Model MLA Antara RI dan Hong Kong SAR

dari Pemerintah Hong Kong SAR, pada hari Kamis tanggal 3 April 2008 bertempat di Conference Room, 4F, High Block, Queensway Government Offices, 66 Queensway Road, Hong Kong. Penandatanganan perjanjian ini disaksikan oleh pejabat tinggi dari kedua belah pihak seperti Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Deplu RI, Dirjen Administrasi Hukum Umum Depkumham RI, wakil dari Commissioner of the Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China in the Hong Kong SAR, Acting Konsul Jenderal RI di Hong Kong, wakil PPATK Indonesia, wakil NCB Interpol kedua pihak, dan wakil Security Bureau Hong Kong SAR. Acara ini semula direncanakan akan ditandatangani pada saat berlangsungnya konferensi tahunan kedua IAACA The International Association of Anti Corruption Authority di Bali pada Nopember 2007, namun pihak Hong Kong belum mendapat persetujuan tertulis dari Pemerintah Cina, sejalan dengan azas “one country two system” yang dianut mereka, akhirnya dengan dukungan Kejaksaan Agung Republik Rakyat Cina dan upaya Perwakilan PEMRI di Beijing, persetujuan didapatkan dan acara ini dapat terlaksana dengan baik. 136 Sekretaris Kehakiman, Mr Wong Yan Lung, SC, atas nama Pemerintah Hong Kong Daerah Administratif Khusus Hong Kong SAR, dan Jaksa Agung Republik Indonesia, Bapak Hendarman Supandji, atas nama Republik Indonesia,

