Daerah Administratif Khusus Hong Kong SAR, dan Jaksa Agung Republik Indonesia, Bapak Hendarman Supandji, atas nama Republik Indonesia,

B. Model MLA Antara RI dan Hong Kong SAR