B. Model MLA Antara RI dan Hong Kong SAR

136 Jan Samuel Maringka, Memorandum Serah Terima Jabatan Konsul Kejaksaan pada KJRI Hong Kong SAR, 30 Juni 2008. Universitas Sumatera Utara menandatangani Perjanjian tentang Bantuan Hukum dalam Masalah Pidana MLA pada 3 April 2008, dalam bentuk suatu persetujuan agreement. Perjanjian internasional ini adalah perjanjian MLA Hong Kong SAR ke 23 dengan negara lain yang telah ditandatangani guna memfasilitasi kerjasama untuk memerangi kejahatan serius. Hal ini akan memungkinkan untuk berbagai bantuan timbal balik yang akan ditawarkan dalam penyelidikan dan penuntutan tindak pidana dan dalam proses yang berkaitan dengan masalah pidana. Persetujuan ini berisi semua fitur penting dan perlindungan untuk perjanjian internasional jenis ini. Bantuan tersebut diatur dalam perjanjian mencakup berikut: a. Pelayanan dokumen; b. Pengambilan bukti; c. Pemindahan sementara orang-orang dalam tahanan untuk memberikan bantuan; d. Memfasilitasi kehadiran seseorang untuk memberikan bantuan; e. Menyediakan dokumen-dokumen dan catatan lain; f. Melaksanakan permintaan untuk pencarian dan penyitaan; dan g. Mengidentifikasi, menelusuri, menahan, dan menyita hasil tindak pidana. Perjanjian ini akan mulai berlaku 30 hari setelah tanggal di mana kedua belah pihak telah saling memberitahukan secara tertulis bahwa persyaratan masing-masing telah dipenuhi. Sejauh ini, Hong Kong SAR telah menandatangani perjanjian MLA dengan 22 yurisdiksi negara lain. Mereka adalah: Australia, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Selandia Baru, Italia, Korea, Swiss, Kanada, Universitas Sumatera Utara Filipina, Portugal, Irlandia, Belanda, Ukraina, Singapura, Belgia, Denmark, Polandia, Israel, Jerman, Malaysia dan Finlandia 137 a. Pengambilan bukti atau pernyataan dari orang; . Perjanjian internasional antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah Administrasi Khusus Hong Kong Republik Rakyat Cina tentang Bantuan Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana dituangkan dalam suatu Persetujuan Agreement. Ruang lingkup penerapan perjanjian bantuan ini, kedua pihak saling memberikan bantuan dalam masalah pidana, yaitu penyelidikan, penuntutan, atau proses peradilan menyangkut segala kejahatan yang pada saat permintaan bantuan, berada dalam yurisdiksi pejabat berwenang dari pihak Peminta. Bantuan juga dapat diberikan dalam kaitan dengan kejahatan yang bertentangan dengan hukum di bidang perpajakan, bea cukai, pengawasan valuta asing atau masalah pendapatan lainnya, tetapi tidak dalam kaitan dengan proses persidangan non- pidana yang terkait darinya. Bantuan meliputi: b. Pemberian informasi, dokumen, catatan dan alatbarang bukti; c. Pelacakan atau pengidentifikasian orang atau barang; d. Penyampaian dokumen; e. Pelaksanaan permintaan pencarian dan penyitaan; f. Membuat pengaturan bagi orang untuk membuat bukti atau bantuan dalam penyelidikan, penuntutan, atau proses peradilan pidana di Pihak Peminta; 137 Perjanjian MLA HKSAR dan RI, www.cifor.cgiar.orgilea, diakses terakhir kali pada 11 Oktober 2010. Universitas Sumatera Utara g. Pelacakan, penahanan, penyitaan, perampasan, dan pengembalian hasil kejahatan; dan h. Bantuan lain yang dianggap perlu oleh pihak Peminta dan sesuai dengan persetujuan ini serta hukum dari pihak Diminta 138 Persetujuan ini tidak berlaku terhadap: . a. Penangkapan atau penahanan orang untuk tujuan penyerahan orang tersebut; b. Pelaksanaan keputusan pengadilan pidana di pihak Diminta yang dijatuhkan di pihak Peminta, kecuali diperbolehkan oleh hukum dari pihak Diminta; c. Pemindahan terpidana untuk menjalani hukuman; dan d. Pemindahan proses peradilan dalam masalah pidana 139 Permintaan bantuan hukum timbal balik diproses oleh otoritas sentral dari para pihak, yaitu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dari Republik Indonesia dan Menteri Kehakiman atau pejabat yang ditunjuknya dari Daerah Administrasi Khusus Hong Kong. Otoritas sentral dapat diganti dengan pemberitahuan sesegera mungkin terhadap pihak lainnya. Otoritas sentral dapat langsung saling berkomunikasi, atau, jika dikehendaki, melalui Konsulat Jenderal di Daerah Administrasi Khusus Hong Kong . 140 Permintaan bantuan dibuat dalam bentuk tertulis, atau jika memungkinkan, melalui sarana lain yang dapat menghasilkan catatan tertulis dengan ketentuan pihak Diminta dapat menjamin keautentikannya. Dalam keadaan mendesak dan diperbolehkan oleh hukum pihak Diminta, permintaan dapat dibuat secara lisan, . 138 Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Hong Kong Special Administrative Region of the People’s Republic of China concerning Mutual Legal Assistance in Criminal Matters, Article 1. 139 Ibid., Article 2. 140 Ibid., Article 4. Universitas Sumatera Utara dalam hal demikian permintaan wajib dikonfirmasikan secara tertulis dalam waktu lima hari 141 a. Permintaan berkaitan dengan kejahatan yang dianggap oleh pihak Diminta sebagai kejahatan yang bersifat politik; . Bantuan ditolak apabila: b. Permintaan berkaitan dengan kejahatan yang diatur dalam hukum militer; c. Permintaan berkaitan dengan penuntutan orang untuk kejahatan dimana orang tersebut telah dipidana, dibebaskan, dimaafkan atau telah menjalankan hukuman yang dijatuhkan oleh pihak Diminta; d. Terdapat alasan kuat untuk menduga bahwa permintaan bantuan dilakukan untuk tujuan menyelidiki, menuntut atau menghukum seseorang karena alasan suku, jenis kelamin, agama, kewarganegaraan atau pandangan politik, atau, bahwa permintaan bantuan tersebut akan merugikan orang dimaksud karena alasan-alasan tersebut; e. Ketentuan dalam bantuan tersebut akan mengganggu kedaulatan, keamanan, ketertiban umum atau kepentingan utama dari Republik Indonesia atau untuk Daerah Administrasi Khusus Hong Kong, kedaulatan dari Republik Rakyat Cina atau bagian dari padanya atau kepentingan utama dari Daerah Administrasi Khusus Hong Kong; f. Tindakan atau kesalahan yang dituduhkan merupakan kejahatan sesuai dengan permintaan, bukan merupakan suatu kejahatan apabila terjadi di dalam yurisdiksi negara Diminta; atau 141 Ibid., Article 5. Universitas Sumatera Utara g. Tidak ada jaminan dari pihak Peminta bahwa bantuan yang diminta tidak akan digunakan untuk tujuan selain yang dinyatakan dalam permintaan tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pihak Diminta. Pihak Diminta dapat menolak bantuan, jika, menurut pendapatnya, bantuan dapat, atau mungkin dapat merugikan keamanan seseorang, apakah orang tesebut berada di dalam atau di luar wilayah pihak Diminta; atau bantuan akan memberikan beban lebih bagi sumber daya pihak Diminta. Namun, bantuan tidak dapat ditolak semata-mata dengan alasan kerahasiaan bank dan lembaga keuangan sejenis atau bahwa kejahatan tersebut juga dianggap melibatkan masalah fiskal 142 . Ketentuan-ketentuan lain yang diatur dalam persetujuan bantuan hukum timbal balik dalam masalah pidana ini, meliputi: pengembalian barang kepada pihak Diminta pasal 8, kerahasiaan dan pembatasan penggunaan pasal 9, penyampaian dokumen pasal 10, pengambilan alatbarang bukti pasal 11, kemungkinan orang dalam tahanan pasal 12 atau orang lain pasal 13 untuk memberikan bukti atau menyediakan bantuan, tindakan penjagaan pasal 14, dokumen dan catatan lain yang terbuka bagi umum pasal 15, pencarian dan penyitaan pasal 16, hasil kejahatan pasal 17, sertifikasi dan pengesahan pasal 18, perwakilan dan biaya pasal 19, penyelesaian perselisihan pasal 20, dan amandemen pasal 21, serta pemberlakuan dan pengakhiran persetujuan pasal 22. 142 Ibid., Article 6. Universitas Sumatera Utara

C. UN Model Treaty of MLA